Advertisement

Dokter Sarankan Ada Skrining Risiko Kelainan Jantung pada Atlet

Newswire
Kamis, 04 Juli 2024 - 21:57 WIB
Maya Herawati
Dokter Sarankan Ada Skrining Risiko Kelainan Jantung pada Atlet Ilustrasi serangan jantung (Freepik)

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Skrining perlu dilakukan untuk mengetahui risiko adanya kelainan masalah jantung yang bisa saja dialami oleh atlet profesional saat olahraga. Saran itu disampaikan Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia  Alexandra Gabriella.

“Kalau mau skrining kelainan masalah jantung disarankan harus ada dari dokter jantung yang bisa menginterpretasikannya, bisa dari EKG, treadmill atau dari pemeriksaan USG jantung atau ekokardiografi, kalau dari EKG-nya ada yang mencurigakan pasti atletnya dikasih tahu,” kata dokter yang disapa Gaby ini melalui wawancara daring, Selasa (2/7/2024).

Advertisement

Gaby menjelaskan, jika irama jantung tidak datang dari sinus nodul SA atau pusat aliran listrik pada jantung, maka bisa menyebabkan detak yang cepat dengan irama yang tidak teratur atau disebut aritmia. Kelainan irama jantung ini bisa menyebabkan risiko yang berbahaya seperti gagal jantung hingga kematian mendadak jika tidak ditangani dengan baik dalam jangka waktu yang lama.

Dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya ini mengatakan pada atlet memang menjadi populasi yang khusus di mana saat beraktivitas enzim jantungnya akan meningkat seperti seseorang yang terkena serangan jantung dengan irama yang cepat.

Namun sayangnya kelainan irama jantung ini tidak bisa diantisipasi tanpa pemeriksaan jantung, sehingga sering terjadi kematian mendadak bahkan pada atlet. Maka itu wajib dilakukan medical check up berkala untuk memeriksa tekanan darah dan kolesterol atau diberi alat pencegahan jika pasien sering mengalami keluhan pingsan mendadak.

BACA JUGA: Perayaan HUT RI di IKN, Garuda Indonesia Menyiapkan Penerbangan Tambahan

“Tensi enggak boleh tinggi, kurangi rokok, alkohol, LDL (kolesterol) harus di bawah 100, asam urat wanita harus di bawah enam dan laki-laki di bawah tujuh, enggak boleh ada diabetes dan gula tinggi, kalau tinggi HbA1C-nya harus normal,” jelas Gaby.

Gaby mengatakan jika ada keluhan saat beraktivitas atau berolahraga seperti pandangan gelap, pusing (dizziness), dan rasa mau pingsan harus berhati-hati dan berhenti melakukan aktivitas sementara. Ganti cairan tubuh dengan segera untuk menghindari terjadinya henti jantung.

Lakukan pemanasan dengan baik untuk mempersiapkan diri saat ingin melakukan olahraga berat, dan deteksi detak jantung menggunakan smartwatch, atau dengan alat Echocardiogram portable yang bisa mengirim data rekam jantung langsung ke ponsel.

Jika menemukan seseorang yang mengalami meninggal mendadak karena henti jantung, pertolongan yang bisa dilakukan adalah dengan resusitasi jantung paru yaitu pijat jantung atau kompresi dada hingga bantuan medis datang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Update Gempa Bumi Batang, Ini Sebaran Titik Kerusakan

News
| Minggu, 07 Juli 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mencicip Nasi Jamblang Khas Cirebon di Kota Jogja

Wisata
| Sabtu, 06 Juli 2024, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement