Advertisement
Dokter Sarankan Ada Skrining Risiko Kelainan Jantung pada Atlet
![Dokter Sarankan Ada Skrining Risiko Kelainan Jantung pada Atlet](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/04/1180242/serangan-jantung.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Skrining perlu dilakukan untuk mengetahui risiko adanya kelainan masalah jantung yang bisa saja dialami oleh atlet profesional saat olahraga. Saran itu disampaikan Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia Alexandra Gabriella.
“Kalau mau skrining kelainan masalah jantung disarankan harus ada dari dokter jantung yang bisa menginterpretasikannya, bisa dari EKG, treadmill atau dari pemeriksaan USG jantung atau ekokardiografi, kalau dari EKG-nya ada yang mencurigakan pasti atletnya dikasih tahu,” kata dokter yang disapa Gaby ini melalui wawancara daring, Selasa (2/7/2024).
Advertisement
Gaby menjelaskan, jika irama jantung tidak datang dari sinus nodul SA atau pusat aliran listrik pada jantung, maka bisa menyebabkan detak yang cepat dengan irama yang tidak teratur atau disebut aritmia. Kelainan irama jantung ini bisa menyebabkan risiko yang berbahaya seperti gagal jantung hingga kematian mendadak jika tidak ditangani dengan baik dalam jangka waktu yang lama.
Dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya ini mengatakan pada atlet memang menjadi populasi yang khusus di mana saat beraktivitas enzim jantungnya akan meningkat seperti seseorang yang terkena serangan jantung dengan irama yang cepat.
Namun sayangnya kelainan irama jantung ini tidak bisa diantisipasi tanpa pemeriksaan jantung, sehingga sering terjadi kematian mendadak bahkan pada atlet. Maka itu wajib dilakukan medical check up berkala untuk memeriksa tekanan darah dan kolesterol atau diberi alat pencegahan jika pasien sering mengalami keluhan pingsan mendadak.
BACA JUGA: Perayaan HUT RI di IKN, Garuda Indonesia Menyiapkan Penerbangan Tambahan
“Tensi enggak boleh tinggi, kurangi rokok, alkohol, LDL (kolesterol) harus di bawah 100, asam urat wanita harus di bawah enam dan laki-laki di bawah tujuh, enggak boleh ada diabetes dan gula tinggi, kalau tinggi HbA1C-nya harus normal,” jelas Gaby.
Gaby mengatakan jika ada keluhan saat beraktivitas atau berolahraga seperti pandangan gelap, pusing (dizziness), dan rasa mau pingsan harus berhati-hati dan berhenti melakukan aktivitas sementara. Ganti cairan tubuh dengan segera untuk menghindari terjadinya henti jantung.
Lakukan pemanasan dengan baik untuk mempersiapkan diri saat ingin melakukan olahraga berat, dan deteksi detak jantung menggunakan smartwatch, atau dengan alat Echocardiogram portable yang bisa mengirim data rekam jantung langsung ke ponsel.
Jika menemukan seseorang yang mengalami meninggal mendadak karena henti jantung, pertolongan yang bisa dilakukan adalah dengan resusitasi jantung paru yaitu pijat jantung atau kompresi dada hingga bantuan medis datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Hasil MotoGP Jerman, Francesco Bagnaia Posisi Pertama, Marc Marquez Kedua
- Dituduh Lakukan Mark Up Harga Impor Beras, Perum Bulog Mengaku Jadi Korban
- Peresmian Sekretariat KBP Boyolali Undang Cabup-Cawabup, hanya Fuadi yang Hadir
- UKSW dan Universiti Teknologi Malaysia Teken MoU Majukan Kolaborasi Akademik
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenkes, BKKBN, BPJS, dan BPPOM Sinkronisasi Kebijakan Sektor Kesehatan
- Dekatkan Diri ke Masyarakat, Polres Bantul Gandeng Seniman Gelar Pameran Seni Rupa
- DPD RI Perlu Penguatan Kelembagaan dan Kolaborasi Antar Daerah
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 7 Juli 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Minggu 7 Juli 2024 Berangkat dari Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo
Advertisement
Advertisement