Pasien dengan Gangguan Irama Jantung Tak Boleh Pijat di Leher, Ini Penjelasannya Medisnya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Seseorang yang mengidap gangguan irama jantung atau aritmia disarankan untuk tidak melakukan pijat di bagian leher untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
“Kalau sudah umur Enggak disarankan pergi ke tukang urut dan di pijat di leher karena ada saraf vagus yang menekan detak jantung jadi lebih rendah kalau ditekan pada orang tua dan risiko aritimia,” kata Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia dr. Alexandra Gabriella dalam diskusi kesehatan tentang gangguan irama jantung aritmia bersama RS Pondok Indah Group di Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Advertisement
Dokter yang disapa Gabi ini mengatakan pemijatan pada leher tidak disarankan pada pasien dengan detak jantung yang rendah. Pasalnya, pada leher terdapat saraf penting bernama nervus vagus yang mengatur ritme jantung dan tekanan darah. Jika saraf tersebut ditekan atau diurut bisa menyebabkan detak jantung semakin rendah dan memicu efek samping seperti tekanan darah yang semakin turun, membuat pandangan menjadi kabur dan gelap bahkan sampai pingsan.
Pada orang yang belum pernah memeriksakan permasalahan di leher, prosedur pemijatan di leher dapat berisiko pengapuran dan plak yang terbawa di aliran darah ke otak dan berisiko menyebabkan strok.
Baca Juga
Kamu Harus Tahu, Ini Segudang Manfaat Terapi Pijat
Memijat Bagian Tubuh Terkilir Wajib Ekstra Hati-Hati, Begini Caranya...
Waspada Serangan Jantung Mendadak, Begini Ciri-Ciri Fisiknya
Untuk menjaga kualitas hidup pasien dengan aritmia, disarankan untuk melakukan kegiatan yang disarankan dokter seperti tidak di urut di bagian leher, mengejan terlalu kuat dan olahraga yang terlalu berat.
“Olahraga yg disarankan untuk semua pasien dengan gangguan jantung seminggu tiga kali sampai lima kali, sekali olahraga 30 menit resep latihannya dari treadmill test,” ucap Gabi.
Sedangkan jenis olahraga yang disarankan adalah yang tidak mengandung unsur kompetitif misalnya bersepeda, berjalan kaki atau jogging, dan berenang. Gejala aritmia bisa dirasakan dari detak jantung yang tidak teratur, skip a beat atau merasa tidak ada detakan, pusing, lemas, sesak napas, dan rasa tidak nyaman di dada atau pingsan.
Cara mudah untuk mengetahui irama jantung adalah menggunakan alat seperti smartwatch, pemeriksaan elektrokadriogram (EKG) jantung atau holter monitoring untuk pemeriksaan 24 jam saat pasien yang merasa irama jantung tidak beraturan dalam beberapa hari.
“Ada ECG portabel yang kecil alatnya bisa dipegang di tangan dan dikirim hasilnya ke HP, kalau advancenya pemeriksaan electrophysiology study di ruang kateterisasi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
Advertisement
Advertisement