Ultralight Jogteng, Meningkatkan Ilmu di Balik Rutinitas Kamping Ceria
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Bertempat di hutan pinus Ngandong lereng Gunung Merapi di kawasan Girikerto, Turi, Sleman, puluhan orang kamping merayakan momen pertemuan mereka dalam balutan Campcer Syawalan Ultralight Jogteng, Sabtu-Minggu (4-5/5/2024).
Ya. Mereka adalah pegiat kegiatan petualangan, terutama pendakian gunung, yang tergabung dalam Ultralight Jogja-Jawa Tengah. Komunitas yang mengutamakan peralatan ultraringan untuk berkegiatan di alam bebas tetapi tetap maksimal dalam hal prosedur keamanan.
Advertisement
Di malam hari, duduk di bawah pohon-pohon pinus setelah agenda pelatihan navigasi darat kelar, Sabtu (4/5/2024), Harian Jogja menemui dua pentolan Ultralight Jogteng, yakni Yuko Aditya dan Heru Wicaksono.
Heru menuturkan kamping ceria menjadi semacam rutinitas Ultralight Jogteng untuk berkumpul dan berkegiatan. Sebelum di hutan pinus Ngandong, sejumlah kegiatan juga sering digelar, seperti di Klangon, Kopeng ataupun Ungaran, Jawa Tengah.
“Uniknya di Ultralight Jogteng ada agenda pelatihan ketika kamping. Kalau pas di Ngandong ini ada nadar [navigasi darat], pertemuan-pertemuan sebelumnya ada latihan tali temali ataupun cara bikin api. Ini cara agar anggota bisa bertambah ilmunya,” ungkap pria berjenggot gimbal itu, Sabtu.
Sony, sapaan akrab Heru, menerangkan Ultralight Jogteng menjadi bagian dari keluarga besar komunitas ultralight Indonesia. Jogja dan Jawa Tengah melebur menjadi satu pada 2022 agar cakupan wilayah kegiatannya lebih luas dan juga bisa lebih banyak dalam hal kepesertaan.
Ultraringan menekankan pada pentingnya peralatan kegiatan alam bebas yang punya berat lebih ringan tanpa meninggalkan prosedur keselamatan. Ada tiga hal yang kerap menjadi patokan dasar dalam urusan itu, yakni tas, tenda dan kantong tidur.
Tak Bisa Sembarangan
The Big Three, sebutan untuk ketiga hal itu di dunia ultraringan, tergolong penting karena menjadi item kegiatan alam bebas yang mendominasi berat ketika dibawa. Pegiat ultraringan akan memilih berat paling ringan dari beragam pilihan produk yang akan dipakai.
Yuko menambahkan hal serupa juga akan diterapkan untuk memilih item peralatan di luar The Big Three. Peralatan memasak misalnya, bisa menggunakan konsep kompor buatan sendiri dari kaleng bekas pakai ataupun produk yang ada di pasaran.
Di masa sekarang, peralatan kegiatan alam bebas berkonsep ultraringan sudah banyak beredar di pasaran. Dari yang harganya ratusan ribu rupiah sampai di kisaran jutaan rupiah, baik produk dalam maupun luar negeri.
“Namun, ketika mau gabung sama kami, tak usah memaksakan diri untuk punya peralatan ultraringan. Terpenting ada ketertarikan lebih dulu, baru nantinya bisa mencari mau pakai peralatan ultraringan yang seperti apa,” tutur pria berkacamata itu.
Ultralight Jogteng sangat menekankan konsep ultraringan tak bisa sembarangan diterapkan agar tidak ada salah kaprah dalam pengaplikasiannya. Tentunya agar tidak membahayakan atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Peserta Campcer Syawalan Ultralight Jogteng, Irwan Suprianto, mengaku sudah beberapa kali mengikuti kegiatan yang diadakan Ultralight Jogteng walau katakanlah sekadar kamping semalam, seperti saat di pinus Ngandong.
“Cuma di balik kamping semalam ini, saya bisa berkumpul dengan para pegiat ultraringan, bertukar informasi dalam hal peralatan, membangun jaringan serta ada pelatihan ilmunya. Sangat menarik,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
- Jadwal Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Kamis 21 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, Kamis 21 November 2024: Di Kantor Kelurahan Condongcatur
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Produktifkan Lahan Kadar Keasaman Tinggi di Galur
Advertisement
Advertisement