Advertisement
WHO: Kesepian Jadi Masalah Kesehatan Mental yang Berbahaya di Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kesepian merupakan Kesehatan mental yang bahayanya setara dengan merokok 15 batang sehari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan kesepian sebagai ancaman kesehatan global yang mendesak.
“[Kesepian] melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan,” kata utusan pemuda Uni Afrika, Chido Mpemba dilansir dari Guardian.
Advertisement
Baca Juga: Cara untuk Menjaga Kesehatan Mental
"Risiko kesehatannya sama buruknya dengan merokok hingga 15 batang sehari, dan bahkan lebih besar dibandingkan risiko yang terkait dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik, menurut ahli bedah umum AS, Dr Vivek Murthy.
Pada orang dewasa yang lebih tua, kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50% dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30%. Namun hal ini juga merusak kehidupan generasi muda.
Antara 5% dan 15% remaja mengalami kesepian, menurut angka yang mungkin diremehkan. Di Afrika, 12,7% remaja mengalami kesepian dibandingkan dengan 5,3% di Eropa. Remaja yang mengalami kesepian di sekolah lebih besar kemungkinannya untuk putus kuliah. Hal ini juga dapat mengakibatkan dampak ekonomi yang lebih buruk; merasa terputus dan tidak didukung dalam suatu pekerjaan dapat membuat kepuasan kerja dan kinerja yang lebih buruk.
Baca Juga: 8 Mitos Ini Membuat Penanganan Kesehatan Mental Tak Tertangani Maksimal
Mpemba mengatakan sebagian besar penduduk Afrika terdiri dari kaum muda, tantangan seputar perdamaian, keamanan dan krisis iklim, serta tingginya tingkat pengangguran, berkontribusi terhadap isolasi sosial.
“Kami percaya penting untuk mendefinisikan kembali narasi seputar kesepian, khususnya bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital,” katanya.
Murthy menambahkan masalah-masalah ini tidak berdampak pada satu negara saja. "Kesepian adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dihargai.” tambahnya.
Baca Juga: Mengenal PsyBot, Teknologi Pendeteksi Kesehatan Mental Karya Mahasiswa UGM
WHO telah membentuk komisi internasional untuk mengatasi masalah ini dipimpin oleh dan utusan pemuda Uni Afrika, Chido Mpemba yang terdiri dari 11 aktivis dan menteri pemerintah, termasuk Ralph Regenvanu, menteri adaptasi perubahan iklim di Vanuatu , dan Ayuko Kato, menteri yang bertanggung jawab atas tindakan kesepian dan isolasi di Jepang.
Hal ini terjadi setelah pandemi Covid-19 menghentikan aktivitas ekonomi dan sosial, meningkatkan tingkat kesepian, namun juga di tengah kesadaran baru akan pentingnya masalah ini. Komisi WHO untuk Hubungan Sosial akan berjalan selama tiga tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menlu RI Kecewa PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman Hari Ini (9/12/2023), Cek Wilayah Terdampak
- Jadwal dan Rute Bus Damri Bandara YIA Kulonprogo Akhir Pekan Ini
- Simak Cara Pembelian Tiket KA Bandara YIA via Online
- Daftar Lengkap Rute Trans Jogja Melewati Terminal dan Bandara
- Jelang Nataru, BNNP DIY Intensifkan Razia Narkoba
Advertisement
Advertisement