Advertisement

Promo November

Awal Cerita Nyamuk Wolbachia yang Disebut-sebut Buatan Bill Gates, Faktanya Seperti Ini

Mia Chitra Dinisari
Jum'at, 17 November 2023 - 10:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Awal Cerita Nyamuk Wolbachia yang Disebut-sebut Buatan Bill Gates, Faktanya Seperti Ini Nyamuk Aedes Aegypti / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Nyamuk Wolbachia kini sedang viral di media sosial karena dianggap buatan Bill Gates. Hal ini menimbulkan pro kontra dan kekhawatiran di tengah masyarakat. Bahkan, terbaru ada juga masyarakat yang menolak disebarnya nyamuk wolbachia di daerahnya.

Padahal, Kementerian Kesehatan kini tengah menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Advertisement

Teknologi Wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional) berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.

BACA JUGA: Polemik Program Nyamuk Wolbachia, Begini Penjelasan Lengkap Peneliti UGM

Lantas apa sih sebenarnya wolbachia dan bagaimana asal usulnya? Dilansir dari imr.nih.gov.my, wolbachia adalah bakteri alami yang ditemukan di sekitar setengah dari seluruh spesies serangga, dan invertebrata lainnya seperti laba-laba dan nematoda.

Wolbachia hanya bisa hidup di dalam sel inang, tapi tidak di lingkungan. Wolbachia hanya dapat ditularkan secara alami kepada keturunannya melalui induk yang terinfeksi Wolbachia dan tidak dapat menular secara horizontal antar serangga.

Banyak nyamuk, termasuk beberapa spesies utama penular penyakit, membawa Wolbachia secara alami. Misalnya, Aedes albopictus membawa dua strain Wolbachia yang muncul bersamaan. Namun, Aedes aegypti secara alami tidak membawa Wolbachia.

Asal usul wolbachia

Pada tahun 2005, Wolbachia berhasil dipindahkan ke Ae. aegypti melalui teknik mikroinjeksi di laboratorium. Meskipun Wolbachia yang muncul secara alami tidak berpengaruh pada inang aslinya, Wolbachia yang baru diperkenalkan ke Ae. aegypti dapat mempengaruhi spesies nyamuk melalui 2 cara:

1. Ketidakcocokan sitoplasma (CI); terjadi ketika pejantan yang terinfeksi Wolbachia kawin dengan betina liar (tidak terinfeksi Wolbachia). Hal ini akan menghasilkan produksi telur yang tidak dapat hidup.

2. Gangguan patogen; terjadi ketika nyamuk jantan dan betina yang terinfeksi Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan dan betina liar (tidak terinfeksi Wolbachia), telur yang dihasilkan akan menetas dan semua keturunannya akan membawa Wolbachia.

Demam berdarah dan virus lainnya, seperti virus Zika, tidak dapat tumbuh pada nyamuk betina yang terinfeksi Wolbachia. Ini dikenal sebagai gangguan patogen. Penemu wolbachia Genus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1924 oleh Marshall Hertig dan Simeon Burt Wolbach pada nyamuk Culex pipiens.

Mereka mendeskripsikannya sebagai "organisme pleomorfik, berbentuk batang, Gram-negatif, intraseluler yang hanya menginfeksi ovarium dan testis". Hertig secara formal mendeskripsikan spesies ini pada tahun 1936, dan mengusulkan nama generik dan spesifik: Wolbachia pipientis.

BACA JUGA: Ribut Nyamuk dengan Wolbachia, Ini Sejarah Awal Munculnya Program Penyebarannya

Penelitian tentang Wolbachia meningkat setelah tahun 1971, ketika Janice Yen dan A. Ralph Barr dari UCLA menemukan bahwa telur nyamuk Culex dibunuh oleh ketidakcocokan sitoplasma ketika sperma laki-laki yang terinfeksi Wolbachia membuahi telur yang bebas infeksi.

Genus Wolbachia saat ini cukup menarik karena distribusinya luas, banyak interaksi evolusionernya yang berbeda, dan berpotensi sebagai agen biokontrol.

Samuel Wolbach adalah seorang ahli patologi lulusan Harvard yang memiliki reputasi mapan sebagai otoritas di bidang infeksi yang ditularkan melalui arthropoda. Studi kolaboratif Wolbach dan Marshall Hertig, seorang ahli entomologi mengarah pada penemuan Wolbachia pada tahun 1924.

Baik Hertig maupun Wolbach mungkin akan sangat terkejut mengetahui bahwa organisme mirip rickettsia yang tidak diketahui, yang pertama kali mereka isolasi dari nyamuk coklat (Culex pipentis) yang ditangkap di sekitar Boston, terbukti mewakili sekelompok besar bakteri yang menginfeksi 16 hingga 76% serangga dan sejumlah besar artropoda dan invertebrata lainnya.

Tentu saja, mereka tidak akan membayangkan bahwa di masa depan Wolbachia akan menjadi alat penting dalam memerangi demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Setelah 81 tahun penemuannya, temuan mereka akhirnya diterapkan untuk mengendalikan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Empat Kalurahan di Bantul Jadi Desa Siaga Tsunami

News
| Jum'at, 15 November 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Yogyakarta Marriott Hotel Ajak Tamu Nikmati Keajaiban Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Wisata
| Kamis, 14 November 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement