Advertisement
Jadi Tren di China, Anak Muda Pakai Inhaler Oksigen Demi Produktif Bekerja

Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING—Kebiasaan minum kopi demi meningkatkan produktivitas bekerja kini mulai bergeser. Di China, anak muda mulai beralih menggunakan inhaler atau alat penghirup oksigen portabel demi meningkatkan fokus.
Melansir South China Morning Post, penggunaan inhaler itu rupanya menjadi tren di media sosial di China. Besarnya fenomena ini tergambar dari fakta bahwa topik berjudul “Oksigen lebih bermanfaat daripada kopi” mulai menjadi tren di platform media sosial Xiaohongshu pada tanggal 10 September dan menarik lebih dari 5,6 juta penayangan.
Advertisement
BACA JUGA: Menginap di Hotel Terkecil di Dunia, Siap-siap Tidur di Samping Toilet
Fenomena ini tentunya menyalakan peringatan kesehatan terhadap generasi muda di China. Di tengah tekanan yang tiada henti untuk berprestasi, baik di sekolah maupun di dunia kerja, kaum muda di China justru membeli 'alat penghirup oksigen' senilai 10 yuan atau setara Rp22 ribu untuk meningkatkan energi.
Salah satu anak muda dengan akun @Zhimali mengunggah foto dirinya menggunakan mesin oksigen portabel di kantornya. Alasannya, dia ingin mengimbangi rekan-rekannya yang bekerja sampai jam 23.00 waktu setempat setiap malam.
Manajer produk dari provinsi Hunan itu mengatakan dia menghirup oksigen saat istirahat makan siang, dan terkadang saat bekerja, untuk membantunya fokus dan tetap kreatif. Menurut @Zhimali, efek samping positifnya adalah atasannya tidak terlalu memaksakan diri setelah melihatnya menghirup oksigen di tempat kerja.
Selain digunakan pekerja, rupanya tren ini juga dilakukan oleh pelajar. Seorang mahasiswa berusia 21 tahun bernama @Biqibaodiyizhangyumei di Xiaohongshu mengatakan dia menggunakan inhaler oksigen untuk menjernihkan pikirannya ketika dia merasa mengantuk selama belajar. Itu adalah pengganti kopi yang baik, yang sering kali meningkatkan detak jantungnya secara tajam, katanya.
BACA JUGA: Tren Menolak Budaya Kerja di China, Pria Ini Pilih Mager dan Nekat Tinggal di Tenda
Ironisnya, tren ini justru menggambarkan budaya kerja 996 di China, di mana karyawan diharuskan bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam enam hari seminggu. Fenomena ini juga membuat anak sekolah mendapatkan tekanan, karena harus memastikan daya saing akademis.
Sejumlah warganet menyarankan agar praktik tersebut tidak dilakukan, dan memperingatkan bahwa ketergantungan pada botol oksigen akan berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Ahli pernapasan, Mou Xiandong, di Rumah Sakit Tsinghua Changgeng Beijing mengatakan kepada Science and Technology Daily bahwa orang berbadan sehat yang menggunakan inhaler justru dapat menderita kerusakan paru-paru atau keracunan oksigen, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan bahkan kematian dalam kasus yang serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : South China Morning Post
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
Advertisement