Advertisement
Pakar: Jamu Tradisional Mulai Diterima Medis hingga Masuk Kurikulum
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Guru Besar Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Profesor Nyoman Kertia menilai saat ini Persepi jamu tradisional mulai diterima di kalangan medis. Bahkan jamu tradisional kini mulai masuk di kurikulum kedokteran maupun farmasi.
Bahkan saat ini jamu tradisional sudah sering dibahas dan masuk di kurikulum kedokteran maupun farmasi. Hal ini karena pengguna jamu kian banyak di tengah masyarakat.
Advertisement
"Sekarang sudah ada perubahan image dari para medis. Para pelaku medis meski pun mereka sebenarnya dasarnya dididik secara ilmu barat tetapi sekarang sudah masukkan program pendidikan jamu ini ke pendidikan kurikulum sehingga mereka mulai berpikir jamu ini bisa diterima secara modern," kata Nyoman di sela-sela Seminar Nasional dan Pelatihan dan Pameran Jamu Modern Asli Indonesia di RSA UGM, Jumat (1/9/2023).
BACA JUGA : Ingin Coba Jamu Bentuk Selai?
Dosen Fakultas Farmasi UGM Djoko Santoso mengakui bahwa jamu tradisional sebenarnya sudah masuk kurikulum seperti farmasi meski dengan nama yang berbeda. Selain itu penelitian di kurikulum Fakultas Farmasi UGM memang mengakomodasi jamu tradisional.
Meski kemudian namanya kemudian berubah menjadi obat tradisional. Bahasan ini biasanya diberikan di semester 7 dengan 7 SKS. Menurutnya hal itu itu sungguh sangat luar biasa karena menjadi tahapan-tahapan penting kurikulum yang sifatnya komprehensif.
"Termasuk tentang obat tradisional yang bisa diterima oleh perguruan tinggi," ujarnya.
Nyoman yang juga Ketua Dewan Jamu Indonesia ini menilai jamu sangat cocok untuk pengguna dan yang memproduksi seperti petani. Banyak petani yang memasok bahan baku jamu tradisional sehingga berkembang produktivitasnya.
"Jamu pada posisi pencegahan itu sangat penting ya soal pengobatan ada juga yang jamu-jamu yang ditingkatkan khasiatnya menjadi obat modern asli Indonesia, ini sangat bermanfaat," ujarnya.
Seminar dan pameran itu diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan baik akademisi, pelaku usaha jamu hingga masyarakat umum. Djoko yang juga Ketua Panitia mengapresiasi kesediaan RSA UGM dalam menggelar seminar tersebut sekaligus sebagai bukti bahwa jamu berdamai dengan medis.I
"Ini menjadi satu peluang yang sangat berharga berarti jamu bisa diterima oleh klinik, image jamu akan menjadi berubah bahwa jamu itu ternyata bisa diterima kalau saat ini perkembangannya signifikan dari produsen," kata Djoko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Mendaftar Cawawali di PDIP, Mayasari Timur Ingin Perbaiki Kerusakan Konstitusi
- Berita Terpopuler: Rober & Prihanto Ambil Formulir di PDIP-Bullying di Semarang
- Wawali Solo Sebut Penyebab Kebakaran di Kelurahan Manahan Masih Diinvestigasi
- Mau Dolan Seharian? Cek Prakiraan Cuaca Sukoharjo Minggu 19 Mei 2024
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Keamanan AS Sebut Terorisme Kembali Muncul dan Jadi Ancaman
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada Sleman: Kustini, Danang dan Harda Berebut Tiket dari PDIP
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Kampanye Makan Ikan Akan Digelar di Gunungkidul
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
Advertisement
Advertisement