Advertisement
Unik! Kereta Api Ini Gunakan Bahan Bakar Sisa Kuah Ramen

Advertisement
Harianjogja.com, MIYAZAKI—Jepang merupakan rumah bagi beberapa kereta tercepat, tercanggih, dan kereta termewah di dunia. Meski demikian, salah satu perjalanan kereta paling menyenangkan di Jepang tidak dikenal karena kecepatan atau akomodasinya, melainkan sumber bahan bakarnya yang hemat dan nikmat.
Menurut My Modern Met, Kereta Api Amaterasu adalah kereta wisata unik yang terletak di Prefektur Miyazaki, Jepang. Pada paruh kedua tahun 2022, mereka menggunakan sisa kaldu ramen tonkotsu yang diambil dari restoran lokal sebagai bahan bakar kereta api.
Advertisement
BACA JUGA : Impor KRL Baru dari Jepang Tiba di Tanah Air pada 2024
Sebuah perusahaan angkutan truk Jepang bernama Nishida Logistics mengekstraksi lemak babi dari sisa kaldu kuah ramen itu dan memurnikannya; kemudian dicampur dengan minyak tua yang digunakan untuk menggoreng makanan seperti tempura. Formula terakhir terdiri dari 90% minyak goreng dan 10% lemak kaldu ramen untuk menjalankan kereta wisata tersebut.
Kereta Api Amaterasu adalah kereta wisata kecil yang membawa pengunjung dalam perjalanan 30 menit dan menampilkan beberapa landmark indah di Prefektur Miyazaki. Kereta itu sendiri, bagaimanapun, memiliki beberapa elemen unik yang membuatnya menjadi pemandangan yang menyenangkan, dari atapnya yang terbuka dan gerbong berwarna merah jambu. Belum lagi fakta bahwa kondektur meniup gelembung di sepanjang perjalanan.
Kini, keberadaan sisa kuah ramen sebagai bahan bakar menjadi fitur yang membuatnya lebih menarik. Kereta ini jadi meninggalkan aroma yang enak di udara dan tidak terlalu merusak lanskap pegunungan dan sawah yang dilaluinya.
BACA JUGA: Restoran Jepang Ini Sajikan Ramen Durian, Begini Respon Netizen
Biodiesel mengacu pada bahan bakar untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani dan menawarkan alternatif bahan bakar fosil. Di wilayah seperti AS dan Eropa, biodiesel telah diproduksi dengan minyak nabati dari rapeseed, kanola, atau kedelai, sedangkan industri Jepang menghindari persaingan dengan produsen makanan untuk mendapatkan sumber daya, dan beralih ke minyak goreng bekas atau bahkan sisa makanan.
Sumber dayanya berasal dari restoran lokal. Untuk mengubah kaldu berlemak ini menjadi biodiesel, perusahaan memisahkan lemak babi dari sisa sup tulang babi dan kemudian memurnikannya menggunakan metode khusus agar tidak mengeras. Satu-satunya kelemahan dari biodiesel ini adalah hanya dapat disimpan paling lama beberapa bulan sebelum oksidasi mulai merusak efisiensinya.
Bahan bakar biodiesel mampu menggerakkan kereta yang terdiri dari dua gerbong dengan bobot hingga 60 penumpang ini tanpa masalah, bahkan di jalan menanjak. Meskipun diperlukan penggantian filter bahan bakar secara teratur, biayanya dikatakan hampir sama dengan bahan bakar konvensional. Selain itu, bau sedap yang ditinggalkan oleh biodiesel yang terbakar membuat pengunjung bertanya kepada kondektur kereta apakah ada restoran di dekatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com Selasa 8 April 2025: Kemenangan Timnas Indonesia U17 hingga Wisatawan Hilang di Pantai Parangtritis
- Libur Lebaran, Kunjungan Wisata ke Gunungkidul Telah Melampaui Target
- Pemkot Jogja Dorong Petani Optimalkan Hilirisasi di Lahan Sempit
- Produktivitas Panen Padi di Gunungkidul Diklaim Meningkat
- Penurunan Kunjungan Wisatawan Selama Libur Lebaran Berdampak pada Perolehan PAD Bantul, Berikut Datanya
Advertisement