Advertisement

Apakah Penderita Diabetes Harus Stop Konsumsi Pemanis Buatan? Simak Penjelasannya di Sini

Arlina Laras
Jum'at, 19 Mei 2023 - 23:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Apakah Penderita Diabetes Harus Stop Konsumsi Pemanis Buatan? Simak Penjelasannya di Sini Orang sedang mengecek kadar gula darah untuk diabetes - freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Bagi para penderita diabetes memperhatikan asupan gula dan karbohidrat dalam diet mereka menjadi hal yang sangat penting.

Pemanis non-gula atau pemanis buatan dapat menjadi alternatif bagi penderita diabetes yang ingin menghindari konsumsi gula yang tinggi.

Advertisement

Sayangnya WHO pada Senin (15/5) merilis pedoman baru tentang pemanis non-gula (non-sugar sweetener/NSS). 

BACA JUGA: Tren Penyakit Diabetes Melitus di Jogja Meningkat Tiga Tahun Terakhir

Berdasarkan studi, sejumlah pemanis buatan seperti aspartam hingga pemanis alami yaitu stevia dinilai tidak memberikan manfaat jangka panjang dan berpotensi ada efek negatif. 

Lantas, benarkah penderita diabetes harus berhenti mengonsumsi pemanis buatan? 

Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Fatimah Eliana Taufik mengatakan hingga saat ini pemanis buatan yang beredar di Indonesia masih sangat aman digunakan. 

“Biasanya hal yang menjadi masalah itu apabila ada komposisi yang jangan. Akan tetapi, pemanis buatan yang beredar di Indonesia stabil dan aman. Saya sendiri menganjurkannya pada pasien,” jelasnya dalam DEEP Interactive Forum 2023, Jumat (19/5/2023). 

Meski begitu, dirinya mengingatkan tentu asupan tersebut perlu dikurangi untuk para pengidap diabetes. 

Misalnya, untuk aspartam sendiri batas maksimal penggunaannya adalah 50 miligram per kilogram berat badan. Sementara, batasan maksimal penggunaan stevia tak lebih dari 5 miligram per kilogram berat badan.

Fatimah pun menuturkan soal bagaimana sejumlah orang mungkin lebih sensitif terhadap lonjakan gula darah yang disebabkan oleh nasi, sementara yang lain mungkin memiliki respons yang lebih stabil.

“Jika nasi dikonsumsi dalam porsi yang lebih kecil dan dikombinasikan dengan protein, serat, atau lemak sehat, ini dapat membantu memperlambat penyerapan karbohidrat dan mengurangi lonjakan gula darah yang terlalu tinggi,” ungkapnya. 

Lalu, dirinya menambahkan penggunaan beberapa jenis nasi, mulai dari nasi merah, nasi putih hingga nasi hitam sebenarnya hampir memiliki kadar nutrisi yang sama. 

“Setiap orang punya selera makan yang berbeda. Kalau dia suka nasi putih ya silakan. Lebih nafsu makan nasi merah juga boleh,” ujar dokter yang melakukan praktik di RS Mitra Keluarga Kemayoran tersebut. 

Akan tetapi, bukan berarti memilih sumber karbohidrat yang memiliki indeks glikemik lebih rendah boleh berlebihan. Justru, apabila mengonsumsi nasi putih, itu artinya kuantitas harus diperhatikan agar tidak terlalu banyak. 

Sejauh ini, baginya untuk para penderita diabetes, penting untuk memperhatikan pola makan, pola hidup, dan pola aktivitas secara menyeluruh. 

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

1. Pola Makan

Penderita diabetes perlu memperhatikan asupan karbohidrat, termasuk jenis dan jumlahnya. Pilih karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan yang memiliki serat tinggi dan mempengaruhi peningkatan gula darah yang lebih lambat. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana dan gula. Perhatikan juga porsi makan dan jadwal makan yang teratur.

2. Kontrol Berat Badan

Menjaga berat badan yang sehat atau mencapai berat badan yang direkomendasikan dapat membantu mengendalikan gula darah. Ini melibatkan kombinasi pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, dan manajemen stres.

3. Aktivitas Fisik

Latihan fisik secara teratur memiliki manfaat signifikan bagi penderita diabetes. Olahraga dapat membantu menurunkan gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengontrol berat badan. 

“Minimal 30 menit tiap hari, 150 dalam satu minggu. Intensitasnya bisa ringan hingga sedang, Tergantung, dia punya penyulit yang lain gak? Paling sederhana bisa jalan kaki atau berenang ya,” katanya. 

4. Manajemen Stres

Stres juga menurut Fatimah dapat mempengaruhi kadar gula darah. 

“Cobalah mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti meditasi. Mendapatkan tidur yang cukup juga penting dalam menjaga keseimbangan gula darah,” ungkapnya. 

5. Monitoring Gula Darah

Penderita diabetes perlu memantau gula darah secara teratur menggunakan alat pengukur glukosa darah. 

Hal ini membantu dalam memahami bagaimana makanan, aktivitas, dan pengobatan mempengaruhi gula darah dan membantu mengatur rencana pengelolaan diabetes.

Sumber: bisnis.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement