Begini Pola Asuh Anak yang Baik, Jangan Sampai Buah Hati Jadi Korban
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kenari Kota Jogja menyebut pola asuh yang tidak seimbang terjadi karena orang tua tidak memiliki konsep yang benar. Budaya patriarki yang masih mengakar di masyarakat Indonesia juga menjadi salah satu persoalan.
Psikolog Puspaga Kenari Jogja, Tri Novita Herdalena menyebut pasangan suami istri acap kurang memperhitungkan konsekuensi yang terjadi ketika telah memiliki buah hati. “Karena budaya di Indonesia masih banyak patriarki, pola pikirnya perempuan domestik sedangkan laki-laki di kantor,” ujar Novita di gedung TP PKK Balai Kota Jogja, Jumat (17/3/2023).
Advertisement
Minimnya pengetahuan soal pembagian tugas dan kewajiban dalam pengasuhan anak sangat berpotensi menjadi pemicu perpecahan dalam keluarga sehingga dapat mempengaruhi pola tumbuh kembang dan perubahan sikap anak yang menurut Novita dapat menduplikasi apa yang dilihat. “Anak melihat pola kedua orang tuanya, sehingga perilaku muncul dari apa yang jadi identifikasi. Konsekuensinya kedepanya anak bisa pelaku kekerasan atau menjadi korba," kata dia.
BACA JUGA: Dear Moms, Cermati Tips Tingkatkan Kualitas Pola Asuh Anak Berkualitas
Permasalah tersebut menurut Novita bisa diantisipasi jika keduanya sudah memiliki pertimbangan dan konsep yang baik dalam mengasuh. Novita menyampaikan bahwa peran kedua pihak baik suami maupun istri sangat penting meskipun keduanya memiliki kesibukan masing dalam bekerja.
“Dalam mengasuh anak itu sebenarnya yang dibutuhkan tanggung jawab kedua-duanya. Kalau keduanya bekerja, bisa diserahkan sama simbah atau asisten rumah tangga,” ujar Novita.
Meskipun begitu dirinya juga para wanita yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga harus bisa berkompromi dan penuh ikhlas dan bukan karena terpaksa. Disisi lain suami selain memberikan nafkah juga harus memahami sisi batin istri yang merawat anak dalam keseharian.
“Suami juga harus memberikan apresiasi dengan kalimat yang mesra dan kasih sayang, sehingga menciptakan kesejukan dalam keluarga. Bisa juga dengan sentuhan fisik,” ujar Novita.
Puspaga sendiri melakukan berbagai program guna memberikan pemahaman mengenai keluarga yang menyasar sejumlah sekolah yang diintergrasikan pada Sekolah Ramah Anak mulai dari tingkat kota hingga wilayah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
Advertisement
Advertisement