Advertisement
Simak Kiat Cegah Gangguan Pendengaran Sejak Dini

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gangguan pendengaran bisa terjadi karena banyak faktor. Di antaranya tuli kongenital, infeksi telinga atau congek, tuli akibat bising, tuli karena faktor usia, dan tuli karena kotoran telinga.
Ketua umum Perhati-KL Indonesia dr. Yussy Afriani Dewi, Sp.T.H.T.B.K.L mengatakan 60% gangguan dengar disebabkan oleh sesuatu yang bisa dicegah.
Advertisement
“Pencegahan dilakukan dengan identifikasi sedini mungkin pada berbagai kelompok usia,” ujar dr. Yussy dikutip dari laman resmi Kemenkes.
Deteksi dini pendengaran yang paling pertama adalah skrining pada bayi baru lahir dan Balita. Kemudian skrining pada anak dan pra usia sekolah, pada individu terpapar bising atau zat kimia yang terus-menerus, pada individu terpapar obat ototoksik karena beberapa obat dapat menyebabkan gangguan dengar, dan pada usia tua.
Upaya menjaga kesehatan pendengaran dapat dilakukan dengan deteksi dini adanya gangguan pendengaran, menghindari kebisingan, pola hidup bersih dan sehat yang baik, memperhatikan kebersihan liang telinga, tidak minum obat ototoksik dalam jangka panjang tanpa konsultasi dengan dokter.
Baca juga: Lokasi-lokasi Pedagang Mi Ayam di Sepanjang Jalan Kaliurang
“Hindari membersihkan telinga sendiri, hindari mengkorek-korek telinga, hindari penggunaan earphone dengan volume keras dalam waktu lama,” ucap dr. Yussy.
Pemerintah mentargetkan layanan kesehatan telinga dan pendengaran di 2030 yaitu 20% peningkatan layanan skrining pada bayi baru lahir, 20% untuk peningkatan layanan masyarakat dewasa dengan gangguan dengar yang menggunakan alat bantu dengar dan implan, dan menurunkan 20% angka infeksi telinga kronis dan gangguan dengar pada anak sekolah usia 5 sampai 9 tahun.
Selain itu, gangguan dengar bisa disebabkan oleh lingkungan kerja yang bising.
Perwakilan dokter dari Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) dr. F. Handoyo, MPH Sp.OK menjelaskan kebisingan di tempat kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan bila kebisingan melampaui 85 desibel selama 8 jam terus-menerus setiap hari.
Kebisingan tersebut dapat berasal dari mesin, peralatan kendaraan, dan proses industri.
“Gangguan pendengaran akibat bising yaitu ketulian bersifat sementara atau permanen. Jadi tidak langsung tuli tetapi bertahap, pelan-pelan pendengarannya menurun dan bisa pulih lagi. Namun jika tidak diatasi segera dapat mengakibatkan ketulian permanen,” ungkap dr. Handoyo.
Pencegahan gangguan pendengaran di tempat kerja, lanjutnya, dapat dilakukan pencegahan primer dan sekunder.
Lebih lanjut dijelaskan pencegahan primer dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan termasuk kesehatan pendengaran calon karyawan. Selanjutnya dilakukan pencegahan sekunder dengan pemeriksaan kesehatan tahunan.
Upacaya Mengurangi Risiko Gangguan Pendengaran
Dilansir dari Alodokter, untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan pendengaran, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Melindungi telinga dari suara keras, dengan menggunakan penutup telinga, baik itu earmuff, earplug, maupun penutup telinga yang berbentuk seperti headphone
- Mengikuti tes pendengaran setiap tahun jika memungkinkan, atau setidaknya setiap 10 tahun sekali jika berusia di bawah 50 tahun, atau setiap 3–5 tahun sekali bila berusia di atas 50 tahun
- Mengeringkan telinga setelah mandi atau berenang menggunakan handuk yang lembut
- Mendengarkan musik atau menonton televisi dengan volume suara yang tidak terlalu keras, terutama bila menggunakan earphone atau headphone
- Tidak memasukkan jari, cotton bud, tisu, atau benda apa pun ke dalam telinga
- Bertanya kepada dokter mengenai pengaruh obat yang digunakan terhadap pendengaran
- Mengikuti anjuran dan penanganan yang diberikan oleh dokter jika terkena infeksi telinga atau penyakit lain
- Menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin, agar kesehatan ibu hamil dan janin dapat terpantau
- Memastikan bayi dan anak mendapatkan imunisasi lengkap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com, alodokter
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Komisi D Dorong Separuh Anggaran MBG di Sleman Dilimpahkan ke Dinas Pendidikan
- Muncul Kasus Mafia Tanah di Bantul Setelah Mbah Tupon, BPN: Modus dan Pelaku Diduga Sama
- DPRD Bantul Minta Verifikasi Calon Siswa Sekolah Rakyat Harus Ketat
- Bocah 8 Tahun Hilang Terbawa Arus Selokan di Banguntapan Bantul, Tim SAR Lakukan Pencarian
- Pameran Seni Rupa MEMOIR Digelar 7-10 Mei 2025 di Sarang Art Building Block I
Advertisement