Advertisement
Layanan Potong Rambut Tanpa Ngobrol Ada di Jepang, Populer Berkat Prokes Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO—Di Jepang, layanan potong rambut tanpa dialog atau silent cut menjadi populer sejak pandemi Covid-19.
Selama pandemi Covid-19, otoritas di banyak negara menegakkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi untuk mencegah penularan virus, termasuk di Jepang. Salah satu upaya pencegahannya ialah menganjurkan orang-orang agar tidak mengobrol satu sama lain, sehingga penyebaran droplet bisa diminimalisir. Dengan begitu, penularan virus Covid-19 juga bisa dicegah.
Protokol ini pun dilaksanakan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk saat potong rambut. Selama pandemi, setiap orang yang berada di salon maupun tukang pangkas rambut, diminta untuk tidak mengobrol agar bisa mencegah penularan virus.
Pada awalnya, hal ini cukup sulit diterapkan. Apalagi, bisnis seperti salon rambut dan tukang cukur menerapkan bahwa percakapan adalah bagian dari layanan dasar.
Namun, satu salon di Tokyo memutuskan untuk menerapkan layanan potong rambut tanpa dialog atau 'silent cut' itu dan justru sangat populer. Saking populernya, banyak salon lain mengikuti dan mempertahankannya, bahkan setelah pembatasan terkait pandemi dicabut.
"Itu bagus! Saya telah menunggu layanan ini selama 20 tahun. Harus mengobrol [saat potong rambut] membuat tertekan, meskipun saya hanya potong rambut setiap 3 tahun sekali,” tulis salah satu pengguna layanan silent cut dikutip dari Oddity Central, Jumat (4/11/2022).
“Saya terselamatkan karena percakapan dengan penata rambut itu merepotkan,” komentar orang lain.
Layanan potong rambut tanpa dialog atau silent cut tidak hanya bertahan dari pencabutan pembatasan Covid-19 di seluruh Jepang, tetapi juga meningkat popularitasnya.
Sebuah survei baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari 70% responden lebih menyukai pengalaman hening saat potong rambut. Alasannya, bahwa mereka merasa lebih santai dan bisa beristirahat, daripada menghabiskan sedikit energi yang tersisa untuk mendengar informasi yang tidak diinginkan dan membuat basa-basi.
Tak hanya pelanggan, rupanya penata rambut juga lebih suka silent cut. Meski mereka mengakui bahwa mereka diajari untuk mengobrol dengan klien saat masa magang mereka.
“Saya mulai mengobrol karena saya diajari di hari-hari awal saya untuk 'berbicara dengan pelanggan dan mendapatkan informasi tentang preferensi mereka', tetapi berfokus pada topik yang tidak saya sukai membuat saya merasa sangat tidak nyaman, jadi saya memutuskan untuk mengutamakan privasi mereka,” kata salah satu penata rambut.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Oddity Central
Berita Lainnya
- Kebakaran Hebat Hanguskan Tempat Usaha, Renggut Nyawa Ibu dan Dua Anak
- Tampil Baru, Sejarah Kelam Rusaknya Koleksi Lokananta Solo Jangan Terulang
- Final Liga Champions: Prediksi Susunan Pemain dan Skor Man. City Vs Inter Milan
- Ada Peserta dari Qatar, Tes Masuk UMS secara Online dari Rumah Masing-Masing
Berita Pilihan
Advertisement

PDIP Nyalakan Sinyal Pepet Demokrat, Puan Maharani Bakal Temui AHY untuk Berdialog
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- TPST Tamanmartani Dilengkapi Fasilitas Pengolahan Kompos & Conblock Plastik
- Sekda Didapuk Menjadi Komisaris Utama Bank Bantul
- Salah Satu Pelaku Ganjal ATM di Jogja Ternyata Wartawan Lampung, Ini 3 Peran Kejahatannya
- Gugatan Pra Peradilan Robinson Saalino Mafia Tanah Kas Desa Gugur, Sidang Perdana Pekan Depan
- Bulan Depan Taman Jogja Planning Gallery di Malioboro Rampung
Advertisement
Advertisement