Advertisement
7 Akibat Sering Makan Daging Merah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Tidak dapat dimungkiri saat Iduladha seperti ini kita akan mendapatkan daging kurban dari masjid di lingkungan tempat tinggal kita. Untuk mengonsumsinya, kita perlu berhati-hati dan jangan berlebihan.
Dilansir dari hellosehat.com, berikut ini bahaya makan daging sapi dan daging merah lainnya dalam jumlah besar.
Advertisement
1. Bau mulut
Efek samping kebanyakan makan daging sapi atau daging lainnya dan tidak diimbangi dengan karbohidrat bisa menyebabkan bau mulut. Asupan daging terlalu banyak menyebabkan tubuh kelebihan protein dan lemak. Bila kekurangan asupan karbohidrat, tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi.
Pemecahan lemak inilah akan menghasilkan senyawa keton atau ketosis. Senyawa ini bisa membuat napas berbau tak sedap. Memang, proses ini berpotensi menurunkan berat badan secara perlahan, tetapi terlalu banyak keton di dalam tubuh ini menyebabkan bau mulut.
2. Meningkatkan risiko degenerasi makula
Kebanyakan makan daging merah ternyata berpotensi meningkatkan risiko penyakit mata degenerasi makula akibat usia. Studi terbitan American Journal of Epidemiology (2009) menemukan bahwa konsumsi daging merah sebanyak lebih dari 10 kali per minggu meningkatkan risiko terjadinya degenerasi makula lebih awal.
Penelitian ini menjelaskan bahwa asupan daging merah yang tinggi bisa meningkatkan senyawa nitrosamin menjadi racun bagi retina. Selain itu, asupan daging terlalu banyak menyebabkan adanya tumpukan lemak dan protein di bawah retina. Kedua hal ini membuat mata rentan mengalami kebutaan akibat degenerasi makula.
3. Berat badan sulit turun
Jika ingin menurunkan berat badan, kebanyakan makan daging sapi atau daging merah lainnya justru mempersulit upaya Anda. Daging bisa jadi memiliki jumlah kalori yang lebih besar daripada asupan lainnya.
Sebagai contoh, 100 gram daging yang sudah dibersihkan dari lemak saja memiliki kalori sebesar 123 kkal. Dengan berat yang sama, 100 gram kentang panggang hanya memiliki kalori sebesar 93 kkal. Tentu asupan kalori yang besar bila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan membuat berat badan naik.
4. Meningkatkan risiko kanker
Dalam beberapa kasus, pengolahan daging bisa membentuk senyawa karsinogenik, seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging.
Mengutip studi terbitan Nutrition and Cancer (2013), keduanya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum. Perlu Anda ketahui, kedua senyawa ini mampu menyebabkan mutasi genetik. Sel-sel tubuh pun bisa berubah menjadi ganas dan memicu penyakit kanker.
Selain itu, lemak pada daging merah memicu produksi hormon estrogen. Ketidakseimbangan estrogen bisa menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko kanker payudara. Ketidakseimbangan hormon pria juga terjadi akibat lemak jenuh dari daging merah. Jadi, risiko kanker prostat pun meningkat.
5. Memicu sembelit
Sayangnya, daging tidak memiliki kandungan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Artinya, jika makan asupan protein hewani terlalu banyak, Anda rentan kekurangan kandungan serat sehari-harinya. Padahal, serat merupakan zat gizi yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses agar mudah keluar.
Studi terbitan Neurogastroenterology and Motility (2015) juga menemukan bahwa asupan lemak jenuh dari daging sebanyak lebih dari 15 gram sehari bisa meningkatkan risiko sembelit. Hal ini dikarenakan lemak jenuh mengaktifkan rem alami pada usus halus. Efeknya, gerakan feses pun terhambat.
6. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Efek samping makan daging berlebihan berasal dari kadar lemak jenuh dan kolesterol. Kedua jenis lemak ini bisa membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah pun meningkat dan aliran darah menuju bagian tubuh pun tidak lancar. Anda pun akan rentan mengalami stroke, serangan jantung, dan pembengkakan arteri atau aneurisma.
Konsumsi daging merah berlebih juga menyebabkan bakteri atau mikrobiota usus menghasilkan senyawa trimetilamina N-oksida (TMAO). Senyawa ini juga berkaitan dengan risiko penyumbatan pembuluh darah.
7. Picu keringat berlebih
Kebanyakan makan daging rupanya bisa membuat tubuh lebih mudah berkeringat. Saat makan, tubuh menggunakan energi untuk memecah makanan tersebut. Daging tersusun atas protein yang memerlukan waktu lama untuk dicerna, sehingga membutuhkan energi ekstra.
Studi terbitan Nutrition & Metabolism (2004) memaparkan bahwa tubuh memerlukan 20 – 30% energi yang lebih besar untuk memecah protein daripada karbohidrat. Pembakaran energi untuk mencerna daging ini akan meningkatkan panas tubuh. Proses ini disebut dengan termogenesis. Jadi, tak heran bila badan terasa panas dan berkeringat setelah kebanyakan makan daging sapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Direkrut BKKBN, Ribuan Bidan Jadi Pahlawan Cegah Stunting Serta Dapatkan Angka Kredit Profesi
Advertisement
Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah
Advertisement
Berita Populer
- 10 Hari Uji Coba Makan Siang Gratis di Bantul, Siswa SD Harus Dibiasakan Minum Susu
- Warung Makan di Pantai Depok Dihantam Gelombang Pasang, Pemilik Kehilangan Pendapatan
- Kunjungan Wisata Sleman Tunjukkan Tren Positif, Ini Datanya
- Komoditas Salak di Sleman Alami Penyusutan Luas Panen, Ini Cara Pemkab Pertahankan Produktivitas
- Kalurahan Balong Gunungkidul Ditetapkan Sebagai Kampung Zakat
Advertisement
Advertisement