Advertisement
Enam Fakta dan Mitos tentang Migrain

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Sakit kepala yang menyerang dengan rasa tajam sering kali dianggap migrain. Namun, tidak semua sakit kepala dapat dikatakan migrain.
Migrain dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, dengan aura atau tanpa aura. Migrain dengan aura ditandai dengan kilatan cahaya yang diikuti sakit kepala atau disebut dengan klasik. Aura ini muncul akibat gangguan pada sistem saraf yang terjadi sebelum, saat, bahkan setelah sakit kepala.
Advertisement
Berikut fakta dan mitos dari penyakit migrain yang perlu Anda ketahui seperti dilansir dari PinkVilla, Jumat (24/9/2021):
1. Semua sakit kepala itu migrain
Mitos. Tidak benar emua sakit kepala adalah migrain. Sakit kepala yang berhubungan dengan migrain memiliki obat-obatan tertentu. Periksakan ke dokter untuk mendapat diagnosa lebih mendalam.
2. Sakit Kepala Jangka Pendek Disebut Migrain
Mitos. Tidak benar bahwa sakit kepala jangka pendek, misalnya seminggu, disebut migrain. Hal tersebut bisa jadi diakibatkan karena leher yang tegang maupun adanya masalah pada mata. Sakit kepala yang lebih dari 10 hari perlu diwaspadai sebagai migrain.
3. Migrain Penyakit Turunan?
Fakta. Riwayat keluarga perlu ditelusuri bila anda merasakan gejala migrain. Seseorang dengan orang tua yang memiliki migrain, kemungkinan mengalami kondisi ini akan meningkat terutama dengan aura.
4. Risiko Migrain Meningkat Seiring Pertambahan Usia
Fakta. Pada usia 20an, kemungkinan migrain sangat kecil, namun tetap dapat terjadi. Wanita yang sudah menopause memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini. Rasa sakit yang muncul pada usia lanjut dapat dimungkinkan karena penyakit lain.
5. Migrain Tidak Bisa Disembuhkan
Fakta. Migrain mungkin tidak bisa disembuhkan, tapi bisa diobati. Mengubah gaya hidup dengan tidur cukup akan membantu migrain tidak kambuh. Hal terbaik untuk pasien migrain adalah dengan berada di ruangan gelap yang sunyi ketika gejalanya kambuh.
6. Konsumsi Kafein Memicu Migrain
Mitos. Tidak ada makanan khusus yang dapat memicu migrain. Hal tersebut akan berbeda pada setiap orang, bisa jadi parfum, gula, atau anggur. Mengetahui diri sendiri akan lebih baik sehingga dapat mengurangi frekuensi sakit kepala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Wisatawan Masjid Raya Sheikh Zayed Capai 40.000 orang, Parkir Depan Steril
- 1.373 Atlet Ikuti Polytron Wali Kota Cup Solo, Berebut Total Hadiah Rp600 juta
- Ini Dia! Boneka Kokeshi Jepang dari Limbah Mebel, Harga Murah Mulai Rp65.000
- Potret Ribuan Umat Buddha Ikuti Detik-detik Waisak di Candi Borobudur Magelang
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Bukan Laut Mati, Ternyata Perairan Paling Asin di Bumi Ada di Kolam Ini
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi Sarapan di Kopi Klotok, Warganet Berkelakar kok Enggak Antre
- Hari Sepeda Sedunia, Jogja Dulu Punya Sego Segawe yang Kini Tak Ada Lagi Kabarnya
- BPPD dan GIPI Promosikan Wisata Sehat agar Wisatawan Tinggal Lebih Lama
- Dikritik Menteri Nadiem Makarim, Ini yang Perlu Anda Ketahui tentang ASPD di DIY
- Kini Ada Helpdesk Pekerja Migran Indonesia di YIA, Ini Fungsinya..
Advertisement
Advertisement