Advertisement
Foto Dahan Pohon Ini Sekilas Tampak Biasa, Tapi Jadi Istimewa Saat Mengingat Masa Kecil

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Sebuah foto dahan pohon yang beredar di media sosial twitter ini seolah tampak biasa saja. Namun, bagi kaum milenial dan usia di atasnya, dahan pohon tersebut menjadi menarik. Apa sebabnya?
Foto dahan pohon itu diunggah oleh akun twitter @jawafess pada Rabu (19/5/2021). Sekilas dahan pohon itu tampak layaknya dahan pohon biasa. Dahan itu berupa batang utama sebesar jari yang kemudian bercabang sama besar membentuk seperti huruf Y.
Advertisement
Dalam keterangannya, akun tersebut memberikan pertanyaan yang menarik. "Jaman cilikan ku sering golek ngeneiki lur. Cah saiki mesti gk ngerti betapa bahagianya nemu kayu kyk ngene", yang artinya "zaman kecil saya sering mencari seperti ini. Anak sekarang pasti tidak tahu betapa bahagianya menemukan kayu seperti ini".
Baca juga: Peta Telur Ceplok Ini Jelaskan Candi Borobudur Ada di Kabupaten Magelang, Bukan di Jogja
Rupanya, ada yang menarik dari dahan tersebut, yakni cabangnya yang sama besar. Dahan yang memiliki cabang seperti ini akan bisa digunakan untuk membuat katapel. Katapel adalah alat yang digunakan untuk melempar benda dengan peluru batu.
Dikutip dari wikipedia, katapel di Indonesia sering disebut dengan pelinteng atau blandring. Katapel banyak digunakan untuk berburu hewan kecil seperti burung kecil atau capung, atau sekadar untuk bermain perang-perangan dengan teman sebaya di waktu masih anak-anak.
Katapel di Indonesia terdiri dari bahan kayu dan karet, karet yang digunakan biasanya berasal dari ban kendaraan bekas, sedangkan peluru yang digunakan biasanya batu kecil, atau karet gelang yang dibentuk bulat-bulat sehingga tidak melukai orang lain.
Baca juga: Viral Video Epy Kusnandar Diperiksa Petugas Penyekatan Mudik, Sikapnya Jadi Teladan
Di masa kecil kaum milenial dan usia di atasnya, masih banyak yang bermain dengan katapel. Saat itu, kebanyakan membuat sendiri alat permainan tersebut. Mereka mencari kayu bercabang untuk membuatnya. Karenanya, menemukan dahan bercabang presisi menjadi hal yang membahagiakan karena bisa menggunakannya untuk membuat katapel.
Unggahan tentang kenangan masa kecil ini rupanya menarik perhatian warganet. Ini terlihat dari tanggapan di unggahan tersebut. Dalam waktu beberapa jam, unggahan tersebut mendapatkan 465 komentar, dibagikan 239 kali dan disukai lebih dari 1.200 warganet.
Salah satu komentar ditulis akun @raasa_cokelat. "Dinggo nggae plintengan a.k.a ketapel kan min??
Mbiyen aku gaene nggawe ro squad bolang ku, nek wes dadi nggo berburu bajing ro manuk emprit wkwk", yang artinya "dipakai membuat katapel kan Min? Dulu aku kegiatannya membuat bersama tim mainku, kalau sudah jadi untuk berburu tupai dan burung parkit".
Akun @kangenjinho menambahkan,"Dienggo plinthengan. Mlinthengi manuk e tonggo..manuk wes nek kurungan te2p diplinthengi," yang artinya "digunakan membuat katapel. Melempar burung tetangga. Burung sudah di dalam sangkar tetap dilempar". Komentar ini seraya menambahkan emoji tertawa terbahak-bahak.
Ada pula komentar dari akun @soulARIezto yang menulis,"Luweh kenceng nek pentile sek putih, kalepe ngetok sabuke bapak. Bar kui gae mlinteng omah tawon, karo woh wohane tonggo." yang artinya lebih kuat kalau tali karetnya yang warna putih, sabuknya memotong sabuk milik ayah. Setelah itu digunakan untuk melempat rumah lebah dan buah-buahan milik tetangga.
Nah, seperti itulah asyiknya permainan menggunakan katapel bagi anak-anak jaman dahulu. Apakah Anda juga punya kenangan dengan alat permainan ini?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Identitas 4 Korban Meninggal Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Sengatan Ubur-ubur di Pantai Selatan Bantul Terus Bertambah, Korban Paling Banyak Anak-anak
- Kepala Sekolah Rakyat DIY dari Bantul dan Kulonprogo, Formasi Guru Menyusul
- Pedagang Eks TKP ABA Keluhkan Pengunjung Sepi, Wali Kota Jogja Bakal Gelar Sejumlah Event
- Dua Mahasiswa KKN UGM Meninggal Dunia, Sejumlah Masjid di UGM Gelar Salat Gaib Doakan Mendiang
- BPBD Sleman Alokasikan 100.000 Liter Air untuk Dropping
Advertisement
Advertisement