Advertisement
Bukan Memarahi, Ini yang Sebaiknya Dilakukan pada Anak yang Kecanduan Gadget

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Gadget atau perangkat teknologi kini tidak hanya dioperasikan oleh orang dewasa. Anak-anak pun mulai bisa mengoperasikannya. Namun, keberadaannya juga seperti pisau bermata dua.
Di satu sisi membantu memudahkan berbagai pekerjaan, namun di sisi lain berisiko membuat anak ketergantungan. Hal ini tentu yang menjadi kekhawatiran banyak orangtua.
Advertisement
Kabar baiknya, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Wahid membagikan beberapa cara untuk mengatasi anak kecanduan gadget.
Baca juga: Pria Bisa Menghasilkan Air Susu? Begini Penjelasannya
Menurut Alissa, ketika mendapati anak kecanduan gadget hal pertama dilakukan orangtua adalah bukan memarahi atau menceramahi anak tersebut. Namun, yang harus dilakukan adalah dengan menumbuhkan integritas pada anak itu sendiri.
“Kalau dimarahin nggak akan mempan. Menumbuhkan integritas itu yang penting. Gimana kita mengajari anak untuk dapat mengendalikan dirinya sendiri. Kalau dia bisa mengendalikan dirinya sendiri, maka anak ini akan tahu batas-batasnya yang sudah kita buat,” kata Alissa dalam acaraWebinar Festival Noah “Generasi Nasionalis”, Sabtu (20/3/2021).
Integritas yang dimaksud adalah menerapkan aturan. Alissa pun mencontohkan hal yang paling sering ditemui adalah ketika anak mulai komplain, ketika bermain dirumah temennya boleh bermain seperti Playstasion atau sebagainya.
Baca juga: Mau Turunkan Berat Badan tapi Tetap Sambil Makan Enak? Begini Caranya
“Ini yang paling banyak ditemui. Mah, kok dirumah si A boleh main GTA, kok disini nggak boleh. Kalau menemui kasus seperti ini orang tua bisa mengajarkan bahwa setiap rumah memiliki aturan. Kalau dirumah orang lain, maka anak akan mengikuti aturan yang ada," jelas Alissa.
Singkatnya, orangtua perlu mengajarkan anak untuk paham bahwa ada konteks yang berbeda. Menurutnya penting bagi orangtua mengajarkan nilai tersendiri bagi anak.
"Kalau kita sendiri GTA itu mengandung kekerasan, makanya tidak boleh. Kalau diberi pemahaman seperti ini anak bisa menjadi lebih mengerti,” ujarnya.
Alissa pun mengingatkan kepada orangtua, untuk mengajarkan sesuatu kepada anak tidak perlu menggunakan nada yang tinggi atau menceramahi anak. Orang tua bisa menggunakan cara-cara yang sesuai dengan umur anak.
“Ingat anak itu bukan orang dewasa berukuran mini. Jadi masih perlu orang dewasa yang mengatur. Beri pemahaman kepada anak kalau aturan itu dibuat oleh orang dewasa sehingga ketika di sekolah dia harus nurut sama gurunya, ketika dirumah ya nurut kepada orang tua. Itu yang perlu ditanamkan sejak dini,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- TikTok Shop segera Buka Kembali, Kementerian BUMN Minta Utamakan Produk UMKM
- Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris Pekan Ini: Newcastle vs MU, City vs Spurs
- Hasil Perempat Final India International 2023: Alwi Setop, Dejan/Gloria Lanjut
- Cek Lokasi Layanan Samsat Keliling Karanganyar Sabtu 2 Desember 2023
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Tak Patuhi Aturan Penyaluran BBM Bersubsidi, Pertamina Bakal Beri Sanksi SPBU di Jateng dan DIY
- Per 1 Desember 2023, Akses Penumpang KA Bandara YIA di Stasiun Tugu Pindah ke Sisi Barat
- 883 Ribu Kendaraan Diperkirakan Masuk Jogja di Libur Nataru, Ini Langkah Dishub DIY
- Modus Korupsi Kasir BUKP di Bantul: Tak Setorkan Angsuran Nasabah hingga Membuat Bank dalam Bank
- Berharap Wisata Jogja di Akhir Tahun Tak Terdampak Hirup Pikuk Kampanye
Advertisement
Advertisement