Cerita Bersambung Sandyakala Ratu Malang: Bagian 176 (Tamat)
Advertisement
176
Wajah Darsi yang tengadah itu pucat dan rambutnya kusut. Matanya dipejamkan akan tetapi air matanya keluar melalui sepasang pipi. Bibirnya gemetar, menggigil setengah menangis setengah tersenyum, hanya dapat tergerak perlahan mengangguk.
Advertisement
Kedua tangan lelaki mendekap muka itu, pada leher di bawah telinga, memandang seperti orang mengamati sebuah mustika yang amat berharga, kemudian seperti tanpa mereka sadari, bibir mereka bertemu dalam sebuah ciuman yang mesra. Ciuman ini membuat Darsi seakan mendapatkan kembali sebuah keindahan yang sudah lama sirna sehingga muncul sedu sedan dari dalam dada ke lehernya, menjadi satu dengan isak tangis dari dalam dada kekasihnya.
Pagi yang sudah bersolek mendadak tersaput mendung gelap. Titik-titik air mulai menetes dari langit, menghapus maskara pagi, memorakporandakan dandanannya. Dan laut yang tenang pelan-pelan bergelombang.
“Pangeranku, sungguh aku tidak pernah sedetik pun berhenti mencintaimu sebagaimana bunyi jantungku. Namun hubungan ini jangan berlanjut. Tetaplah berjarak supaya kerinduanku terjaga.”
Darsi menyentak lepas dari dekapan kekasihnya. Kemudian tertatih-tatih menuju tepi laut dan tak berapa lama tubuhnya ditelan gelombang yang bergulung-gulung membawanya ke tengah samudra. Tubuh Darsi timbul tenggelam, hanya kadang tampak tangannya melambai.
“Darsi, Darsi..”
Lelaki itu mengejar tapi langkahnya terhenti. Ia terpana melihat Darsi melangkah di atas ganasnya ombak laut selatan. Kadang gelombang menggunung menyelimuti Darsi, lalu muncul lagi. Darsi terus saja berjalan ke selatan sampai akhirnya bayangannya lenyap.
“Darsi…”
Lelaki itu berlari menyusul. Tapi di hadapannya gelombang putih kehitaman menghentikan langkahnya.
“Kangmas Dinar….”
Darsi berseru samar di tengah gemuruhnya ombak samudra.
Begawan Sempani, Pangeran Arumbinang, Ki Ageng Permana, Nimas Lembah Manah, Suradipa, Suragati, Dinar Saka, Latri Dewani, Martapura, Gayatri, Kertapati, Resi Kamayan dan Darsi, semua menghadap Ilahi Robbi dengan caranya sendiri: ada yang tergelincir, ada yang ketir–ketir, ada yang mlipir. Semua dicatat, semua dapat tempat.
Ohh, kyrie kyrie eleison, kyrie kyrie eleison.
Glenggangsari, Respati Corona, 2020
TAMAT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Hampir 500 Ribu Kendaraan Telah Keluar dari Jabodetabek
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- UKDW Ambil Bagian Dalam Penanggulangan Bencana yang Inklusif
- Wujudkan DIY sebagai Destinasi Wisata Ramah Muslim
- Amankan Natal dan Tahun Baru, Polresta dan Satpol PP Jogja Kerahkan Ratusan Personel
- DIY Bakal Kedatangan 9,4 Juta Orang, Ribuan Personel Diterjunkan Amankan Libur Akhir Tahun
- Diduga Bekerja ke Kamboja Secara Non Prosedural, Imigrasi Yogyakarta Cegah Keberangkatan 3 WNI
Advertisement
Advertisement