Advertisement
Baby Blues Harus Diredam, Olahraga Solusinya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Psikolog Klinis Liza M Djaprie mengatakan banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami baby blues.
Hal paling utama adalah ketidakseimbangan hormon setelah melahirkan, ditambah lagi dengan banyaknya perubahan yang dialami ibu dengan kehadiran anggota keluarga baru sehingga perlu adanya proses adaptasi atau penyesuaian.
Advertisement
Kondisi ini akan semakin parah jika dipicu oleh beberapa hal lainnya, termasuk pandangan lingkungan sekitar mengenai fisik, cara ibu merawat bayi, hingga proses persalinan. Banyaknya informasi dan pandangan ini bisa membuat ibu stress dan depresi.
"Manifestasi dari baby blues ini dapat berupa insomnia, panic attack, leak of energy, gampang menangis, sensitif, hingga tidak ingin melakukan apapun,” ujarnya.
Baby blues ini menurutnya dapat terjadi dalam kurun waktu enam bulan hingga 1 tahun. Jika lebih dari 1 tahun dan kondisinya sudah sangat parah, ibu disarankan untuk berkonsultasi ke psikolog atau pskiater.
Berolahraga
Selain dengan berkonsultasi, seorang ibu juga dapat mengatasi kondisi tersebut dengan melakukan olahraga. Sebab, melalui kegiatan olahraga, hormon bahagia akan kembali teraktivasi. Apalagi ketika muncul keringat akan menghadirkan sugesti di dalam pikiran ibu bahwa berat badannya berkurang sehingga bisa membuatnya bahagia.
Liza mengatakan ketika seorang mengalami baby blues, ada hormon yang tidak seimbang dan pemikiran yang korslet. Jika diibaratkan di dalam pikiran tersebut banyak kabel-kabel yang korslet. Sayangnya, saat itu kekorsletan yang mendominasi pikiran dan perasaan seseorang sehingga menjadi stress dan depresi.
“Olahraga itu memunculkan hormone happy yang membuat rileks, Ada hormon endorphin juga yang keluar sehingga menjadi lega. Apalagi jika dilakukan bersama anak misalnya dengan memanfaatkan stroller untuk berolahraga, selain membuat happy juga meningkatkan bounding bersama anak,” tuturnya.
Selain dengan berolahraga, seorang ibu juga dapat menumpahkan uneg-unegnya dengan curhat, kepada suami, orang tua, atau sahabat. Sebab, jika tidak dikeluarkan, semua pikiran dan perasaan tidak menyenangkan itu akan seperti air yang ketika sudah terisi banyak akan semakin menumpuk dan kemudian luber tak karuan.
“Curhat bisa membuang “air kotor” di dalam diri kita, tapi kan harus ada tempat curhat yang dipercaya. Ibu juga jangan takut untuk minta tolong karena dia tidak mampu melakukan sendiri. Semua masalah itu harus diceritakan dan disampaikan jika tidak akan numpuk dan meledak, lalu bisa jadi baby blues,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Terbukti Terima Suap, 3 Eks Pejabat DJKA Divonis Bui dan Uang Pengganti Total Rp2,5 Miliar
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Daftar Jalur Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, dan Pasar
- Rute dan Harga Tiket Damri Jogja ke Bandara YIA
- Top 7 News Harianjogja.com Hari Ini, Senin 11 Desember 2023: WhatsApp Butet Diretas hingga Kecelakaan Lalu Lintas
- Daftar Kereta Api Wilayah Daop 6 Yogyakarta yang Dapat Tarif Promo Nataru
- Kelaparan dan Tunggak Bayar Kos, Mahasiswa Papua Kuliah di Jogja Keluhkan Beasiswa Tak Cair
Advertisement
Advertisement