Advertisement

Vege Jawi, Populerkan Tren Sehat Bumbu untuk Vegetarian

Bernadheta Dian Saraswati
Kamis, 05 April 2018 - 04:10 WIB
Maya Herawati
Vege Jawi, Populerkan Tren Sehat Bumbu untuk Vegetarian Pasangan suami istri, Agnesia Hari Kardyantini dan Antonius Tri Joko Warso menunjukkan bumbu vegetarian yang diproduksi oleh Vege Jawi, Rabu (7/2/2018). - Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pada 2009, Agnesia Hari Kardyantini, 52, merasakan sakit yang luar biasa pada tubuhnya. Namun dari penyakitnya itu, ia bisa merintis bisnis yang tidak hanya bermanfaat untuk dirinya tetapi juga orang lain dan diberi nama Vege Jawi.

Ibu rumah tangga yang akrab disapa Agnes ini ingat betul, bagaimana penderitaannya saat beberapa penyakit bersarang dalam tubuhnya. Saat itu 2009, ia melakukan operasi kista, mioma dan fistel double G hanya dalam waktu tiga bulan. Saat itu pula, kolesterolnya meninggi sampai 260 dan asam uratnya sampai level sembilan. Kondisinya yang stres juga membuat penyakit imunologi psoriasis (peradangan kulit kronis karena gangguan imun) ikut bersarang.

Ia sempat kebingungan karena empat dokter menyatakan bahwa tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit psoriasisnya. Ibu empat anak ini menghentikan seluruh obatnya dan akhirnya badannya bengkak. “Saat itu, saya enggak bisa jalan. Tubuh terasa rusak,” katanya pada Harian Jogja, Maret 2018.

Selain dari medis, Agnes juga sempat melakukan meditasi, tetapi juga tak menyembuhkan sakitnya. Ia pun berusaha untuk mengenali dirinya sendiri, termasuk mengenali makanan yang memicu tubuhnya menjadi tidak nyaman. “Ternyata sakit autoimun itu hanya bisa [sembuh] dengan [makan] sayuran mentah. Daging enggak bisa,” katanya. Tepat pada 2012, Agnes pun pindah menjadi vegan dan pada 2014 penyakitnya dinyatakan sembuh.

Dari keberhasilannya itu, Agnes mulai meracik makanan vegan untuk dirinya sendiri. Beberapa kalangan meyakini bahwa penganut vegetarian juga tidak mengonsumsi bawang supaya tidak mengganggu emosinya. Agnes pun mengganti bawang dengan asinan lobak dan jamur yoko yang dikeringkan.

Hasil olahannya itu kemudian diunggah dalam website dan mendapat tanggapan positif dari beberapa orang. Lambat laun, pengganti bawang itu banyak dipesan para vegan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, termasuk warga asing yang sedang berkunjung ke Jogja.

Tidak hanya pengganti bawang, Agnes kemudian mengembangkan produk lain. Di antaranya bumbu vegan organik brongkos, rawon, tongseng, opor, gule, soto, kare, sate, rendang, dan terasi dari tempe.

Ia mengemasnya dalam bentuk toples kecil ukuran 10 gram dan besar ukuran 100 gram. Bumbu kemasan kecil dijual kisaran Rp16.000 dan diberi label Vegan Jawi.

Kemasan 10 gram dijual khusus online sementara untuk kemasan besar dari plastik yang dijual kisaran Rp70.000 diperuntukkan konsumen yang membeli secara offline. “Kalau untuk orang asing toplesnya pakai kaca karena enggak suka pakai plastik,” tuturnya.

Rempah-Rempah
Untuk memproduksi bumbu vegetarian, Agnes banyak membutuhkan rempah-rempah, seperti bunga pala, cengkeh, kunyit, dan merica. Bahan baku itu selalu dicuci sebelum diolah. Airnya pun tak sembarangan. Agnes mencucinya menggunakan air RO karena jika menggunakan air sumur, banyak mengandung bakteri Escherichia coli (E.coli).

Ia ingin menghasilkan produk bumbu yang berkualitas. “Pernah suatu ketika beli satu kilogran merica, yang kepakai cuma satu ons saja, lainnya palsu. Hanya dari monte [mutiara] yang seperti hanya dibalut semen gitu,” tuturnya. Dari kejadian itu, ia lebih berhati-hati dengan bahan baku yang akan diolah.

Setelah proses pencucian, Agnes kemudian mengeringkan rempah-rempah tersebut dengan cara dijemur dan juga menggunakan mesin spinner. Tahapan terakhir adalah menggiling dan memasukkan serbuk bumbu ke toples kemasan yang telah disiapkan.

Proses pengolahan menggunakan bumbu ini cukup mudah. Konsumen hanya butuh menaburkan setengah sendok teh bumbu kering ke dalam masakannya dan mencampurkan tambahan bumbu lain seperti salam dan lengkuas. “Setengah sendok itu sudah bisa dipakai untuk makan empat orang,” katanya.

Agnes memproduksi ratusan toples setiap bulan. Tidak hanya dijual di rumahnya di Jalan Tronggo 125, Sorowajan, Banguntapan, Bantul, bumbu vegan juga dijual di beberapa kedai vegetarian di Jogja, seperti Loving Hut Jogja, Vegie House dan Milas Resto.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement