Advertisement
Ibu Hamil Rentan Alami Hipertensi Paru, Ini Penjelasannya
Ilustrasi. - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Ibu hamil disebut memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipertensi paru, terutama akibat gumpalan darah yang bisa muncul setelah proses persalinan. Hal itu disampaikan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Pencegahan dan Rehabilitasi Kardiovaskular RS Universitas Indonesia (RS UI), dr. dr. Hary Sakti Muliawan, Ph.D., Sp.JP, Subsp.PRKv.(K) dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Menurut Hary Sakti, perubahan yang terjadi pada tubuh ibu hamil kerap memicu sesak napas pada trimester tertentu, namun bila keluhan tersebut tetap berlanjut setelah melahirkan, pemeriksaan lanjutan perlu segera dilakukan.
Advertisement
“Ibu hamil itu memiliki risiko menjadi pasien hipertensi paru biasanya karena gumpalan darah yang bisa terjadi pascapersalinan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa wanita secara umum lebih rentan mengalami hipertensi paru, baik karena faktor genetik seperti penyakit jantung bawaan, penyakit autoimun, hingga gangguan pada paru. Faktor hormonal turut memperbesar risiko.
BACA JUGA
Perubahan imunitas pada wanita hamil disebut dapat memicu hipertensi paru atau hipertensi pulmonal. Selain itu, secara genetik wanita lebih rentan mengalami gangguan imun, sejalan dengan tingginya kasus penyakit autoimun pada populasi perempuan.
“Makanya pada populasi autoimun seperti lupus, wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki,” tuturnya.
Setelah melahirkan, wanita juga mengalami perubahan struktur jantung. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko pengentalan darah dan terbentuknya gumpalan yang menyumbat aliran darah ke paru-paru—menjadi salah satu penyebab umum hipertensi paru.
Hipertensi paru sendiri merupakan kondisi tekanan darah tinggi pada arteri paru yang membuat jantung kanan bekerja lebih keras dalam memompa darah. Gejalanya antara lain sesak napas, nyeri dada, cepat lelah meski beraktivitas ringan, hingga pusing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





