Advertisement

Penelitian Terbaru, Saffron untuk Terapi Memori pada Pasien Alzheimer

Maya Herawati
Senin, 17 November 2025 - 18:07 WIB
Maya Herawati
Penelitian Terbaru, Saffron untuk Terapi Memori pada Pasien Alzheimer Foto ilustrasi saffron

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Saffron selama ribuan tahun dikenal sebagai rempah bernilai tinggi dengan banyak kegunaan, mulai dari bahan kecantikan kuno hingga bumbu dapur yang mewah. Belakangan, perhatian ilmiah tertuju pada satu hal yang berbeda: potensi saffron dalam membantu pengobatan penyakit Alzheimer. Meski berasal dari tradisi herbal kuno, sejumlah penelitian modern menunjukkan hasil klinis yang menjanjikan.

Kaitan dengan Penyakit Alzheimer

Advertisement

Penyakit Alzheimer masih menjadi salah satu kondisi yang paling sulit ditangani karena merusak memori dan kemampuan berpikir tanpa ada obat yang benar-benar menghentikan progres penyakit. Terapi yang tersedia, seperti donepezil dan memantine, hanya memberikan perbaikan gejala sementara. Beberapa pasien juga mengalami efek samping, mulai dari pusing hingga gangguan tidur.

Dalam konteks ini, saffron menarik perhatian peneliti karena kandungan senyawa aktifnya, krosin, krosetin, dan safranal, yang menunjukkan manfaat perlindungan otak pada berbagai jalur biologis. Penelitian terkait metilasi DNA pada penderita Alzheimer turut memperkuat perhatian ini, karena saffron diduga bekerja melintasi beberapa mekanisme sekaligus yang berkaitan dengan kerusakan saraf dan penurunan kognitif.

Temuan Uji Klinis

Salah satu uji klinis yang dipublikasikan di PubMed Central menunjukkan hasil signifikan. Setelah 16 minggu, peserta yang mengonsumsi saffron menunjukkan peningkatan fungsi kognitif lebih baik dibandingkan kelompok plasebo. Skor pada skala ADAS-cog dan CDR meningkat, sementara profil efek samping serupa pada kedua kelompok. Dalam penelitian itu, peserta dibagi secara acak untuk menerima saffron 30 mg per hari atau plasebo berupa dua kapsul tanpa bahan aktif.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam studi jangka pendek, saffron tampak aman dan berpotensi efektif untuk pasien Alzheimer ringan hingga sedang. Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa studi berskala lebih besar tetap dibutuhkan untuk memastikan efektivitasnya.

Temuan dari tinjauan sistematis juga menempatkan saffron sebagai terapi utama yang bermanfaat dalam meningkatkan fungsi kognitif pasien Alzheimer. Namun, ketika saffron dijadikan suplemen tambahan di luar terapi utama, manfaat kognitifnya tidak meningkat, meskipun perbaikan pada status peradangan dan stres oksidatif tetap tercatat.

Keampuhan Saffron

Keampuhan saffron diduga berasal dari komposisi kimianya yang unik. Krosin dan krosetin bekerja sebagai antioksidan yang melindungi neuron dari kerusakan akibat radikal bebas. Kedua senyawa itu juga terlibat dalam menghambat pembentukan plak amiloid-beta dan lilitan tau, yang merupakan ciri utama patologi Alzheimer.

Selain itu, saffron secara tradisional dikenal memiliki efek menenangkan dan meningkatkan suasana hati. Beberapa studi modern mendukung hal ini, terutama pada penurunan gejala depresi dan agitasi yang umum muncul pada fase lanjut Alzheimer. Perbaikan suasana hati tersebut dinilai dapat ikut mendorong peningkatan fungsi kognitif.

Keamanan Konsumsi Saffron

Studi klinis menyebutkan bahwa saffron memiliki profil keamanan yang baik, bahkan saat dikonsumsi selama beberapa bulan. Meski begitu, tingginya harga saffron membuat beberapa produk di pasaran rentan dipalsukan atau diencerkan. Pasien yang ingin mencoba suplemen saffron dianjurkan memilih ekstrak terstandarisasi dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, terutama jika sedang mengonsumsi obat Alzheimer.

Prospek Saffron ke Depan

Saffron bukanlah obat mujarab, namun semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa rempah yang telah digunakan sejak zaman kuno ini memiliki potensi terapeutik modern. Bukan tidak mungkin, di masa mendatang saffron dapat menjadi pelengkap terapi Alzheimer atau bahkan menyamai efektivitas obat yang kini digunakan.

 

Catatan Redaksi: Artikel ini bersifat informatif. Konsultasikan dengan tenaga medis sebelum menerapkan saran apa pun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : The Times of India

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor

BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor

News
| Senin, 17 November 2025, 22:57 WIB

Advertisement

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Wisata
| Sabtu, 15 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement