Advertisement

Tanda-Tanda Hubungan Tak Sehat yang Sering Dianggap Wajar

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 12 November 2025 - 23:07 WIB
Maya Herawati
Tanda-Tanda Hubungan Tak Sehat yang Sering Dianggap Wajar Foto ilustrasi hubungan lelaki dan perempuan. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Dalam hubungan, tidak semua sikap manis berarti kasih sayang. Beberapa perilaku seperti memberi hadiah berlebihan atau terus mengawasi pasangan bisa menjadi tanda kontrol berlebihan yang berbahaya bagi kesehatan emosional.

Namun, lama kelamaan kebiasaan itu menjadi dianggap normal. Seperti dikutip dari Bolde, berikut kebiasaan tidak normal dalam pasangan yang akhirnya dinormalkan.

Advertisement

Saling Mengobrol Terus-menerus

Awalnya, sering berkirim pesan sepanjang hari dapat membuat Anda merasa dihargai dan diperhatikan, semacam pesan cinta modern. Namun, ketika saling mengobrol ini menjadi tak henti-hentinya, hal itu mulai terasa lebih seperti pengawasan daripada kasih sayang.

Menguntit di Media Sosial

Media sosial menawarkan jendela ke dalam kehidupan sehari-hari, dan wajar bagi pasangan untuk tertarik pada unggahan satu sama lain. Namun, ketika minat itu berubah menjadi pemantauan terus-menerus terhadap suka, komentar, dan pengikut, hal itu menjadi sesuatu yang menyeramkan. Era digital telah mengaburkan batas antara minat yang pantas dan obsesi yang mengganggu. Pasangan yang selalu mengamati setiap interaksi daring mungkin didorong oleh rasa tidak aman atau cemburu. Perilaku ini dapat dengan cepat menjadi menyesakkan, membuat Anda merasa lebih seperti subjek studi daripada mitra.

Terlalu Terlibat dalam Pertemanan

Pada tahap awal, mungkin terasa nyaman melihat pasangan menunjukkan minat pada pertemanan Anda. Namun, ketika mereka mulai ikut campur dalam setiap pertemuan atau percakapan, itu pertanda keterlibatan yang berlebihan.

Kunjungan Tak Terduga

Sensasi tak terduga dari kunjungan kejutan bisa terasa seperti isyarat romantis, terutama pada tahap bulan madu. Namun, ketika kunjungan ini menjadi sering dan tak diundang, hal itu menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap ruang pribadi.

Memberi Hadiah Berlebihan

Memberi hadiah adalah cara tradisional untuk mengungkapkan cinta dan penghargaan, tetapi ketika berlebihan, hal itu bisa terasa berlebihan. Sering menghujani seseorang dengan hadiah dapat dianggap sebagai upaya untuk mendapatkan kasih sayang atau menutupi rasa tidak aman.

Membagikan Rahasia Anda Tanpa Izin

Dalam kesucian suatu hubungan, berbagi rahasia dapat membangun keintiman dan kepercayaan. Namun, ketika pasangan membocorkan rahasia ini tanpa izin, itu sudah melewati batas. Pelanggaran kepercayaan dapat membuat Anda merasa terekspos dan rentan, sehingga merusak fondasi hubungan Anda. Kepercayaan adalah entitas yang rapuh, mudah hancur ketika informasi pribadi dibagikan tanpa izin. Untuk menjaga integritas ikatan Anda, penting untuk menumbuhkan budaya saling menghormati informasi pribadi.

Meniru Setiap Gerak Anda

Meniru mungkin merupakan bentuk sanjungan yang paling tulus, tetapi ketika sampai pada tahap meniru setiap gerak Anda, hal itu menjadi menjengkelkan. Perilaku ini dapat menunjukkan kurangnya identitas pribadi atau upaya untuk menggabungkan identitas.

Pertanyaan yang Terlalu Mengganggu

Rasa ingin tahu tentang kehidupan pasangan Anda adalah hal yang wajar, tetapi ketika pertanyaan menjadi terus-menerus mengganggu, itu menandakan kurangnya rasa hormat terhadap privasi. Rentetan pertanyaan yang menyelidik dapat terasa seperti interogasi, alih-alih ungkapan minat. Hubungan seharusnya menyediakan ruang aman di mana privasi diakui dan dihormati. Ketika rasa ingin tahu melewati batas, hal itu dapat mengikis kepercayaan dan menciptakan perasaan defensif. Dorong percakapan terbuka tentang batasan dan apa yang merupakan rasa ingin tahu yang penuh rasa hormat.

Mendikte Pilihan Busana Anda

Pasangan yang tertarik dengan gaya Anda memang menyenangkan, tetapi ketika mereka mulai mendikte pilihan busana Anda, hal itu menjadi masalah. Perilaku ini dapat menunjukkan keinginan untuk mengendalikan atau membentuk identitas Anda sesuai preferensi mereka. Gaya pribadi adalah ekspresi individualitas dan harus dihormati dalam suatu hubungan. Mendorong otonomi atas pilihan busana Anda dapat memperkuat ekspresi diri dan kepercayaan diri. Membahas batasan seputar estetika pribadi dapat mencegah perilaku tersebut menjadi sumber pertengkaran.

Mengintip Ponsel Secara Terus-menerus

Godaan untuk mengintip ponsel pasangan dapat muncul dari rasa tidak aman atau ketidakpercayaan, tetapi hal ini melewati batas privasi yang signifikan. Sekalipun tujuannya adalah untuk meredakan rasa takut, tindakan itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan kepercayaan yang tak tergantikan.

Membuat Semua Keputusan Secara Sepihak

Memiliki pasangan yang bertanggung jawab memang menarik, tetapi ketika mereka membuat semua keputusan secara sepihak, rasanya bisa menyesakkan. Hubungan seharusnya menjadi kemitraan, di mana kedua suara dihargai dan dipertimbangkan. Membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengan pasangan menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap pendapat dan keinginan mereka.

Saran Tanpa Henti untuk Berubah

Mendorong pertumbuhan dan perbaikan diri memang sehat, tetapi saran tanpa henti untuk berubah bisa terasa seperti kritik. Penting untuk menyeimbangkan dorongan dengan penerimaan diri atas siapa pasangan Anda. Terus-menerus menunjukkan area yang perlu diperbaiki dapat mengikis harga diri dan menciptakan rasa tidak mampu.

Menganalisis Berlebihan Setiap Interaksi

Rasa ingin tahu yang sehat tentang pikiran dan perasaan pasangan Anda adalah hal yang wajar, tetapi menganalisis berlebihan setiap interaksi bisa melelahkan. Perilaku ini dapat berasal dari rasa tidak aman atau takut ditolak, yang menyebabkan ketegangan yang tidak perlu. Hubungan seharusnya menyediakan ruang untuk komunikasi yang santai dan tulus, bukan analisis yang terus-menerus.

Mengharapkan Ketersediaan yang Konstan

Di era digital, mengharapkan ketersediaan yang konstan dari pasangan Anda bisa menjadi tuntutan yang tidak realistis. Meskipun menyenangkan mengetahui pasangan Anda ada untuk Anda, penting untuk menghormati waktu dan komitmen satu sama lain.

Menggunakan Rasa Bersalah Sebagai Alat

Rasa bersalah bisa menjadi alat yang ampuh dalam hubungan, tetapi menggunakannya untuk memanipulasi perilaku sudah melewati batas yang signifikan. Sebuah hubungan seharusnya dibangun atas dasar saling menghormati dan pengertian, bukan paksaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Topan di Filipina Tewaskan 259 Orang, 114 Masih Hilang

Topan di Filipina Tewaskan 259 Orang, 114 Masih Hilang

News
| Rabu, 12 November 2025, 21:57 WIB

Advertisement

Tips Berwisata Aman dan Nyaman dari Kemenpar

Tips Berwisata Aman dan Nyaman dari Kemenpar

Wisata
| Selasa, 11 November 2025, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement