Advertisement
Psikolog Sebut Hobi Pamer Kekayaan Buat Pribadi Tak Berkembang

Advertisement
Harianogja.com, JAKARTA—Perilaku flexing atau pamer kekayaan membuat seseorang menjadi pribadi yang tidak berkembang karena hanya fokus pada apa yang orang pikirkan tentang dia.
“Orang seperti ini akan sulit nanti berkembang, karena akan selalu fokus pada apa yang orang lakukan terhadap dirinya, bukan sebenarnya hal-hal yang optimal yang efektif yang bisa dia lakukan untuk dirinya,” kata Psikolog keluarga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sani B. Hermawan, S.Psi. ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Jumat (28/3/2025).
Advertisement
Baca Juga: Anak Pejabat Pamer Harta dan Hedon, Jokowi: Rakyat Pantas Kecewa
Orang yang melakukan flexing biasanya ingin terlihat sukses dari apa yang dia miliki untuk membangun citra orang terhadap dirinya atau agar dia mendapat pengakuan dari komunitasnya. Flexing pada era sekarang identik dengan barang mewah seperti tas, mobil, atau gawai tercanggih yang sebenarnya belum mampu dibeli, akhirnya membuat orang rela menyewa dengan membayar sejumlah uang.
Baca Juga: Psikolog: Orang Suka Pamer Punya Masalah Soal Harga Diri
Tak jarang seseorang rela menyewa barang-barang mewah tersebut agar seolah terlihat mampu memilikinya.
Perilaku itu, kata Sani, bisa merugikan diri sendiri karena mengeluarkan uang yang sebenarnya tidak perlu. Sani juga mengkhawatirkan flexing adalah sikap membohongi diri sendiri dari keadaan sebenarnya di dunia nyata agar orang lain memperhatikan dan hormat kepada dia.
“Ini menurut saya hal yang membohongi diri sendiri karena sebenarnya apa yang dia lakukan itu, walaupun boleh-boleh saja, tapi, itu membohongi kenyataannya, begitu” kata Sani.
Baca Juga: Banyak Pejabat Pamer Barang KW, Kemenkumham: Itu Melanggar Kekayaan Intelektual
Tanpa disadari, perilaku flexing menampilkan sisi arogan seseorang, menurut sang psikolog. Memamerkan secara berlebihan barang-barang mewah yang dimiliki juga bisa menyebabkan kecemburuan sosial di dalam keluarga.
Oleh karena itu, jika memiliki barang-barang yang terbilang mewah, Sani menyarankan seseorang untuk tidak memamerkannya secara berlebihan.
“Kalaupun itu punyanya, dia tidak perlu flexing, tidak perlu memamerkan, nanti akan menjadi kecemburuan sosial, juga bisa membuat ada kesenjangan hubungan interaksi antarmanusia dan dia jadi (menunjukkan) banyak faktor arogansinya sebenarnya dibanding (sikap) down to earth (rendah hati),” kata Sani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Selamat dari Gempa Myanmar, Babah Alun Nazar Gratiskan Tarif Tol Cisumdawu
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Umat Muslim Gelar Takbiran di Nol Kilometer Jogja dengan Konsep Ramah Lingkungan
- Festival Lomba Takbir di Tridadi Jadi Ruang Berdakwah dan Berkesenian
- Amankan Malam Takbiran, Polres Bantul Terjunkan 742 Personel
- Catat! Ini Jadwal KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur Sampai Tugu Jogja, Khusus Libur Lebaran dari 28 Maret-13 April 2025
- Berlaku Mulai 28 Maret hingga 13 April 2025, Berikut Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo Selama Libur Lebaran
Advertisement
Advertisement