Advertisement

Peneliti Ungkap Tato Tubuh Berpeluang Meningkatkan Risiko Kanker

Newswire
Kamis, 06 Maret 2025 - 10:37 WIB
Ujang Hasanudin
Peneliti Ungkap Tato Tubuh Berpeluang Meningkatkan Risiko Kanker Tato - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA— Tato merupakan seni melukis tubuh yang disuntikan ke bagian tubuh. Namun sebaiknya berpikir ulang untuk mentato. Hasil penelitian baru menunjukkan bahwa menato tubuh berpeluang meningkatkan risiko kanker kulit dan kelenjar getah bening.

Para peneliti mengingatkan individu yang ingin membuat tato di bagian tubuhnya untuk mempertimbangkan kembali keputusannya, karena hasil penelitian baru menunjukkan bahwa menato tubuh berpeluang meningkatkan risiko kanker kulit dan kelenjar getah bening.

Advertisement

Menurut siaran Medical Daily pada Rabu (5/3), hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tinta tato dapat menembus kulit dan berpindah ke kelenjar getah bening, menimbulkan pertanyaan tentang potensi risiko kesehatannya.

Namun, menentukan apakah tato secara langsung dapat meningkatkan risiko kanker adalah hal yang rumit, mengingat efek paparan tinta mungkin tidak terlihat hingga beberapa dekade kemudian.

Dalam penelitian baru yang hasilnya dipublikasikan di jurnal BMC Public Health, para periset meneliti dampak jangka panjang tato menggunakan data skala besar dari 5.900 lebih saudara kembar di Denmark.

"Aspek unik dari pendekatan kami adalah kami dapat membandingkan pasangan kembar yang salah satunya mengidap kanker, tetapi mereka memiliki banyak faktor genetik dan lingkungan yang sama," kata peneliti Jacob von Bornemann Hjelmborg dalam siaran persnya.

"Ini memberi kami metode yang lebih kuat untuk menyelidiki apakah tato itu sendiri dapat memengaruhi risiko kanker," katanya.

Hasil penelitian yang baru menunjukkan insiden kanker kulit dan limfoma yang lebih tinggi pada individu bertato dibandingkan dengan saudara kembar mereka yang tidak bertato.

BACA JUGA: Gunung Semeru Meletus, Tinggi Letusan Mencapai 1.100 Meter

Temuan menarik lain dari penelitian ini adalah bahwa risiko yang terkait dengan tato tidak sama di semua desain.

Individu dengan tato lebih besar, yang ukurannya lebih besar dari telapak tangan, punya risiko kanker yang lebih tinggi.

Selain itu, semakin lama tato berada di tubuh, semakin besar pula risikonya.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak tinta yang terkumpul di kelenjar getah bening, yang selanjutnya dapat meningkatkan kemungkinan kanker kulit dan kelenjar getah bening.

"Kami dapat melihat partikel tinta terkumpul di kelenjar getah bening, dan kami menduga tubuh menganggapnya sebagai zat asing," kata kata Henrik Frederiksen, salah satu penulis hasil studi.

"Ini bisa berarti sistem imun terus-menerus berusaha merespons tinta, dan kami belum tahu apakah strain yang terus-menerus ini dapat melemahkan fungsi kelenjar getah bening atau menimbulkan konsekuensi kesehatan lainnya," katanya.

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami fungsi kelenjar getah bening pada tingkat molekuler dan apakah jenis limfoma tertentu lebih terkait dengan tato daripada yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Limpahkan Perkara Hasto Kristiyanto ke JPU

News
| Kamis, 06 Maret 2025, 16:57 WIB

Advertisement

alt

Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial

Wisata
| Jum'at, 28 Februari 2025, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement