Advertisement
Belajar Melawan Rasa Malas dari Budaya Jepang
Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO—Rasa malas datang kapan saja, jika dibiarkan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Ada beberapa ide kuat dalam budaya Jepang yang dapat membantu kita mengatasi rasa malas sehingga menunda mengerjakan sesuatu dan menciptakan gaya hidup yang fokus dan disiplin.
Metode ini membantu orang tetap aktif, produktif, dan terlibat dalam kehidupan dengan menekankan keseimbangan, pengembangan pribadi, dan tujuan.
Advertisement
Berikut ini enam budaya orang Jepang yang bisa ditiru mengatasi rasa malas, seperti dikutips dari Times of India, Rabu (29/1/2025).
Kaizen
Filosofi Jepang tentang Kaizen berarti perbaikan berkelanjutan dan banyak digunakan dalam bisnis dan kehidupan pribadi. Alih-alih membuat perubahan besar dan drastis, Kaizen mendorong perbaikan kecil dan konsisten dari waktu ke waktu.
Cara menerapkannya:
- Jika Anda kesulitan berolahraga, mulailah dengan berjalan kaki selama lima menit sehari.
- Ingin membaca lebih lanjut? Mulailah dengan satu halaman per malam.
- Tingkatkan usaha secara perlahan dari waktu ke waktu, dan Anda akan melihat kemajuan besar tanpa merasa kewalahan.
- Pendekatan ini mengurangi penolakan terhadap perubahan dan membantu membangun kebiasaan yang bertahan lama.
BACA JUGA: Ini Rekomendasi Tempat Wisata untuk Solo Traveling di Luar Negeri
Ikigai
Ikigai adalah konsep Jepang tentang "alasan untuk hidup"—kombinasi dari gairah, profesi, misi, dan panggilan hidup. Ketika orang memiliki tujuan yang jelas tentang apa yang ingin mereka lakukan, mereka merasa lebih termotivasi untuk bertindak daripada jatuh ke dalam kemalasan.
Cara menerapkannya:
- Renungkan apa yang membuat Anda bersemangat dan bahagia.
- Tetapkan tujuan yang bermakna yang sejalan dengan keterampilan dan nilai-nilai Anda.
- Kerjakan sesuatu yang membuat Anda merasa berguna dan puas, baik itu hobi, karier, atau membantu orang lain.
- Memiliki "alasan" yang kuat di balik tindakan kita membuat kita tetap terlibat dan cenderung tidak menunda-nunda.
Wabi-Sabi
Banyak orang menghindari tugas karena mereka takut gagal atau tidak sempurna. Konsep Wabi-Sabi mengajarkan penerimaan terhadap kekurangan hidup dan mendorong kemajuan daripada kesempurnaan.
Cara menerapkannya:
- Berhentilah menunggu "waktu yang tepat" untuk memulai sesuatu—mulai saja.
- Terimalah bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran dan pertumbuhan.
- Fokuslah pada proses daripada terobsesi dengan hasil yang sempurna.
- Hanya dengan menghilangkan tekanan kesempurnaan, Anda akan merasa lebih mudah untuk mengambil tindakan.
Hara Hachi Bu
Frasa Hara Hachi Bu berarti "makan sampai 80% kenyang" dan merupakan praktik umum di Jepang, khususnya di Okinawa. Meskipun terutama berlaku untuk kebiasaan makan, prinsip ini mengajarkan disiplin diri dan konsumsi yang penuh kesadaran dalam semua aspek kehidupan.
Cara menerapkannya:
- Hindari terlalu memanjakan diri dengan gangguan seperti media sosial, makanan cepat saji, atau TV yang berlebihan.
- Terapkan konsumsi yang penuh kesadaran—baik itu makanan, hiburan, atau belanja.
- Latih diri Anda untuk berhenti sebelum melakukan sesuatu yang berlebihan, dengan tetap menjaga keseimbangan dan kendali.
- Makan secukupnya mencegah kemalasan dengan membuat Anda tetap mengendalikan tindakan dan kebiasaan Anda.
Ganbaru
Dalam budaya Jepang, Ganbaru berarti "berusaha sebaik mungkin" dan terus maju meskipun menghadapi kesulitan. Ganbaru menekankan usaha dan kegigihan, bukan sekadar bakat atau keberuntungan.
Cara menerapkannya:
- Jangan menyerah saat keadaan menjadi sulit—pecahkan tantangan menjadi langkah-langkah yang lebih kecil.
- Fokuslah untuk melakukan yang terbaik alih-alih membandingkan diri Anda dengan orang lain. - Bangun kekuatan dengan menyelesaikan tujuan harian kecil, bahkan saat Anda tidak menginginkannya.
- Pola pikir Ganbaru membantu menghilangkan alasan dan mendorong Anda untuk berusaha secara konsisten.
Shinrin-Yoku
Shinrin-Yoku, atau "mandi hutan," adalah praktik Jepang yang mengharuskan orang untuk menghabiskan waktu di alam yang pada akhirnya membantu mereka meningkatkan kejernihan mental dan energi. Berada di ruang hijau saja dapat mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan meningkatkan motivasi.
Cara menerapkannya:
- Habiskan setidaknya 20 menit sehari di alam—berjalan-jalan di taman atau duduk di bawah pohon.
- Jauhkan diri dari layar dan benamkan diri Anda dalam pemandangan, suara, dan bau alam.
- Gunakan waktu di luar ruangan sebagai penyegaran untuk meningkatkan produktivitas dan suasana hati.
- Pikiran yang segar cenderung tidak merasa lesu dan tidak termotivasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Times of India
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Nusron Wahid Sebut SHM dan GHB Pagar Laut Tangerang Diterbitkan Dua Desa
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Perhiasan Emas 49 Gram Dicuri, Nenek di Kulonprogo Merugi hingga Puluhan Juta Rupiah
- Petani di Sleman Kena Biaya Tambahan Saat Tebus Pupuk Bersubsidi, Begini Penjelasan Distributor
- Insiden SMP 7 Mojokerto Tak Ingin Terulang, Dispar Gunungkidul Sebar Banner Peringatan
- Aduan Penipuan Umrah PT HMS Terus Bermunculan, Kerugian Korban Tembus Rp4,9 miliar
- Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Jalan, Pemkab Bantul Anggarkan Rp61 Miliar
Advertisement
Advertisement