Advertisement

Perhatian Ayah Bunda! Lima Kebiasaan Ini Dapat Menghancurkan Kepercayaan Diri Anak

Newswire
Minggu, 12 Januari 2025 - 16:57 WIB
Ujang Hasanudin
Perhatian Ayah Bunda! Lima Kebiasaan Ini Dapat Menghancurkan Kepercayaan Diri Anak lustrasi kesehatan mental anak. (Shutterstock - Master1305)

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kepercayaan diri adalah fondasi bagi pertumbuhan emosional dan sosial anak, karena hal ini mengajarkan mereka untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan percaya pada kemampuan mereka.

Namun, perilaku tertentu-yang sebagian besar tidak disengaja-dapat mengikis kualitas penting ini. Berikut adalah lima hal yang tanpa disadari dapat merusak kepercayaan diri anak dan cara menghindarinya, seperti yang dibagikan TimesofIndia, Sabtu (11/1).

Advertisement

Luka tak terlihat dari kritik yang terus-menerus

Anak-anak tumbuh dengan dorongan, tetapi kritik yang terus menerus dapat meninggalkan bekas luka emosional yang tak terlihat. Mengoreksi kesalahan memang penting, tapi jika nadanya kasar atau terlalu sering, hal itu bisa membuat anak mempertanyakan kemampuannya.

Fokuslah pada umpan balik yang membangun. Alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah, “Ayo kita cari cara untuk merapikannya lain kali.”

Membandingkan mereka dengan orang lain

Pernyataan seperti, “Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?” dapat sangat menyakiti hati anak. Perbandingan membuat anak merasa tidak mampu dan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang yang dibandingkan.

Kiat rayakan lah kekuatan dan kelebihan unik anak Anda. Ganti perbandingan dengan pujian yang bersifat personal, seperti, “Saya suka betapa kreatifnya idemu!

Perlindungan yang berlebihan

Meskipun wajar jika Anda ingin melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan, perlindungan yang berlebihan dapat menghalangi kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan.

BACA JUGA: Stres Memicu Seseorang Merasa Cemas terhadap Hal-hal yang Tidak Mengancam

Anak-anak yang tidak diizinkan melakukan kesalahan dapat tumbuh dengan meragukan kemampuan mereka. Biarkan mereka menyelesaikan masalah kecil secara mandiri.

Mulai lah dengan tugas-tugas yang mudah dilakukan seperti mengemas tas sekolah atau menyelesaikan konflik kecil dengan teman.

Mengabaikan prestasi anak

Tidak mengakui usaha atau keberhasilan anak, baik besar maupun kecil, dapat membuat mereka merasa kurang dihargai.

Lama kelamaan, mereka mungkin akan berhenti mencoba karena mereka merasa usaha mereka tidak penting. Rayakan pencapaian, bahkan yang kecil sekalipun.

Ucapan sederhana, “Aku bangga padamu karena sudah mencoba!” akan sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri mereka.

Memberi label negatif

Menyebut anak “malas”, “pemalu”, atau “canggung” mungkin terlihat tidak berbahaya pada saat itu, tetapi label seperti itu dapat melekat dan membentuk persepsi diri mereka.

Seiring waktu, mereka mungkin akan menginternalisasi kata-kata tersebut dan mulai percaya bahwa kata-kata itu mendefinisikan siapa mereka.

Fokus lah pada perilaku, bukan sifat. Daripada mengatakan, “Kamu malas sekali,” cobalah, “Ayo kita berusaha untuk lebih proaktif dalam mengerjakan tugas-tugasmu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Waspada Potensi Banjir Rob Terjadi di 11 Wilayah Jakarta Utara hingga 17 Januari 2025

News
| Minggu, 12 Januari 2025, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement