Advertisement

Promo November

Kesibukan Dapat Membantu Pengidap ADHD pada Remaja

Newswire
Minggu, 17 November 2024 - 21:27 WIB
Ujang Hasanudin
Kesibukan Dapat Membantu Pengidap ADHD pada Remaja Ilustrasi kesehatan mental (Freepik)

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Memiliki kesibukan dan rutinitas sehari-hari membantu mengurangi tingkat keparahan attention deficit and hiperactivity disorder (ADHD), gangguan mental yang menyebabkan pengidapnya menjadi hiperaktif dan sulit berkonstrasi.

Advertisement

Ditulis laman Channel News Asia, Minggu, studi terbaru menunjukkan bahwa memiliki rutinitas dan kesibukan memberikan manfaat bagi pengidap ADHD. Bahkan ketika gejala sudah lebih ringan, dia mampu menangani lebih banyak tuntutan.

"Sering kali, orang dengan ADHD tampaknya paling berhasil saat ada tenggat waktu yang mendesak atau saat taruhannya tinggi," kata profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di Seattle, Amerika Serikat, Margaret Sibley, yang memimpin penelitian tersebut.

Studi tersebut, yang dipublikasikan secara daring pada bulan Oktober di Journal of Clinical Psychiatry, melacak 483 pasien di Amerika Serikat dan Kanada yang masing-masing memiliki kombinasi gejala ADHD yang tidak perhatian dan hiperaktif-impulsif. Para peneliti mengikuti para peserta selama 16 tahun, dimulai pada usia rata-rata delapan tahun.

Mereka menemukan bahwa sekitar tiga perempat pasien mengalami fluktuasi gejala, umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun, yang mencakup remisi gejala secara penuh atau sebagian.

BACA JUGA: Dinkes Kulonprogo Intensifkan Skrining Kesehatan Mental pada Anak Sekolah

Sibley mengatakan periode remisi tersebut lebih mungkin terjadi selama masa-masa sulit dalam hidup, misalnya, mereka yang bekerja atau bersekolah penuh waktu, membesarkan anak-anak, hidup mandiri, atau memiliki kewajiban finansial kepada orang lain selain diri mereka sendiri memiliki peluang lebih besar untuk memperbaiki gejala mereka.

Tidak semua pengidap ADHD bisa terbantu oleh kesibukan, menurut Dr. Craig Surman, direktur program klinis dan penelitian ADHD dewasa di Rumah Sakit Umum Massachusetts, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Respons gejala mereka bergantung pada apakah kemampuan dan kekuatan seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan dari mereka sebagai pelajar, karyawan, atau pengasuh.

Keterbatasan studi yang diadakan Sibley adalah para peneliti mencatat "tuntutan lingkungan" setiap orang dalam interval dua tahun, alih-alih memeriksanya lebih sering.

Psikolog klinis anak dan remaja Douglas Tynan mencatat bahwa mereka yang menderita ADHD dapat mengalami kesulitan dengan tugas-tugas yang membosankan, seperti pekerjaan rumah tangga. Bagi orang-orang seperti itu, menggunakan strategi terorganisasi seperti membuat daftar tugas, juga diperlukan, tidak hanya saat beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain, tapi, juga saat kembali ke aktivitas yang sedang berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Presiden Prabowo Optimistis Bisa Tarik Invesasi dari Inggris

News
| Senin, 18 November 2024, 08:47 WIB

Advertisement

alt

Museum Topeng Cirebon Mulai Dilirik Wisatawan

Wisata
| Sabtu, 16 November 2024, 07:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement