Advertisement

Bahan Parfum Bisa Memicu Alergi

Newswire
Kamis, 26 September 2024 - 19:07 WIB
Maya Herawati
Bahan Parfum Bisa Memicu Alergi Parfum. / Ilustrasi StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTABahan-bahan wewangian seperti parfum ternyata bisa memunculkan reaksi alergi pada manusia. Kontak langsung dengan parfum bisa memunculkan ruam atau gatal. Hal ini diutarakan Leow Yung Hiang, konsultan senior dermatologi dari National Skin Centre Singapura.

Seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (25/9/2024), pargum atau wewangian yang terlalu kuat atau terlalu pekat bisa menimbulkan dermatitis kontak iritan, yaitu masalah kulot yang timbul akibat iritas.

Advertisement

"Siapa pun dapat mengalami dermatitis kontak iritan jika produk tersebut hadir dalam konsentrasi yang 'salah'," katanya.

Menurut dia reaksi kulit lain yang bisa timbul akibat parfum adalah dermatitis kontak alergi. Dermaititis ini ketika pasien alergi terhadap wewangian tertentu.

Orang yang alergi terhadap wewangian tertentu bisa mengalami ruam gatal jika mendapat paparan wewangian secara berulang.

Menurut Dr. Christopher Foo, seorang spesialis dermatologi dan konsultan di Raffles Skin & Aesthetics, reaksi kulit bisa disebabkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam parfum.

"Dan parfum yang berbeda mengandung berbagai macam zat kimia yang berbeda pula," katanya.

Jason Lee, pendiri dan CEO Six Scents, mengatakan bahwa alergi pada kulit dan hidung sering kali muncul akibat senyawa sintetis seperti musk atau bahan pengawet buatan.

"Bahkan beberapa minyak esensial alami, meskipun murni, dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif karena sifatnya yang terkonsentrasi," katanya.

BACA JUGA: Pelaksanaan Kampanye Pilkada 2024 Berpeluang Terjadi Bentrok, Ini Langkah KPU Sleman

Berikut bahan-bahan parfum yang menurut dia bisa menimbulkan reaksi alergi jika kandungannya melebihi batas konsentrasi:

  1. Minyak kulit kayu manis dikenal karena khasiatnya yang menghangatkan, tetapi dapat menyebabkan iritasi atau kemerahan kulit pada sebagian orang.
  2. Minyak serai sering digunakan karena beraroma segar, tetapi dapat memicu kekeringan dan sensitivitas kulit pada individu tertentu.
  3. Minyak peppermint populer karena efek mendinginkannya, tetapi bisa menimbulkan rasa geli atau terbakar pada kulit yang sensitif.
  4. Minyak cengkeh bermanfaat karena punya sifat antiseptik. Namun, jenis minyak ini mungkin terlalu kuat dan berpotensi menyebabkan iritasi kulit bagi sebagian orang.
  5. Minyak pohon teh yang umumnya digunakan untuk mengatasi jerawat dan antimikroba berpeluang menimbulkan kulit kering atau iritasi pada orang tertentu.

Dr. Foo menyampaikan bahwa reaksi alergi tidak langsung terjadi begitu kulit terkena paparan parfum atau wewangian.

Beberapa paparan pertama belum akan menimbulkan reaksi. Namun, sistem kekebalan tubuh kemudian akan mengenali parfum sebagai zat berbahaya setelah kulit kena paparan berulang kali, sehingga timbul ruam.

Kalau penggunaan parfum tertentu menimbulkan rasa gatal dan ruam yang tidak terlalu parah, Dr. Foo menyarankan produk tersebut tidak digunakan lagi.

"Obat bebas seperti krim hidrokortison, yang merupakan steroid topikal anti-inflamasi, mungkin cukup untuk meredakan reaksi jika reaksinya ringan," katanya. Dia menyarankan pengujian sampel parfum pada kulit sebelum menggunakannya.

Menurut Lee, cara terbaik untuk menguji wewangian adalah dengan menyemprotkan sedikit wewangian pada pergelangan tangan atau siku bagian dalam dan membiarkannya meresap selama beberapa jam.

"Wewangian berevolusi seiring reaksi kimia kulit Anda, jadi apa yang berbau harum pada selembar kertas mungkin akan sangat berbeda di kulit Anda setelah beberapa saat," kata Lee.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Komunal BPR Fair Kembali Hadir di Jakarta, Catat Tanggal dan Keunggulannya

News
| Jum'at, 27 September 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler

Wisata
| Selasa, 24 September 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement