Advertisement

Pegawai Pemerintahan Jadi Pekerjaan dengan Obesitas Terbanyak

Sirojul Khafid
Jum'at, 12 Juli 2024 - 08:17 WIB
Sunartono
Pegawai Pemerintahan Jadi Pekerjaan dengan Obesitas Terbanyak Ilustrasi PNS / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pegawai negeri sipil (PNS), TNI, Polri, dan karyawan BUMN atau BUMD menjadi kelompok pekerjaan dengan prevalensi obesitas tertinggi di Indonesia.

Temuan ini berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2023. Pada tahun tersebut, terdapat 23,4% penduduk dewasa di Indonesia (usia  di atas 18 tahun) yang mengalami obesitas. Secara umum, obesitas merupakan penumpukan lemak tubuh yang berlebihan hingga dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Advertisement

Dari total angka obesitas, kelompok PNS/TNI/Polri/karyawan BUMN/BUMD menjadi pekerjaan yang prevalensi obesitasnya tertinggi, angkanya mencapai 32%. “Sementara prevalensi obesitas terendah berada dalam kelompok pelajar, petani, dan nelayan,” tulis dalam laporan tersebut.

BACA JUGA : Dinkes Jogja: Lebih dari Separuh Pegawai Pemkot Jogja Berperut Buncit dan Mengalami Obesitas

Profesor Kedokteran dari Harvard Medical School, Jo Ann Manson, mengatakan orang cenderung mengalami kelebihan berat badan karena terlalu sering mengonsumsi banyak kalori. Terutama saat pasokan kalori lebih banyak yang masuk daripada yang dibakar atau dibuang. "Banyak masalah obesitas yang berkaitan dengan kualitas makanan dan berbagai kebiasaan, seperti sering ngemil," katanya.

Kandungan kalori pada beberapa makanan olahan seperti karbohidrat sederhana, makanan ringan, makanan cepat saji, dan permen tidak membuat seseorang kenyang. Sebaliknya, kelompok makanan tersebut justru mendorong tubuh untuk terus makan. Pola makan yang sarat akan makanan olahan bisa meningkatkan gula darah individu, sehingga kadar insulin meningkat dan menyebabkan individu sering merasa lapar.

"Makanan seperti itu cenderung tidak menyebabkan rasa kenyang, sehingga kita cenderung makan berlebihan," kata Manson.

Obesitas juga bisa terjadi karena terlalu banyak duduk, kurang gerak atau olahraga, atau karena faktor genetik, ketidakseimbangan hormonal, dan gangguan psikologis. Kondisi obesitas berisiko menimbulkan berbagai penyakit seperti napas terhenti saat tidur (sleep apnea), asma, sakit ginjal, diabetes, hipertensi, stroke, dan lain-lain.

Obesitas bisa diatasi dengan menerapkan pola makan nutrisi seimbang, beraktivitas fisik paling sedikit satu jam per hari secara rutin, dan terapi psikologis.

Paling Tidak Stres

Pegawai pemerintahan menjadi yang terbanyak terkena obesitas, namun mereka menjadi kelompok pekerjaan yang paling tidak stres.

Temuan tersebut masuk dalam laporan Survei Kesehatan Indonesia 2023, hasil riset kolaborasi Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan bersama Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam laporan itu, prevalensi depresi di kelompok PNS, TNI, Polri, dan karyawan BUMN atau BUMD hanya 0,3%.

Data tersebut bisa berarti pegawai yang mengalami depresi tidak sampai 1 per 100 orang. Angka itu paling rendah dibanding kelompok profesi lain. Berdasarkan status pekerjaan, angka depresi tertinggi berada di kelompok pengangguran dan pelajar atau orang yang masih sekolah, yaitu sebanyak 2%.

Angka depresi di kelompok buruh, sopir, dan asisten rumah tangga (ART) juga tergolong tinggi di angka sekitar 1,6%. Sementara angka depresi di kelompok pegawai swasta, wiraswasta, nelayan, dan petani tergolong cukup rendah, di bawah rata-rata nasional yang prevalensinya 1,4%.

BACA JUGA : 2.500 Anak SD di Kulonprogo Alami Obesitas

Untuk menemukan data tersebut, BKPK dan BPS menyurvei sekitar 315.000 sampel rumah tangga nasional. Survei terkait depresi berdasarkan kuesioner mini international neuropsychiatric interview (MINI), atau metode wawancara singkat berisi 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’.

Prevalensi Obesitas Penduduk Dewasa Indonesia Berdasarkan Status Pekerjaan (2023)

PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD: 32%
Tidak Bekerja: 29,9%
Wiraswasta: 24,9%
Pegawai Swasta: 23,6%
Buruh/Supir/ART: 16,1%
Nelayan: 15,4%
Petani: 13,7%
Pelajar: 12,9%
Lainnya: 26,9%

Negara dengan tingkat obesitas laki-laki dewasa tertinggi

(Per Maret 2024)

  1. Samoa Amerika: 70,29%
  2. Nauru: 69,65%
  3. Tokelau; 67,05%
  4. Kepulauan Cook: 66,05%
  5. Niue: 63,71%
  6. Tonga: 63,37%
  7. Tuvalu: 57,73%
  8. Samoa: 52,83%
  9. Polinesia Perancis: 47,02%
  10. Amerika Serikat: 41,64%

 Negara dengan tingkat obesitas perempuan dewasa tertinggi

(Per Maret 2024)

  1. Tonga: 81,46%
  2. Samoa Amerika: 81,42%
  3. Samoa: 74,93%
  4. Tokelau: 74,90%
  5. Tuvalu: 73,17%
  6. Kepulauan Cook: 73,11%
  7. Nauru: 72,52%
  8. Niue: 70,90%
  9. Mesir: 58,99%
  10. Negara Federasi Mikronesia: 57,45%

 Negara dengan tingkat obesitas anak laki-laki tertinggi

(Per Maret 2024)

  1. Niue: 42,86%
  2. Kepulauan Cook: 40,91%
  3. Nauru: 39,66%
  4. Tokelau: 37,95%
  5. Chile: 32,86%
  6. Samoa Amerika: 32,53%
  7. Tuvalu: 31,94%
  8. Palau: 31,70%
  9. Tonga: 31,30%
  10. Qatar: 29,28%

Negara dengan tingkat obesitas anak perempuan tertinggi

(Per Maret 2024)

  1. Niue: 34,32%
  2. Kepulauan Cook: 34,01%
  3. Tonga: 33,87%
  4. Bahama: 31,75%
  5. Tuvalu: 27,70%
  6. Nauru: 26,84%
  7. Tokelau: 26,80%
  8. Samoa Amerika: 25,71%
  9. Antigua dan Barbuda: 25,50%
  10. Samoa: 24,37%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement