Advertisement
Tak Cuma Paru-Paru, Peneliti Sebut Vape Juga Bisa Merusak Jantung

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Jumlah pengguna rokok elektrik atau vape di dunia semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Padahal, risiko yang mengancam kesehatan begitu besar.
Berdasarkan data Statista, sampai dengan 2023, Indonesia menjadi salah satu pengguna vape terbesar di dunia. Jumlahnya diperkirakan bahkan lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di Eropa dan Amerika.
Advertisement
Menurut Statista, vape sering kali dianggap tidak lebih berbahaya daripada rokok dan bahkan sering digunakan sebagai alat untuk membantu berhenti merokok.
Namun, berdasarkan studi terbaru, ternyata alat ini bisa lebih berbahaya risikonya bagi kesehatan. Tak hanya merusak paru, tapi juga bisa membahayakan kesehatan jantung.
Menurut Science Alert, alasan umum dan paling mungkin adalah zat yang menyebabkan kerusakan jaringan paru, yang ditemukan di beberapa vape, yang menyebabkan orang batuk dan terengah-engah.
Kehebohan mengenai cedera paru mendorong para akademisi untuk melihat dampak negatif vaping terhadap kesehatan.
Lima tahun kemudian, semakin banyak bukti dari penelitian ekstensif dan jangka panjang yang menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung, strok, dan penyakit pernapasan.
Temuan ini kini diperkuat oleh studi baru yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah tahunan American College of Cardiology pekan lalu.
BACA JUGA: Ini Kata Pakar Kesehatan soal Vape Jadi Alat Berhenti Merokok
Para peneliti menemukan bahwa pengguna rokok elektrik yang pernah menggunakannya memiliki risiko 19% lebih tinggi terkena gagal jantung dibandingkan bukan pengguna rokok elektrik yang berusia 18 tahun ke atas.
Gagal jantung, berbeda dengan serangan mendadak, adalah melemahnya atau mengerasnya jantung secara bertahap hingga menjadi sulit memompa darah ke seluruh tubuh.
“Semakin banyak penelitian yang menghubungkan rokok elektrik dengan efek berbahaya dan menemukan bahwa rokok elektrik mungkin tidak seaman yang diperkirakan sebelumnya,” kata Yakubu Bene-Alhasan, seorang dokter dan peneliti di MedStar Health di Baltimore, dilansir The News.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

19% Lahan di Jateng Belum Bersertifikat, Pemprov dan Kementerian ATR/BPN Siap Kolaborasi Sertifikasi Tanah Tak Bertuan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Kamis 17 April 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 17 April 2025, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo hingga Tugu Jogja
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Kamis 17 April 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Bantul, Kamis 17 April 2025
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 17 April 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
Advertisement