Advertisement

Promo November

Hindari Stunting, Jangan Lupa Bawa Bayi ke Posyandu Setidaknya 2 Kali dalam Setahun

Newswire
Rabu, 06 Maret 2024 - 21:47 WIB
Arief Junianto
Hindari Stunting, Jangan Lupa Bawa Bayi ke Posyandu Setidaknya 2 Kali dalam Setahun Ilustrasi Posyandu. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Marianus Mau Kuru mengingatkan orang tua harus rutin bawa bayi ke Posyandu setidaknya setahun dua kali untuk mendeteksi risiko stunting pada anak.

“Jadikan Posyandu sebagai tempat pelayanan terdekat masyarakat jadi kerahkan semua anak balita di wilayah Posyandu untuk datang dan timbang pada Februari dan Agustus setiap tahun dua kali,” kata Marianus dalam diskusi tentang kampanye pentingnya ASI di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Advertisement

Marianus mengatakan anak berusia 0-2 tahun pertumbuhan otaknya sangat pesat hingga 80 persen, sedangkan pada usia 2 tahun ke atas menurun hanya 20 persen.

Jika stunting tidak ditangani pada bayi di rentang usia sampai 2 tahun, maka perkembangan otaknya akan menurun dan memengaruhi perkembangan kognitifnya.

Penimbangan anak di posyandu atau fasilitas kesehatan juga harus dengan standar yang baik agar akurat. Standarnya pertama harus menggunakan alat timbang antropometri, tenaga kesehatan yang mengukur harus terlatih sehingga paham berat badan berisiko stunting hingga sasaran bayi di bawah usia 2 tahun sampai lima tahun.

“Kalau stunting sudah di usia itu kita perbaiki itu susah, jadi merupakan perbuatan yang sulit, faktor penyebab stunting lainnya berat badan bayi lahir rendah, minimal 2500 gr,” katanya

Untuk memastikan anak stunting atau tidak juga bisa dilihat dari perkembangannya saat masa kandungan ketika USG, tetapi dipastikan lagi saat pengukuran secara fisik dan dengan syarat anak tidak bergerak agar dapat terukur dengan akurat.

Pemerintah masih terus menekan angka stunting untuk mencapai target tahun ini yaitu 14%.

Marianus mengatakan intervensi harus dilakukan dari hulu mulai dari persiapan 6 bulan sebelum menikah, masa kehamilan sampai pasca melahirkan.

BACA JUGA: Cegah Stunting Bahkan Sebelum Hamil 

BKKBN juga menekan risiko stunting dari pemetaan keluarga 4T yaitu Terlalu muda, Terlalu tua (35-40 tahun), Terlalu dekat, dan Terlalu banyak, yang menyumbang pengaruh meningkatnya angka stunting sampai 70%.

“Ada risiko keluarga melahirkan anak stunting juga karena tidak memiliki sanitasi bagus, air bersih, rumah tidak layak huni, lantai tanah, dan pendidikan ibu di bawah SMP juga menjadi pengaruh anak lahir stunting,” tambahnya.

Bagi calon pengantin yang memiliki permasalahan kesehatan yang belum memungkinkan untuk hamil disarankan untuk menggunakan kontrasepsi sampai kesehatannya memenuhi syarat untuk hamil sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement