Advertisement

Perempuan Diabetes Sebabkan Siklus Menstruasi Tak Teratur

Abdul Hamied Razak
Minggu, 04 Juni 2023 - 18:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Perempuan Diabetes Sebabkan Siklus Menstruasi Tak Teratur Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dr Leny Puspitasari, SpPD-KEMD saat diskusi kesehatan di Prodia Tower, Jakarta, Minggu (4/6/2023) ANTARA - Suci Nurhaliza.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Leny Puspitasari mengatakan bahwa diabetes pada wanita dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.

"Diabetes dan siklus menstruasi ini sangat berhubungan. Diabetes membuat siklus menstruasi tidak teratur," kata Leny dalam acara diskusi kesehatan di Jakarta, Minggu (4/6/2023).

Advertisement

Siklus menstruasi yang normal, menurut Leny, adalah 23-35 hari. Namun, siklus menstruasi pada wanita dengan diabetes bisa jadi lebih panjang, lebih pendek, atau bahkan tidak muncul.

BACA JUGA: Tren Penyakit Diabetes Melitus di Jogja Meningkat Tiga Tahun Terakhir

Leny yang menamatkan pendidikan di Universitas Brawijaya itu menambahkan gangguan siklus menstruasi bisa terjadi pada wanita baik yang menderita diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh faktor hormonal.

Wanita dengan diabetes melitus tipe 2 dikatakan Leny berisiko mengalami anovulasi atau ovulasi yang tidak normal di mana ovarium tidak melepaskan sel telur ke tuba falovi. Sementara itu, wanita dengan diabetes melitus tipe 1 biasanya mengalami menopause lebih awal.

Di samping diabetes membuat siklus menstruasi tidak teratur, Leny mengatakan hal sebaliknya juga bisa terjadi, yakni menstruasi juga mempengaruhi terjadinya diabetes.

Ia menjelaskan kadar gula darah dapat berubah-ubah selama siklus menstruasi. Pada hari pertama hingga hari ke-10 pada siklus menstruasi yang normal, sensitivitas insulin normal karena progesteron rendah, meski kadang-kadang masih ada sedikit peningkatan gula darah di awal.

Selanjutnya pada hari ke-11 hingga 14 yang merupakan fase ovulasi, gula darah meningkat sesaat. Pada fase ini, terjadi peningkatan resistensi insulin karena peningkatan LH, FSH, dan estrogen.

BACA JUGA: Cegah Diabetes, Anak Harus Dihindarkan dari Makanan Cepat Saji

Pada hari ke-15 hingga 20, kadar gula darah relatif stabil. Lalu pada hari ke-21 hingga 28 atau sekitar seminggu sebelum menstruasi, terjadi peningkatan kadar gula darah yang cukup signifikan karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan peningkatan resistensi insulin.

"Jadi ada fase yang terjadi peningkatan gula darah, yaitu fase ovulasi dan fase di hari ke-21 hingga 28," imbuh Leny.

Mengingat eratnya kaitan antara diabetes dan siklus menstruasi, Leny pun mengimbau para wanita untuk mencatat siklus menstruasi setiap bulan paling tidak selama 3-6 bulan. Kemudian, pelajari pola gula darah dengan mencatat kadar gula darah selama minimal dua bulan.

Dengan begitu, menurut Leny, dapat ditentukan apakah ada keterkaitan antara peningkatan gula darah dengan siklus menstruasi.

"Setelah dicatat dua-duanya, baru kita matching-kan, setelah itu kita sesuaikan dosis obat yang kita punya. Berapa banyak yang mau kita naikkan, itu tergantung dari hasil pencatatan yang sudah ada (dengan bantuan dokter)," ujar Leny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement