Advertisement
Migrain Dapat Menimbulkan Komplikasi Selama Kehamilan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Wanita memiliki peluang 2 hingga 3 kali lebih tinggi mengalami nyeri migrain dibandingkan pria. Kondisi ini kerap menyerang wanita pada kisaran usia 18 hingga 44 tahun, terutama wanita hamil.
Melansir dari Medical Daily, peneliti dari Brigham and Women's Hospital di Boston mengatakan migrain dapat menyebabkan hasil kehamilan yang merugikan.
Advertisement
Berdasarkan studi skala besar yang dilakukan untuk memastikan kaitan antara migrain yang sudah ada sebelumnya serta kemungkinan mengalami diabetes gestasional, hipertensi gestasional, preeklampsia, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah sepanjang masa kehamilan.
Diterbitkan dalam jurnal Neurology, hasilnya ditemukan migrain tidak memiliki kaitan dengan diabetes gestasional atau berat badan lahir bayi rendah namun terdapat kaitan lebih tinggi terhadap risiko kelahiran prematur 17%, hipertensi gestasional 28%, dan risiko preeklampsia 40%.
Baca juga: 6 Cara Hilangkan Komedo di Wajah, Dijamin Tidak Kembali Lagi
Berdasarkan pengamatan para peneliti sakit kepala yang makin parah dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi selama kehamilan. Berbeda dengan mereka yang mengonsumsi aspirin kemungkinan risiko mengalami kelahiran prematur dan komplikasi seperti preeklampsia, jauh lebih rendah.
Meski tidak terlibat dalam penelitian Sarah E. Vollbracht, profesor neurologi di Universitas Columbia di New York menyatakan skrining migrain harus dimasukkan dalam penilaian obstetrik awal menilai dari temuan tersebut.
"Mengingat tingginya prevalensi migrain pada wanita usia subur, temuan ini menunjukkan bahwa skrining migrain harus dimasukkan dalam penilaian obstetrik awal untuk menentukan apakah seorang wanita berisiko hasil kehamilan yang merugikan dan wanita dengan migrain harus diikuti selama kehamilan dan dipantau untuk perkembangan gangguan hipertensi pada kehamilan," jelasnya.
Sisi lain Dr. Matthew Robbins, profesor neurologi di Weill Cornell Medicine di New York berpendapat bahwa temuan ini disinyalir dapat membuka jalan baru akan penelitian terkait subjek tersebut di masa depan.
"Kini kita mengetahui bahwa risiko ini dapat meluas ke komplikasi kehamilan termasuk tingkat yang lebih tinggi dari kondisi kardiovaskular khusus kehamilan seperti hipertensi gestasional dan preeklampsia," katanya mengutip dari Medical News Today.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ganjar-Mahfud Absen di Agenda Penetapan Prabowo Jadi Presiden, Ini Sebabnya
- Statistik Sirkuit Jerez Spanyol yang bakal Dipakai Balapan MotoGP Seri Keempat
- KPU Karanganyar Buka Lagi Lowongan PPK dan PPS untuk Pilkada 2024
- Aktivis 98 Ibnu Kurniawan Mendaftarkan Diri Bakal Cawawali Solo 2024 Lewat PDIP
Berita Pilihan
Advertisement
WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Golkar DIY Bakal Terima Nama Calon yang Dijaring di Pilkada 2024, Berikut Nama-nama Kandidatnya
- Harga Bawang Merah di Jogja Masih Stabil Tinggi, Ini Penyebabnya
- Ini Rencana Pemda DIY Setelah TPA Piyungan Ditutup
- Pilkada 2024, Heroe Poerwadi Hingga Singgih Raharjo Ambil Formulir Pendaftaran Calon Walikota di Partai Golkar
- Semula April, Kesiapan Pengolahan Sampah di Kota Jogja Mundur hingga Awal Mei
Advertisement
Advertisement