Advertisement

FSTVLST Bawa Pesan Kesetaraan Gender Lewat Gerak dan Irama

Anisatul Umah
Selasa, 17 Januari 2023 - 09:27 WIB
Sunartono
FSTVLST Bawa Pesan Kesetaraan Gender Lewat Gerak dan Irama Konser FSTVLST bertajuk 'Dara Setara' di Liberates Creative Colony, Jumat (13/1). Anisatul Umah - Harian Jogja. (di email)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Maskulinitas sangat melekat pada grup musik rock asal Jogjakarta FSTVLST. Melalui konser bertajuk 'Dara Setara', FSTVLST coba menanggalkan kelekatan. Ibarat transportasi publik, Dara Setara adalah gerbong khusus bagi perempuan.

Perempuan berpakaian tradisional berbondong-bondong datang ke Liberates Creative Colony untuk menonton konser FSTVLST, bertajuk Dara Setara pada Jumat (13/1/2023) malam. Pemandangan ini tidak umum. Karena biasanya hampir semua penonton FSTVLST laki-laki. Pentas kecil akrab khusus penonton perempuan ini cukup intim. Hanya dihadiri 230-an penonton.

Advertisement

FSTVLST membawakan lagu pertama berjudul Akulah Ibumu diiringi dengan jeritan keras para penonton yang rata-rata telah hafal liriknya dengan baik. Tuntas lagu pertama, Hujan Mata Pisau menjadi lagu kedua yang dibawakan, diikuti gerakan penonton yang semakin meliar.

Tak ada kekhawatiran pada potensi pelecehan seksual karena semua penonton perempuan. Mereka membuat gerakan melingkar di tengah orang banyak. Semakin malam semakin banyak penonton yang menikmati musik dengan moshing.

BACA JUGA : 4 Grup Band Imajinasikan Wajah Kota Jogja dalam Musik

Selain FSTVLST ada beberapa penampil lain. Muti, mahasiswi seni rupa melakukan live painting performance. Merespon salah satu lagu FSTVLST berjudul Akulah Ibumu. Sanggar Tari Kinanti Sekari, DVY grup musik duo perempuan asal Makassar, hingga Soegi Bornean, grup musik folk-pop asal Semarang.

Dara Setara adalah entuk kecil dari pesan besar yang ingin disampaikan soal kesetaraan. Bagi Vokalis FSTVLST, Sirin Farid Stevy kesetaraan adalah menempatkan seseorang dengan kapasitasnya, dengan posisinya, dengan situasinya sendiri. Dengan apa-apa yang melekat pada dirinya.

Bukan tentang menyamaratakan semuanya. Menghormati orang apa adanya. Bukan tentang perempuan sama dengan laki-laki. Laki-laki sama dengan perempuan. Bagaimana penduduk kota sama dengan desa dan sebaliknya.

"Tapi bagaimana setiap orang punya nilai. Setiap orang punya hal yang diperjuangkan. Setiap orang butuh dihormati dan dihargai. Ini kesetaraan yang saya pahami," ucapnya.

FSTVLST berusaha memberikan ruang-ruang yang aman dalam setiap pentas.  Penonton perempuan menurutnya mulai muncul di 2017-an. Dari mulanya penonton homogen, FSTVLST kini dihadapkan dengan penonton yang heterogen. Ini merupakan fenomena baru di mana banyak perempuan yang datang untuk menikmati musik rock.

BACA JUGA : Band Inggris Ini Jadi Gong Festival Musik Jogja Akhir Tahun Ini

"Saya di atas panggung melakukan kerja-kerja yang menyatakan bahwa FSTVLST menghormati perempuan. Pentas FSTVLST biasanya undangan, jadi gak request lebih terkait fasilitas fisik."

Farid bercerita tentang ketidaksadarannya terjebak dalam maskulinitas. Lalu mendominasi. Dalam perjalanannya FSTVLST mulai melibatkan perempuan dalam kerja-kerja rutin. Mulai dari diskusi kecil tentang angan-angan mengadakan konser khusus perempuan sudah muncul sejak 2019 sebelum pandemi. Hingga diwujudkan pada awal 2023 ini melalui konser bertajuk Dara Setara.

"Tanpa sadar berada di maskulinitas. Menampar diri kami sendiri dengan fenomena ini,” katanya.

Gerbong Khusus

Transportasi publik seperti kereta api selalu menyediakan gerbong khusus bagi perempuan. Dara Setara ibarat gerbong khusus yang FSTVLST sediakan. Melalui gerbong khusus ini setidaknya penonton yang biasanya didominasi laki-laki menjadi sadar. Ada teman-teman perempuan.

Jika gerbong khusus perempuan dimasuki laki-laki, maka laki-laki tersebut yang perlu diberikan pelajaran. Melalui langkah ini diharapkan di ruang-ruang lain yang heterogen bisa lebih aman.

"Analogi paling dekat adalah gerbong khusus. Dari gerbong yang belasan, ada satu gerbong khusus perempuan. FSTVLST berusaha berikan ruang aman," kata Farid.

FSTVLST melihat Dara Setara adalah perempuan yang berani dan mau menunjukkan diri hadir di pentas musik. Dara Setara adalah perempuan yang berjuang untuk dirinya sendiri. "Apakah Dara Setara fanbase FSTVLST perempuan? Awalnya trauma itu muncul karena respon kami hari ini."

Masalah Personal

Farid menyebut upaya menciptakan konser musik rock yang aman bagi perempuan juga terdorong atas masalah personalnya. Sebagai bapak anak satu yang kebetulan perempuan dia mengkhawatirkan kondisi yang akan dihadapi anaknya kelak saat menonton konser musik.

Tidak hanya Farid, personil lain Roby Setiawan juga punya anak perempuan. Suatu hari selepas pentas mereka berdiskusi tentang konser yang dihadiri perempuan.

Mereka berharap, saat anak perempuannya sudah besar, datang ke acara konser bisa mendapatkan ruang yang aman dan nyaman. "Saya sebagai pribadi bapak, [ada] dorongan besar memastikan pentas musik, khususnya rock jadi ruang ekspresi perempuan yang aman dan nyaman," ujarnya.

Semua tim FSTVLST yang mayoritas laki-laki ini punya ibu. Sebagian sudah beristri dan punya partner perempuan. Melalui Dara Setara sebenarnya FSTVLST tidak ingin muluk-muluk kampanye soal gender. Hanya ingin belajar menghormati perempuan. Muncul dari kegelisahan sebelumnya. Maskulinitas yang berlebih di ekosistem ini.

Drummer Perempuan

Tiga bulan lalu sekitar Oktober 2022 musibah kecelakaan menimpa drummer FSTVLST, Danish Wisnu Nugraha. Selama proses penyembuhan dia tidak bisa mengisi komposisi sebagai drummer. Tiga bulan berjalan, drummer FSTVLST digantikan Leca yang juga drummer di DVY, grup musik duo perempuan asal Makassar. Ini menjadi pengalaman baru, sepanggung bersama perempuan di konser yang dominan maskulin ini.

Leca bercerita mulanya dia tidak begitu tahu band FSTVLST. Tapi diberikan kepercayaan untuk menggantikan Danish sebagai drummer sementara. "Saya menjalani kehidupan perempuan sebagai drummer di mana lingkungannya selalu laki-laki menjadi satu-satunya perempuan."

Selama bergabung dengan FSTVLST, menurutnya tim sangat hormat dan sopan kepada perempuan. Ini menjadi pengalaman dan sesuatu yang berkesan bagi dirinya. Cara memperlakukan perempuan di lingkungan kelompok band ini membuatkan kian respect. “Tidak hanya dalam tingkah, bahkan keluarga FSTVLST sampai adakan kegiatan ini [konser Dara Setara]," paparnya. 

BACA JUGA : Jogja Every Core, Rumahnya Para Pencinta Musik Cadas

Farid sudah menyiapkan jawaban atas potensi pandangan ini, bahwa perempuan di objektifikasi sebagai komoditas bisnis. Oleh kerena itu ia bersama tim berupaya membuat event yang seakuntabel mungkin. FSTVLST menyadari adanya pertumbuhan market perempuan. Tapi tidak dilihat semata-mata hanya sebagai pembeli. Mereka adalah kawan dan keluarga.

FSTVLST menyepakati bahwa Dara Setara bukan pentas dengan misi bisnis seperti biasanya. Harga tiket Rp150.000-Rp200.000 sudah dapat t-shirt. Dengan tiket Rp150.000 maka sebenarnya pertunjukan ini gratis.

"Ini akan berisiko terbaca seperti itu, gak apa-apa. Tetapi kemudian mengutip mantra kawan kami di tim kerja, ke niat baik saja. Kami tidak komersialisasi."

Menurutnya tim sudah bersepakat Dara Setara ini bukan pentas dengan misi bisnis. Sebisa mungkin berupaya agar isu perempuan ini tidak jadi komoditas bisnis.

"Kami berusaha kemudian tidak mengobjektifikasi perempuan dibisniskan," tegasnya.

Salah satu penonton dari Pati, Jawa Tengah, Dibti,30 mengaku memang ingin sekali datang ke konser 'Dara Setara'. Menurutnya ini konser spesial. Selama ini ketika menonton FSTVLST penontonnya dominan laki-laki.

"Emang pengen banget. Biasanya nonton FSTVLST di pinggir, karena semua cowok moshing. Karena ini langka jarang-jarang penontonnya cewek-cewek, ibu-ibu," ucapnya.

Dia mengaku sudah sejak 2012 mendengarkan lagu FSTVLST, dengan lagu favoritnya berjudul Mesin. "Lebih ke liriknya [suka]. Yang dia angkat gak hanya soal cinta. Awalnya random aja dengerin."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI

News
| Minggu, 05 Mei 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement