Advertisement
Haid Tidak Teratur? Awas, Jangan-Jangan Kamu Mengalami Ini...

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Kerap kita dengar istilah PCOS dalam dunia kesehatan. PCOS atau Sindrom polikistik ovarium merupakan salah satu dari masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada wanita remaja.
Dilansir dari Sardjito.co.id, PCOS adalah kondisi kompleks yang didiagnosis dengan adanya dua dari tiga kriteria yakni kelebihan kadar hormon androgen, gangguan ovulasi, dan gambaran sel telur yang berbentuk kista-kista kecil.
Advertisement
Dikarenakan ketiga gejala tersebut dapat terjadi pada penyakit selain PCOS, sehingga perlu anamnesis riwayat dan pemeriksaan fisik untuk memastikan penyebabnya.
Baca juga: Satu Dasawarsa UUK DIY Jadi Titik Balik Arah Keistimewaan
PCOS dianggap sebagai masalah ovulasi dan infertilitas yang ditandai dengan haid tidak teratur, obesitas, gangguan fungsi insulin , hirsutisme, jerawat, alopesia dan keguguran berulang.
Penyebab PCOS belum diketahui pasti. Kendati demikian, teori primer pada kelainan metabolik menunjukkan bahwa kompensasi gangguan fungsi insulin dengan akibat kadar hormon insulin yang berlebih merupakan penyebab utama gambaran PCOS.
Sementara penyebab lain dari PCOS adalah kerentanan genetik, ketidakseimbangan hormonal dan pil kontrasepsi. Faktor genetik dan lingkungan misalnya status sosial ekonomi, gaya hidup, berperan terhadap varians etnis pada PCOS yang juga penting dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi individual untuk mengobati PCOS.
Melansir Bisnis.com--jaringan Harianjogja.com dari Times of India, sesuai penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Endocrinology, wanita yang menderita PCOS memiliki kemungkinan lebih dari 50 persen untuk terinfeksi virus corona.
Namun, ketika tim peneliti dari Institute of Metabolism and Systems Research University of Birmingham, Inggris menyesuaikan faktor kardiometabolik seperti diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak non-alkohol, dan tekanan darah tinggi, tingkat infeksi menurun menjadi 26 persen.
Diketahui, PCOS disertai dengan masalah kesehatan lain seperti diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak non-alkohol, dan tekanan darah tinggi, yang semuanya telah diidentifikasi sebagai faktor risiko Covid-19. Kondisi kesehatan metabolik ini dapat meningkatkan keparahan dan risiko infeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Setelah Raih MURI, Kini Habbie Memenangkan Penghargaan Indonesia Brand Champion 2023
Advertisement

Menengok Lava Bantal, Destinasi yang Dahulu Hanya Jadi Objek Penelitian Mahasiswa
Advertisement
Berita Populer
- Kamis Pahing, Saatnya Siswa SMKN 1 Pandak Pasarkan Hasil Produk Belajar Mereka
- Siap Sambut Delegasi ATF 2023 sejak dari YIA, Ini yang Disiapkan Dispar Kulonprogo
- Cagak Aniem Peninggalan Perusahaan Listrik Belanda di Perempatan Palbapang Bantul Akan Direhabilitasi
- Modus Test Drive, Residivis Penipuan Bawa Kabur Sepeda Motor di Jogja
- Sejumlah Bansos Bakal Digelontorkan untuk Warga Kulonprogo Tahun Ini, Cek Daftarnya!
Advertisement
Advertisement