Advertisement
Kini Lurik Tak Lagi Membosankan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Lurik selama ini dipandang sebagai busana yang kaku karena motif garis lurusnya. Namun, di tangan Maharani Setyawan, lurik bisa dikreasikan menjadi busana yang chic dan fashionable.
Rani, begitu ia disapa, ingin lurik menjadi kain yang bisa dipakai untuk segala suasana dan segala kalangan. Sebab, ia mendapati orang luar negeri justru menunjukkan minat yang tinggi terhadap wastra Indonesia ini.
Advertisement
Melalui tema busana Autumn Winter, Rani menampilkan delapan look busana berbasis lurik yang didominasi warna merah, kuning, dan hijau dalam pagelaran Jogja Fashion Festival 2019, di Plaza Ambarrukmo, Jumat (8/3/2019).
"Saua pilih warna itu karena orang Indonesia menurutmu suka warna yang cerah," kata dia kepada Harian Jogja. Busana serupa pernah ia tampilkan dalam London Fashion Week 2019 lalu. Bedanya, yang ia bawa ke Inggris didominasi warna hitam dan cokelat.
Rani mengaku tidak memiliki latar belakang sebagai desainer busana sebelumnya. Namun, karena ia merupakan generasi ketiga dari lurik Prasojo, sebuah jenama lurik dari Pedan, Klaten, Jawa Tengah ia lantas merasa perlu untuk membawa lurik lebih digemari masyarakat untuk beragam agenda.
Melalui Autumn Winter, Rani membawa lurik menjadi busana yang cocok digunakan untuk musim penghujan di Indonesia. Desainnya itu didominasi jaket yang mulanya memang ia desain untuk musim dingin di London Fashion Week.
Tak hanya busana, perempuan yang baru saja memasuki dunia desainer dua tahun belakangan ini juga berkeinginan untuk menampilkan lurik untuk berbagai aksesori. Ia turut mendesain sepatu boots, topi musim dingin, hingga koper dengan motif lurik.
Bukan hanya lurik yang ia pakai untuk Autumn Winter. Rani juga menambahkan beberapa motif tenun ikat yang juga diproduksi dari Pedan, Klaten.
"Saya itu memang pengin lurik itu dipandang berbeda, lebih modern gitu. Jadi saya menampilkan lurik yang bisa diterapkan ke berbagai hal juga," jelas perempuan berusia 37 tahun ini.
Kegigihan tersebut dilatarbelakangi kondisi perajin lurik di Pedan, Klaten yang menurutnya tidak boleh berhenti produksi. Maka dari itu, ia berupaya memasarkan lurik hingga kancah internasional.
Dengan model baju yang terbilang kasual itu, Rani berharap rancangan desainnya bisa dipakai oleh berbagai kalangan, terutama anak muda. "Tapi sekarang yang agak tua pun mau pakai yang kasual gitu biar terlihat lebih muda," tuturnya.
"Jangan pernah malu memakai produk dalam negeri, karena kalau bukan kita siapa lagi," tegasnya. Koleksi rancangan Rani dapat dilihat melalui Instagram @prasojonyrani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ingin NU Miliki Lembaga seperti Bappenas, Ketua PBNU Bakal Angkat Erick Thohir Jadi Ketua Lakpesdam
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Beri Penghargaan 50 Wajib Pajak yang Taat
- Tak Hanya Dikelola Mandiri, Kini Pengelolaan Sampah di Alun-Alun Kidul Gandeng Swasta
- Bisa Dipantau Live, Ini 2 Cara Melihat CCTV Kota Jogja
- Komisioner KID Diminta Aktif Sukseskan Pemilu Adil dan Transparan
- Prakiraan Cuaca Hari Ini DIY Diguyur Hujan, BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat, Petir dan Angin
Advertisement
Advertisement