Advertisement

Merger WBD-Netflix Picu Kekhawatiran Serius di Hollywood

Jumali
Selasa, 09 Desember 2025 - 05:27 WIB
Jumali
Merger WBD-Netflix Picu Kekhawatiran Serius di Hollywood Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Merger raksasa Warner Bros Discovery (WBD) dan Netflix senilai Rp1.200 triliun memicu kekhawatiran luas di industri hiburan, mulai dari potensi monopoli hingga ancaman pemangkasan lapangan kerja.

Kritik paling keras datang dari serikat pekerja dan asosiasi pemilik bioskop. Mereka menilai merger ini berisiko memunculkan gelombang pemangkasan lapangan kerja, memusatkan kekuasaan pasar, serta mengurangi jumlah rilis film di bioskop secara signifikan.

Advertisement

Writers Guild of America (WGA) East and West, yang mewakili para penulis di berbagai media, secara tegas mendesak pembatalan penggabungan ini. Menurut mereka, aksi ini bertentangan dengan semangat undang-undang antimonopoli.

"Perusahaan streaming terbesar di dunia menelan salah satu pesaing terbesarnya merupakan hal yang dicegah dalam undang-undang antimonopoli," tegas pernyataan resmi WGA, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/12/2025).

Kelompok tersebut juga menyoroti kondisi pekerja hiburan yang semakin sulit, di tengah maraknya PHK dan tekanan pengurangan gaji. Mereka menambahkan bahwa konsumen pada akhirnya akan merasakan dampaknya melalui harga layanan yang lebih tinggi.

Hollywood Teamster, yang mewakili berbagai pekerja di belakang layar seperti sopir, mekanik, dan profesional casting, juga bergabung dalam penentangan. Mereka mendesak otoritas penegak hukum antimonopli untuk menolak akuisisi ini.

Kekhawatiran serupa diungkapkan oleh perwakilan pemilik bioskop. Michael O'Leary, Presiden Cinema United, menyebut langkah ini sebagai ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi dunia pameran film. Ia mempertanyakan komitmen Netflix terhadap distribusi film ke bioskop.

"Perilisan teater yang sporadis dan terpotong-potong untuk memenuhi kriteria penghargaan pada beberapa teater bukan komitmen pada pameran," tegas O'Leary, menyindir pola perilisan film Netflix selama ini yang lebih mengutamakan platform streaming.

Sementara itu, respons dari serikat pekerja lain terlihat lebih berhati-hati. Director Guild of America (DGA), yang mewakili para sutradara, mengaku khawatir namun memilih untuk menyampaikan harapan mereka secara langsung kepada manajemen Netflix.

Demikian pula dengan SAG-AFTRA, serikat yang mewakili para aktor. Mereka menyatakan bahwa kesepakatan ini menimbulkan banyak pertanyaan mendasar. Perwakilan SAG-AFTRA mengatakan akan melakukan analisis mendalam terlebih dahulu sebelum memberikan pernyataan resmi mengenai dampak merger ini terhadap para anggotanya.

Dengan berbagai penentangan dan kekhawatiran yang mengemuka, merger dua raksasa hiburan ini diprediksi akan menghadapi proses pengawasan regulasi yang ketat sebelum benar-benar direalisasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Gempa 7,6 Hentikan Layanan Tohoku Shinkansen di Jepang

Gempa 7,6 Hentikan Layanan Tohoku Shinkansen di Jepang

News
| Selasa, 09 Desember 2025, 00:07 WIB

Advertisement

Treasure Bay Bintan Jadi Destinasi Wisata Terbaik di WIA 2025

Treasure Bay Bintan Jadi Destinasi Wisata Terbaik di WIA 2025

Wisata
| Senin, 08 Desember 2025, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement