Advertisement
Film Black Coffee, Dowa Juseyo hingga Sahabat Anak Akan Hadir di 2026
Kak Seto saat mengunjungi booth Heart Picture di JAFF 2025. - Istimewa.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Heart Picture mengumumkan tiga film terbarunya yang akan dirilis pada 2026. Ketiga film tersebut berasal dari genre berbeda namun berusaha menghasilkan karya yang dekat dengan realitas manusia dan mengedepankan menghormati budaya.
Adapun ketiga film tersebut adalah drama romantis (Black Coffee), horor psikologis (Dowa Juseyo), dan musikal keluarga
(Sahabat Anak). Dowa Juseyo menghadirkan film cocok di kalangan anak muda dengan mengambil setting di Korea Selatan. Dowa Juseyo dibintangi Jeremias Nyangoen dan Asmara Abigail akan tayang pada 29 Januari 2026.
Advertisement
Sedangkan Black Coffee mengangkat tentang cerita cinta, kehilangan dan keberanian untuk tetap bertahan, film ini mengikuti perjalanan pasangan tunanetra asal Gayo, ceh. Onot dan Rabiah dalam lika liku perjuangan dan kerinduan untuk memiliki keturunan.
Kemudian film Sahabat Anak, terinspirasi dari perjalanan dan dedikasi Kak Seto dalam memperjuangkan hak anak Indonesia. Film ini dirancang sebagai tontonan keluarga yang menyenangkan sekaligus mendalam. Disutradarai Irham Acho Bahtiar, Sahabat Ana memadukan elemen musikal, drama, dan fondasi psikolog anak.
BACA JUGA
Sutradara Black Coffee Jeremias Nyangoen memastikan telah resmi menyelesaikan proses syuting dan kini memasuki tahap pasca produksi akhir. Diperankan oleh aktor Reza Rahadian dan Sha Ine Febriyanti, film ini menawarkan performa
yang intens dan penuh kedalaman emosional. Selain itu penonton diajak merasakan dunia dari perspektif karakter yang tidak melihat, tetapi sangat merasakan melalui bahasa batin, suara, sentuhan.
“Saya ingin penonton merasakan keheningan, ruang kosong, dan kekuatan cinta yang tetap hidup meski dalam keterbatasan," katanya, Senin (1/12/2025).
Adapun Dowa Juseyo menggabungkan elemen investigasi emosional, budaya Korea Selatan, dan isu sosial yang sensitif. Sosok Tania, mahasiswi pertukaran pelajar dari Indonesia yang suatu saat terhubung dengan roh Min Yong, korban kekerasan seksual yang meninggal tanpa keadilan. Hubungan mereka memicu rangkaian peristiwa supranatural yang memaksa Tania menghadapi pertanyaan kemungkinan balas dendam dapat menjadi bentuk keadilan.
“Dowa Juseyo bukan hanya sekedar film horror, tetapi juga drama dengan pesan moral dan memberikan sentuhan baru
untuk genre horror di Indonesia, kami ingin film ini bukan hanya sekedar merasakan kemarahan dan empati, tetapi juga hangatnya sebuah cinta," kata Herty Purba, Executive Producer Heart Pictures.
Vontian Suwandi, Business Development Sinemaku Pictures menilai isu-isu yang diangkat di Dowa Juseyo juga penting karena menjembatani budaya Korea dan Indonesia, namun tetap bisa dipahami melalui bahasa yang universal.
"Bagi kami, film ini bukan sekadar karya, tetapi juga medium yang menyampaikan pesan bermakna. Kami berharap DOWA JUSEYO dapat diterima dengan baik dan meraih kesuksesan," katanya di JAFF Market 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
PBNU Bantah Isu Dana, Tegaskan Kerja Sama Resmi dengan CSCV
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



