Advertisement

Kafein Ternyata Bisa Menghambat Efektivitas Antibiotik

Newswire
Kamis, 04 September 2025 - 22:22 WIB
Maya Herawati
Kafein Ternyata Bisa Menghambat Efektivitas Antibiotik Biji Kopi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Menurut penelitian terbaru, kafein dan beberapa zat umum lainnya dapat memengaruhi pertahanan bakteri, sehingga mengurangi efektivitas beberapa antibiotik.

Senyawa yang ditemukan dalam pola makan kita sehari-hari, termasuk kafein, dapat memengaruhi respons bakteri terhadap antibiotik. Kesimpulan ini berasal dari sebuah studi baru yang dipimpin oleh Profesor Ana Rita Brochado dan timnya di Universities of Tübingen and Würzburg.

Advertisement

Baca Juga Segini Dosis Konsumsi Kafein yang Ideal agar Tidak Membahayakan Kesehatan

Dilansir SciTechDaily.com, para peneliti menunjukkan bahwa bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) menggunakan jaringan regulator yang kompleks untuk mendeteksi isyarat kimia dari lingkungan sekitarnya, dan respons ini dapat mengubah efektivitas obat antimikroba.

BACA JUGA: Tak Cuma Kejagung, Nadiem Makarim Juga Bisa Jadi Tersangka KPK

Untuk meneliti efek ini lebih dalam, tim penelitian melakukan penyaringan sistematis terhadap 94 zat, termasuk antibiotik, obat resep, dan bahan makanan. Mereka meneliti bagaimana senyawa-senyawa ini memengaruhi aktivitas regulator genetik utama dan protein transpor pada E. coli, bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.

Dari penelitian tersebut, menunjukkan bahwa beberapa zat dapat secara halus namun sistematis memengaruhi regulasi gen pada bakteri.

Mahasiswa PhD Christoph Binsfeld, penulis pertama studi tersebut mengatakan bahwa temuan tersebut menunjukkan bahwa bahkan zat sehari-hari tanpa efek antimikroba langsung, misalnya minuman berkafein, yang dapat memengaruhi regulator gen tertentu yang mengendalikan protein transpor, sehingga mengubah apa yang masuk dan keluar dari bakteri.

"Kafein dapat memicu serangkaian peristiwa yang dapat menyebabkan perubahan beberapa protein transpor pada E. coli, yang pada akhirnya bisa menyebabkan berkurangnya penyerapan antibiotik seperti siprofloksasin," jelas Ana Rita Brochado.

Hal ini disimpulkan bahwa kafein dapat melemahkan efek antibiotik ini. Para peneliti menggambarkan fenomena ini sebagai 'interaksi antagonis'.

Menariknya, efek pelemahan ini tidak teramati pada Salmonella enterica, kerabat dekat E. coli. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan spesies bakteri yang berkerabat pun dapat bereaksi berbeda terhadap isyarat lingkungan yang sama, kemungkinan besar karena variasi jalur transpor atau perannya dalam penyerapan obat.

Studi tersebut, yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah PLOS Biology, memberikan kontribusi penting bagi pemahaman tentang apa yang disebut resistensi antibiotik 'tingkat rendah', yang bukan disebabkan oleh gen resistensi klasik, melainkan oleh regulasi dan adaptasi lingkungan.

Hal ini dapat berimplikasi pada pendekatan terapeutik di masa mendatang, termasuk apa yang dikonsumsi selama pengobatan dan berapa jumlahnya, serta apakah obat atau bahan makanan lain perlu dipertimbangkan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Giorgio Armani, Perancang Busana Ternama Italia Meninggal Dunia

Giorgio Armani, Perancang Busana Ternama Italia Meninggal Dunia

News
| Jum'at, 05 September 2025, 01:27 WIB

Advertisement

Trik dan Tips untuk Dapatkan Tiket Pesawat Murah

Trik dan Tips untuk Dapatkan Tiket Pesawat Murah

Wisata
| Rabu, 27 Agustus 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement