Advertisement
Konser "Batu Breksi Bernyanyi" Pukau Pengunjung Tebing Breksi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Konser “Batu Breksi Bernyanyi” berhasil memukau hampir seribu penonton di Tlatar seneng Tebing Breksi, Minggu (25/5/2025). Pentas perdana itu dikurasi oleh seniman dari ISI Yogyakarta Memet Chairul Slamet bersama Gangsadewa dan para pekerja di Tebing Breksi.
Warga dan wisatawan yang menonton menikmati sajian musik Gangsadewa, sebuah etnic ensemble atau grup musik etnis pimpinan Memet Chairul Slamet. Grup ini terkenal sebagai kelompok musik yang memberikan alternatif dalam dunia seni musik di Indonesia.
Advertisement
Terdapat empat babak pertunjukan Gangsadewa yang menceritakan Alam Breksi yang tenang dan lestari, Perusakan alam akibat penambangan, Kemunculan Dewi Penjaga Alam sebagai pengingat serta Transformasi Tebing Breksi menjadi kawasan wisata.
Acara ini juga diramaikan dengan sesi lukisan kolektif dan pembacaan puisi, menjadikannya pertemuan seni lintas disiplin yang sarat pesan lingkungan. Hasil lukisan kolektif pun dilelang di Gardenspace Tebing Breksi.
Dalam pementasan musik bertajuk “Batu Breksi Bernyanyi” ini, para pengelola obyek wisata Tebing Breksi akan turut ambil bagian. “Ini sesuatu yang baru bagi kami. Benar-benar baru. Selama ini kami hanya bertindak sebagai tuan rumah dan ikut menonton, tapi kali ini kami ikut pentas. Sudah latihan sebanyak 5 kali, dan langsung pentas,” kata Pengelola Wisata Tebing Breksi, Kholiq Widiyanto.
Kholiq mengatakan, pementasan "Batu Breksi Bernyanyi" ini menggunakan alat berupa bebatuan, sebagai pengiring pentas. Suara musik dari bebatuan akan berpadu dengan gerak tari dari sekelompok seniman. Dia berharap pertunjukan gelaran ini merupakan kolaborasi antara pengelola Tebing Breksi dengan para seniman pimpinan Memet ini bisa dikembangkan menjadi atraksi reguler.
BACA JUGA: Tebing Breksi Hanya Andalkan Live Music Untuk Tingkatkan Angka Kunjungan Wisatawan
"Kami berharap pementasan perdana ini bisa dikembangkan menjadi pementasan regular. Entah seminggu sekali atau sebulan sekali. Selain untuk menambah atraksi bagi pengunjung, tujuannya agar kisah dan pesan moral yang disampaikan bisa dinikmati oleh masyarakat luas," katanya.
Pentas "Batu Breksi Bernyanyi" lanjut Khaliq merupakan rangkaian kegiatan peringatan 1 Dasawarsa Kawasan Wisata Tebing Breksi. Sebelumnya digelar pementasan jathilan yang menghadirkan Seniman Muda Sambirejo dan grup jathilan dari Ngesti Rahayu, Kepuharjo Cangkringan.
Puncak acara 1 Dasawarsa Tebing Breksi ditutup dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Mbangun Khayangan” akan dipentaskan oleh dalang kondang Ki Anom Sucondro pada Jumat (30/5/2025) mulai pukul 21.00 WIB di panggung utama. Tak hanya itu, acara juga diramaikan oleh sinden-sinden ternama seperti Sulastri, Wahjiyo, dan Elisa.
“Sebelum pentas wayang kulit, sore harinya akan ada syukuran dengan makan bersama dengan ratusan ingkung. Kita berharap, seluruh rangkaian kegiatan ini bisa menjadi bagian dari upaya kami untuk terus mendorong suburnya kegiatan kepariwisataan dan juga bertumbuhnya berbagai bentuk kesenian lokal,” imbuh Kholiq.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pakar UGM: Bakteri Bisa Dimanfaatkan sebagai Pengganti Pestisida Sintetis dalam Pertanian
- Kasus Leptopirosis di Kota Jogja Melonjak, Dinkes DIY: Jika Ada Gejala Segera Periksa
- Tol Jogja-Solo: Konstruksi Ruas Prambanan-Purwomartani Capai 78 Persen, Gerbang Tol Kalasan Akan Segera Dibuka di 2026
- Kunjungi Balai Lansia, Komisi D DPRD DIY Temukan Keterbatasan Anggaran Makan dan Daya Tampung
- RTH di Bantul Baru 20 Persen dari Total Luas Wilayah, Belum Capai Ketentuan Minimal
Advertisement
Advertisement