Advertisement

Mengenal Podofobia, Ketakutan pada Kaki dan Cara Mengatasinya

Siti Laela Malhikmah
Jum'at, 07 Februari 2025 - 09:57 WIB
Maya Herawati
Mengenal Podofobia, Ketakutan pada Kaki dan Cara Mengatasinya Ilustrasi kaki - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Interaksi sosial di era teknologi memang berbeda dengan ketika ponsel dalam genggaman belum memberi pengaruh begitu besar terhadap kehidupan. Ketakutan atau fobia pun berkembang di luar dugaan dipicu pola interaksi sosial.

Salah satu fobia yang kurang dikenal tetapi cukup memengaruhi kehidupan sehari-hari adalah ketakutan terhadap sesuatu yang ada di sekitar kita, bahkan sering kali tidak disadari. Fobia ini dapat mengganggu rutinitas, hubungan sosial, dan kualitas hidup seseorang.

Advertisement

Apa itu Podofobia?

Dikutip dari myclecelandclinic.org, Kamis (6/2/2025) Podofobia adalah ketakutan yang intens terhadap kaki. “Podos” adalah kata dalam bahasa Yunani kuno untuk kaki.

Seseorang dengan podofobia mungkin mengalami kecemasan yang parah ketika melihat atau memikirkan kaki mereka sendiri atau kaki orang lain. Ketakutan mereka mungkin berfokus pada kaki telanjang, tetapi juga bisa berlaku untuk kaki yang tertutup sepatu atau kaus kaki.

Podofobia dapat memiliki dampak serius terhadap kualitas hidup seseorang. Kaki selalu ada bersama kita, jadi jika Anda takut dengan kaki Anda sendiri, Anda mungkin merasa khawatir atau panik secara terus-menerus.

Penyebab Podofobia

Dilansir dari cpdonline.co.uk, podofobia atau ketakutan yang berlebihan terhadap kaki, dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Orang yang  yang menderita podofobia sering merasakan kecemasan atau serangan panik saat melihat atau memikirkan kaki, baik itu kaki sendiri maupun orang lain. Gejala yang biasa muncul termasuk berkeringat, detak jantung cepat, atau rasa mual.

Penyebab podofobia dapat bervariasi, mulai dari faktor psikologis, lingkungan, hingga faktor genetik. Beberapa orang bisa mengidentifikasi penyebab jelas ketakutan mereka, sementara yang lain mungkin kesulitan mengingat saat pertama kali gejala muncul.

Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi paparan sering digunakan sebagai pengobatan efektif untuk fobia ini. Pada beberapa kasus, obat-obatan juga dapat diberikan untuk mengurangi gejala kecemasan yang parah.

Gejala Podofobia

Dilansir dari medicoverhospitals.in.com, gejala podofobia dapat bervariasi dalam tingkat keparahan, tetapi umumnya meliputi:

- Kecemasan intens atau serangan panik saat melihat atau memikirkan kaki.

- Perilaku menghindar, seperti menolak untuk berjalan tanpa alas kaki atau menghindari tempat di mana kaki mungkin terlihat.

- Gejala fisik seperti berkeringat, detak jantung cepat, atau mual saat berhadapan dengan kaki.

- Gangguan emosional atau perasaan ketakutan saat memikirkan kaki.

Gejala-gejala ini dapat mengganggu interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari, yang dapat mengurangi kualitas hidup seseorang.

Mengatasi Podofobia

Seperti dikutip dari healthline.com, Kamis (6/2/2025) Medikasi mungkin digunakan untuk mengatasi beberapa gejala kecemasan, seperti alprazolam (Xanax).

Namun, bagi banyak orang, pengobatan yang paling efektif untuk fobia spesifik adalah terapi perilaku.

  1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

CBT berfokus pada mengidentifikasi pikiran yang tidak sehat atau tidak realistis. Terapi ini membantu mengubah respons pikiran terhadap rangsangan, seperti kaki, agar lebih sesuai dengan kenyataan dan lebih proporsional dengan tingkat bahaya yang sebenarnya.

  1. Terapi Paparan

Pengobatan efektif lainnya untuk fobia adalah terapi paparan, atau desensitisasi sistematik. Dalam jenis pengobatan ini, Anda dan terapis akan bekerja untuk membangun kemampuan Anda dalam menenangkan diri di situasi yang penuh stres.

  1. Gabungan Terapi Paparan dan CBT

Terapi paparan dan CBT yang digabungkan sangat efektif dalam mengobati fobia spesifik, menurut tinjauan pada tahun 2020. Beberapa terapis juga mungkin menggabungkan perangkat realitas virtual atau realitas tertambah ke dalam pengobatan Anda.

  1. Medikasi

Dokter, asisten dokter, atau praktisi perawat dapat meresepkan obat jika kecemasan Anda tetap parah selama pengobatan dan gejala kecemasan Anda tidak membaik dengan metode terapi.Obat benzodiazepin dan beta-blocker dapat membantu menurunkan tingkat stres Anda. Obat-obatan ini biasanya hanya diresepkan untuk penggunaan jangka pendek.

  1. Bantuan Tambahan

BACA JUGA: Pengecer LPG 3 Kg Jadi Sub-Pangkalan, Ini Komentar Pakar Energi UGM

Beberapa orang melaporkan hasil positif menggunakan metode berikut untuk mengobati kecemasan yang terkait dengan fobia, meskipun belum ada penelitian yang mengonfirmasi atau menjelaskan efektivitasnya:

- Hipnoterapi

- Pelatihan kesadaran (mindfulness)

- Meditasi

- Yoga

- Latihan pernapasan

Menghadapi fobia, apapun bentuknya, memerlukan pemahaman dan pendekatan yang tepat. Dengan pengobatan yang efektif dan dukungan yang tepat, seseorang dapat mengelola ketakutannya dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Efisiensi Anggaran Jadi Alasan KY Tak Bisa Penuhi Permintaan MA Terkait Seleksi Hakim Agung

News
| Jum'at, 07 Februari 2025, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement