Advertisement
Buah dan Sayur Bukan Makanan Utama MPASI, Dokter Sebut Hanya Bersifat Diperkenalkan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Buah dan sayur disarankan bukan menjadi makanan utama dalam menu makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang diberikan kepada anak.
Dokter spesialis anak dari RSUD dr. Soetomo Surabaya Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, SpA(K) menyebutkan alasan peran buah dan sayur tidak boleh menjadi makanan utama dengan jumlah banyak saat pemberian MPASI karena adanya zat bernama antinutrisi yang biasanya banyak ditemukan dalam sumber serat itu.
Advertisement
Antinutrisi adalah senyawa yang dapat ditemukan di dalam bahan makanan yang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting seperti mikronutrien yang terdiri dari vitamin dan mineral.
"Antinutrient (antinutrisi) yang biasa terdapat pada plant based nutrition baik itu dari sayur, buah, dan protein nabati. Itu dapat menghambat penyerapan zat penting seperti zat besi dan zinc. (Antinutrient) sebagai contohnya phytic acid, tannin, oxalic acid, goitrogen, dan lain sebagainya," kata dokter Meta dalam webinar yang diselenggarakan IDAI dan diikuti dari Jakarta, Selasa (21/1/2024).
Adapun beberapa contoh sayur dan buah yang terkonfirmasi memiliki senyawa antinutrisi diantaranya seperti daun bayam (mengandung oxalic acid mencegah penyerapan kalsium), teh (mengandung tanin mencegah penyerapan zat besi), kol dan kubis (mengandung goitrogenic mencegah penyerapan yodium).
BACA JUGA: Mitra Makan Bergizi Gratis Hanya Bisa Daftar lewat Web Resmi, Lainnya Dipastikan Bodong
Padahal dalam MPASI, nutrisi-nutrisi seperti zat besi, zinc, kalsium, dan yodium merupakan mikronutrien yang perlu dipenuhi sehingga anak bisa memiliki pertumbuhan dan perkembangan optimal di fase 1000 hari kehidupan pertama (HPK).
Maka dari itu, dokter Meta menyarankan agar bahan pangan serat yaitu buah dan sayur khususnya yang memiliki kandungan antinutrisi ada baiknya dalam menu MPASI hanya berperan untuk dikenalkan bukan menjadi santapan yang mendominasi.
Lebih lanjut, agar MPASI efektif mendukun pertumbuhan dan perkembangan anak sejak diberikan saat berusia 6 bulan hingga 2 tahun, orang tua sebaiknya memberikan protein hewani.
Dari sisi gizi, dokter yang bertugas sebagai anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI itu mengatakan protein hewani terbukti lebih mudah dicerna oleh tubuh dalam hal menyediakan nutrisi mikronutrien.
Beberapa contoh protein hewani yang terbukti memiliki kandungan mikronutrien dan lebih baik untuk diolah menjadi MPASI di antaranya hati ayam, daging sapi, kerang, hingga ikan.
Bahan-bahan tersebut terbukti memiliki kandungan mikronutrien yang tinggi khususnya dari sisi zat besi dan zat zinc (seng).
"Makannya pas MPASI sayur dan buah sifatnya pengenalan saja, karena prioritasnya adalah pemberian protein hewani," kata dokter Meta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tak Ada Sertifikat yang Terbakar saat Kebakaran Terjadi di Kementerian ATR/BPN
Advertisement

Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Novita Yamin, Seniman Jogja yang Mendedikasikan Diri untuk Lagu Anak
- Kasus PMK Melandai, Pemkab Bantul Buka Kembali Pasar Hewan Imogiri
- 7 Motor dengan Knalpot Blombongan Diamankan di Jalan Baru Tanjakan Clongop, Gedangsari
- Banyak Restoran dan Penginapan, Harga Tanah di Nanggulan Kulonprogo Melonjak Drastis, Rp3 Juta per Meter
- Pemkab Gunungkidul Butuh Rp55 Miliar untuk Mengubah Sistem Pengolahan Sampah di TPAS Wukirsari Jadi TPST
Advertisement
Advertisement