Advertisement
Soal Hukuman Fisik pada Anak, Psikolog: Sudah Tidak Relevan dan Tidak Efektif di Masa Kini

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Hukuman fisik sudah tidak relevan dan tidak efektif dilakukan dalam mendidik anak di masa kini.
Psikolog Klinis Forensik dari Universitas Indonesia (UI) Kasandra Putranto mengingatkan para orang tua bahwa berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, hukuman fisik dapat menyebabkan dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis.
Advertisement
BACA JUGA: Belasan Anak di Bantul Terjerat Kasus Hukum, Orang Tua Didorong Lebih Mengawasi Perilaku
"Mengutip sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2023, fisik yang menyakitkan hanya akan melukai fisik dan psikis anak tanpa adanya jaminan perbaikan sikap di masa depan," kata Kasandra dikutip Rabu (15/1/2025).
Dibandingkan menggunakan hukuman fisik untuk menimbulkan efek trauma dan membahayakan anak, orang tua dapat menggunakan hukuman disiplin positif yang lebih sesuai dengan masa kini.
Hukuman itu menggunakan pendekatan yang menekankan pada pengertian dan komunikasi. Misalnya, menjelaskan kepada anak mengapa perilaku tertentu tidak dapat diterima dan membantu mereka memahami konsekuensinya.
Hukuman juga dapat dilakukan dengan memberikan konsekuensi yang relevan dengan tindakan anak. Ia mencontohkan jika anak merusak mainan, mereka tidak dapat bermain dengan mainan tersebut untuk sementara waktu, sehingga anak memahami hubungan antara tindakan dan konsekuensi.
“Kita sebagai orang tua juga bisa memberikan waktu tenang untuk anak agar mereka dapat merenungkan perilaku mereka. Ini bukan hukuman, tetapi kesempatan untuk menenangkan diri dan berpikir tentang tindakan mereka,” katanya.
Apabila anak mulai berperilaku buruk, orang tua dapat mengalihkan perhatian anak dari perilaku negatif ke aktivitas-aktivitas yang menyenangkan atau kreatif.
Di sisi lain orang tua dapat memberikan penguatan mental secara positif melalui pujian atau penghargaan ketika anak menunjukkan perilaku baik, dengan tujuan memotivasi anak untuk terus berperilaku positif.
Opsi lainnya yakni melibatkan anak dalam diskusi tentang perilaku mereka dan mencari solusi bersama. Ini membantu anak merasa dihargai dan lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka.
“Kemudian kita harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Anak sering kali meniru perilaku orang dewasa, jadi menunjukkan perilaku yang diinginkan adalah cara yang efektif untuk mendidik mereka,” ujar Kasandra.
Sedangkan, hal terakhir yang ia sebutkan yakni mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain. Diskusikan bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain dan pentingnya bersikap baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement