Advertisement
Berikut 5 Hal yang Dapat Merusak Kepercayaan Diri Anak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kepercayaan diri mengajarkan anak-anak untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan kemampuan mereka. Kepercayaan diri menjadi fondasi bagi pertumbuhan emosional dan sosial anak.
Sayangnya, sikap dan perilaku tertentu dari orang tua dapat mengikis kualitas kepercayaan diri anak.
Advertisement
Dilansir dari TimesofIndia, Sabtu (11/1/2025), berikut lima hal yang tanpa disadari dapat merusak kepercayaan diri anak dan cara menghindarinya.
1. Mendapat kritik terus-menerus
Anak-anak tumbuh dengan dorongan, tetapi kritik yang terus menerus dapat meninggalkan bekas luka emosional yang tak terlihat. Mengoreksi kesalahan memang penting, tapi jika nadanya kasar atau terlalu sering, hal itu bisa membuat anak mempertanyakan kemampuannya.
Fokuslah pada umpan balik yang membangun. Alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah, “Ayo kita cari cara untuk merapikannya lain kali.”
2. Membandingkan anak dengan orang lain
Pernyataan seperti, “Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?” dapat sangat menyakiti hati anak. Perbandingan membuat anak merasa tidak mampu dan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang yang dibandingkan.
Kiat rayakan lah kekuatan dan kelebihan unik anak Anda. Ganti perbandingan dengan pujian yang bersifat personal, seperti, “Saya suka betapa kreatifnya idemu.
3. Proteksi yang berlebihan
Meskipun wajar jika Anda ingin melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan, perlindungan yang berlebihan dapat menghalangi kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan.
Anak-anak yang tidak diizinkan melakukan kesalahan dapat tumbuh dengan meragukan kemampuan mereka. Biarkan mereka menyelesaikan masalah kecil secara mandiri.
Mulai lah dengan tugas-tugas yang mudah dilakukan seperti mengemas tas sekolah atau menyelesaikan konflik kecil dengan teman.
4. Prestasi anak diabaikan
Tidak mengakui usaha atau keberhasilan anak, baik besar maupun kecil, dapat membuat mereka merasa kurang dihargai.
Lama kelamaan, mereka mungkin akan berhenti mencoba karena mereka merasa usaha mereka tidak penting. Rayakan pencapaian, bahkan yang kecil sekalipun.
Ucapan sederhana, “Aku bangga padamu karena sudah mencoba!” akan sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri mereka.
5. Memberi label negatif pada anak
Menyebut anak “malas”, “pemalu”, atau “canggung” mungkin terlihat tidak berbahaya pada saat itu, tetapi label seperti itu dapat melekat dan membentuk persepsi diri mereka.
Seiring waktu, mereka mungkin akan menginternalisasi kata-kata tersebut dan mulai percaya bahwa kata-kata itu mendefinisikan siapa mereka.
Fokus lah pada perilaku, bukan sifat. Daripada mengatakan, “Kamu malas sekali,” cobalah, “Ayo kita berusaha untuk lebih proaktif dalam mengerjakan tugas-tugasmu.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KLH Bakal Keluarkan Surat Paksa agar Pemda Tidak Mengelola Sampah dengan Sistem Open Dumping
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Diguyur Hujan Deras, Talud di Mantrijeron Ambrol Robohkan Dapur Rumah Warga
- Pemkab Gunungkidul Bakal Maksimalkan Potensi Desa Wisata
- Wali Kota Jogja Terpilih Hasto Wardoyo Bakal Perbanyak Program RTLH
- Makan Bergizi Gratis di Kulonprogo Dimulai Besok, Serap Tenaga Kerja Lokal
- Lima Bangunan di Sleman Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya, Ini Daftarnya
Advertisement
Advertisement