Advertisement

Konflik Orang Tua dan Anak, Ini Saran Psikolog untuk Mengurainya

Newswire
Sabtu, 21 September 2024 - 10:27 WIB
Maya Herawati
Konflik Orang Tua dan Anak, Ini Saran Psikolog untuk Mengurainya Anak marah - Ilustrasi dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Orang tua kerap mengalami konflik atau masalah. Semuanya bisa diurai mulai dari saling memahami, lewat komunikasi hingga saling memaafkan. Hal ini diutarakan Psikolog Endang Retno Wardhani, dari Asosiasi Profesi Produktivitas Indonesia (APPRODI).

"Perbedaan cara pandang adalah hal yang dapat terjadi, antara orang tua dengan anak, kakak dengan adik dan anggota keluarga lainnya," kata Endang Retno atau biasa disapa, Jumat (21/9/2024).

Advertisement

Psikolog lulusan Universitas Padjadjaran itu mengatakan perbedaan pendapat dapat berujung pada konflik yang jika tidak diselesaikan dengan tepat akan semakin berlarut-larut.

Oleh sebab itu, ketika dalam situasi emosional sebaiknya ambil jeda dan sepakati bersama untuk membicarakan kembali masalah itu dengan tenang di lain waktu.

"Komunikasi terbuka bisa dimulai dari anak ataupun orang tua, dan perlunya keterbukaan bersama untuk mencari solusi," kata Dhani.

BACA JUGA: Pengetahuan Tentang Menopause Kurang Populer dan Tidak Banyak Dipahami Perempuan

"(Orang tua dan anak) dapat menyelesaikannya dengan cara melihat akar permasalahan yang ada, dan melihat kemungkinan-kemungkinan terjadinya masalah dan apa hal baik yang didapat dari situasi tersebut," sambungnya

Lebih lanjut, Dhani mengatakan perbedaan pendapat dapat dihadapi bila orang tua bersedia membuka diri dan menjadi contoh baik bagi anak-anaknya.

Menurutnya, pendapat orang tua tidak selalu benar, oleh karenanya anak perlu mengkomunikasikan pikirannya dengan tepat agar orang tua memahami apa yang mereka inginkan.

"(Orang tua dan anak perlu) terbuka untuk saling memaafkan," katanya.

Ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan orang tua dan anak ketika menghadapi permasalahan lewat komunikasi yang baik. Pertama, jika ada masalah ajak anak duduk bersama, kemudian tanyakan kepada mereka apa yang terjadi.

Selanjutnya, berikan kesempatan anak-anak menjelaskan dari sudut pandang dan pengalaman yang mereka alami. Ajak mereka melihat lebih kurangnya hal dari masalah tersebut.

Lalu, ajak mereka memikirkan sisi pandang yang berbeda dari permasalahan tadi sesuai dengan pemahamannya. Setelah itu, diskusikan konsekuensi dari hal yang ingin dilakukannya saat menghadapi masalah tersebut.

"Terakhir, ajak anak menyepakati mana hal yang dapat diterima oleh mereka dan kesepemahaman ini dapat membantu mereka memahami alasan di balik perbedaan yang ada (dengan orang tuanya)," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilot Susi Air Dibebaskan dari Penyanderaan, Ini Kata Susi Pudjiastuti

News
| Sabtu, 21 September 2024, 12:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Tempat-Tempat Wisata di Vietnam yang Jadi Favorit Wisatawan

Wisata
| Kamis, 19 September 2024, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement