Advertisement

Mampukah Radio Kembali Berjaya?

Sirojul Khafid
Minggu, 15 September 2024 - 07:27 WIB
Sunartono
Mampukah Radio Kembali Berjaya? Ilustrasi menonton siaran televisi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kemunculan berbagai media baru membuat radio tidak lagi menjadi pilihan utama. Namun ada prediksi beberapa tahun ke depan, radio akan menjadi pilihan yang populer.

Setiap 11 September, Indonesia memperingati Hari Radio Nasional. Dalam perjalanannya, radio memiliki peran penting sebagai media di masyarakat. Di awal-awal kemerdekaan Indonesia, radio menjadi media paling efektif mengabarkan momen penting itu ke seluruh daerah di Indonesia.

Advertisement

Meski sempat redup lantaran munculnya banyak media lain, beberapa orang memprediksi radio akan kembali berjalan. Salah satu prediksi itu muncul dari Pakar Komunikasi dari Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo. Dia mengatakan lima hingga sepuluh tahun kedepan, radio akan kembali menjadi media arus utama.

BACA JUGA : Siap-siap Lur, Berikut Daftar Lokasi Nobar Timnas Indonesia vs Australia di Jogja dan sekitarnya

“Saya rasa tidak sampai sepuluh tahun lagi, radio akan kembali berjaya menjadi media arus utama. Orang sudah lelah dengan visual, dan radio bisa didengarkan kapan saja,” katanya, beberapa waktu lalu.

Alat komunikasi yang sudah berusia 120 tahun itu banyak beradaptasi. Ditambah media arus utama saat ini terlalu banyak visualisasi, yang tidak jarang membuat orang jenuh. Visualisasi yang berlebihan, akan cenderung mengarah ke pembodohan. Visual yang terlalu berlebihan terlalu memanjakan audience-nya, yang tidak dibiarkan untuk berimajinasi. Hal tersebut tidak cocok dengan karakter Gen Z yang punya rasa ingin tahu tinggi dan imajinatif.

“Mendengarkan radio membuat orang cerdas, karena otaknya menjadi aktif berimajinasi. Istimewanya, bisa dinikmati tanpa meninggalkan aktivitas rutin seperti sambil bekerja, masak, belajar dan lain lain. Jadi pendengar radio itu rata-rata orang cerdas, kritis dan tidak mudah kena hoax,” kata Suko.

Radio, menurut Suko, harus tetap concern pada kekuatan imajinatif. Sehingga radio harusnya tetap berpegang pada “didengar bukan dilihat”. Sementara saat ini banyak media yang beralih ke konvergensi digital termasuk merambah ke sisi visual. “Radio tidak perlu dilihat. [Akan mematikan dramatisasi] betul, konsep itu yang seharusnya dipertahankan,” katanya.

Jutaan Orang

Pendengar radio di seluruh Indonesia masih mencapai puluhan juta orang. Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Ismail, mengatakan masih banyak masyarakat Indonesia yang bergantung pada siaran radio. Jumlahnya mencapai 37% atau sekitar 57 juta orang.

Meskipun dari segi pemanfaatan tertinggal dari internet, namun peran radio diperkirakan tidak akan mati. Posisi radio bahkan akan mengisi wilayah-wilayah yang tidak terjangkau internet. “Pada saat internet tidak bisa diakses, maka peran radio dan TV jadi pengganti. Tidak hanya pelosok tapi juga di kota besar. Bahkan, di kota radio masih menjadi media pendengar saat bertransportasi. Industri radio masih menjadi industri bertumbuh,” kata Ismail.

Anggota KPI Pusat, Aliyah, mengatakan radio swasta di Indonesia berjumlah 1.553. Sementara radio publik 140 dan radio komunitas sebanyak 188. Menjelang Pilkada ke depan, radio bisa sangat strategis, terutama dalam menjaga integritas dan persatuan bangsa.

Melalui siarannya, radio diharapkan menjadi media penyeimbang, penjernih sekaligus penyejuk saat ajang Pilkada mendatang. Sehingga radio harus bersikap adil dan proporsional bagi seluruh kontestan, baik beriklan maupun dalam pemberitaan. 

Jangkauan yang masih luas juga bisa bermanfaat dalam upaya literasi. “Literasi ini mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan penyiaran nasional kita. Jangan sampai siaran tidak berimbang dan buruk dampaknya. Konten positif dan sehat yang selalu kita gaungkan,” kata Aliyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal 88 Tas Mewah, Sandra Dewi: Hasil Endorse bukan dari Korupsi Timah

News
| Kamis, 10 Oktober 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Bikin Seru Staycation Anda di Oktofest Super Sale Hotel Grand Rohan Jogja

Wisata
| Senin, 07 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement