Advertisement

Gemar Konsumsi Vitamin? Awas, Ini Bahayanya Jika Overdosis

Arief Junianto
Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:17 WIB
Arief Junianto
Gemar Konsumsi Vitamin? Awas, Ini Bahayanya Jika Overdosis Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Siapapun pasti setuju bahwa mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin setiap hari baik untuk kesehatan. Tetapi siapa yang menyangka ternyata asupan nutrisi itu juga tidak berdampak baik bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi berlebihan.

Dilansir dari WebMD dan Mount Sinai Hospital, Kamis (15/8/2024), Anda tidak akan kelebihan vitamin dari nutrisi makanan saja. Maka, yang harus Anda waspadai adalah jumlah suplemen vitamin yang Anda konsumsi.

Advertisement

Mengutip ilmuwan suplemen diet Johanna Dwyer, pastikan Anda mengonsumsi suplemen sesuai daily value atau batas nutrisi yang perlu dikonsumsi manusia demi kesehatan optimal. 

Daily value dapat Anda lihat di label kemasan suplemen. Bahan apapun dalam suplemen vitamin dapat menjadi beracun ketika dikonsumsi secara berlebihan.

Ketika Anda mulai merasakan gejala-gejala ringan, segera hentikan konsumsi suplemen. Umumnya, efek samping akan menghilang dalam waktu beberapa minggu. Biasanya, yang menyebabkan risiko terparah adalah suplemen zat besi, kalsium, asam folat, vitamin D, dan vitamin A. 

Berikut gejala dan risiko terlalu banyak mengonsumsi vitamin:

Zat Besi

Ketika Anda mengalami overdosis zat besi, gejalanya antara lain muntah, diare berdarah, merasa lemah. Anda juga bisa mengalami konstipasi dan/atau pendarahan internal di bagian usus.

Jika terjadi dalam waktu yang lama, dapat terjadi penurunan berat badan yang cukup ekstrim. Jika overdosis termasuk parah, Anda bisa memasuki koma, darah rendah, masalah organ tubuh, hingga kematian.

Kalsium

Dosis maksimal kalsium per harinya adalah 1.500 mg untuk orang dewasa. Lebih dari itu, Anda bisa mengalami kelebihan asupan kalsium atau hypercalcemia. Gejalanya antara lain sakit perut yang hebat, muntah-muntah, sering buang air kecil, sakit kepala, sakit tulang, dan merasa lemah.

Bahkan, dalam jangka panjangnya, Anda dapat mengalami gagal ginjal, masalah jantung, dan masalah ingatan.

Asam folat

Asam folat biasanya ditemukan sebagai nutrisi tambahan di produk padi, gandum, dan sereal. Biasanya, asam folat ditambahkan dalam makanan ibu hamil untuk mencegah disabilitas bayi.

BACA JUGA: Demi Lovato Dilarikan ke Rumah Sakit karena Overdosis

Namun, terlalu banyak asam folat–batas maksimumnya 1.000 mg per hari untuk dewasa–dapat menyebabkan beberapa komplikasi.  Yang pertama adalah “menyembunyikan” gejala kekurangan vitamin B12. Di saat yang sama, kelebihan asam folat bisa saja memperparah keadaan kekurangan vitamin B12. Selain itu, asam folat dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko kanker rektum dan usus besar. 

Vitamin D

Batas aman konsumsi vitamin D per harinya adalah 4.000 IU (unit internasional). Overdosis vitamin D jarang terjadi, tetapi jika ya, efek sampingnya bisa parah. Selain itu, dikatakan bahwa kelebihan vitamin D juga meningkatkan jumlah kalsium dalam tubuh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jumlah kalsium yang terlalu tinggi dapat menyebabkan komplikasi yang buruk. 

Vitamin A

Gejala kelebihan vitamin A antara lain kulit kering, sakit kepala, dan mual. Tekanan darah akan menjadi cukup tinggi. 

Namun, pada kasus dengan konsumsi vitamin A yang ekstrem, Anda dapat saja terjangkit penyakit serius, di antaranya, konsumsi vitamin A berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati, tulang, kulit, dan sistem saraf yang tidak bisa kembali seperti semula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal Serangan Udara Israel ke Suriah, AS Bantah Terlibat

News
| Rabu, 16 Juli 2025, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat

Wisata
| Selasa, 15 Juli 2025, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement