Advertisement

Memahami dan Mengikuti Jam Biologis Tubuh

Sirojul Khafid
Rabu, 14 Agustus 2024 - 12:57 WIB
Sunartono
Memahami dan Mengikuti Jam Biologis Tubuh Ilustrasi DNA. Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Berkegiatan sesuai jam biologis tubuh berpotensi memaksimalkan segala urusan. Hal tersebut juga bisa membantu menjaga kesehatan tubuh.

Apabila seseorang terbiasa bangun pagi, kemudian selama beberapa hari bangun lebih siang, kemungkinan dia sulit berkonsentrasi sepanjang hari. Kondisi ini terjadi karena aktivitas orang tersebut tidak mengikuti jadwal atau jam biologis tubuh. Sehingga cukup penting menempatkan jenis kegiatan sesuai jam biologis tubuh.

Advertisement

BACA JUGA : Angka Kematian Ibu di Bantul Capai 6 Kasus dalam 7 Bulan Terakhir, Ini Penyebabnya

Menurut dokter dari Universitas La Tansa Mashiro, Banten, Nurul Fajriah Afiatunnisa, jam biologis tubuh atau ritme sirkadian merupakan mekanisme pengaturan waktu dalam tubuh yang bekerja secara otomatis. Berdasarkan National Institute of Health, jam alami pada tubuh berpengaruh pada segala perubahan pada aktivitas fisik, mental, dan perilaku manusia dalam siklus 24 jam.

Di samping pengaturan ritme tubuh berdasarkan faktor alami seperti saraf suprachiasmatic (SCN) pada otak, siklus tubuh juga terpengaruh oleh kondisi cahaya di lingkungan sekitar. “Ritme sirkadian memiliki peran penting dalam menentukan siklus tidur, produksi hormon, suhu tubuh, dan berbagai fungsi tubuh lainnya. Setiap organ tubuh mempunyai jadwal masing-masing untuk bekerja lebih maksimal atau beristirahat. Memahami ritme tubuh akan membantu meningkatkan kinerja Anda sehari-hari,” kata Nurul.

Sebagai catatan, jam biologis tubuh setiap orang bisa saja berbeda. Sebagian orang mengalami puncak energi pada pagi hari, sedangkan yang lainnya akan lebih aktif pada jam-jam berikutnya. Contohnya dalam hal tidur, ritme sirkadian berperan penting. Waktu tidur terbaik antara jam 09.00 hingga 03.00.

BACA JUGA : Sejumlah Bakteri Disebut Mematikan, Ilmuwan pun Gentar

Meski yang perlu kita ingat, pola tidur dan lainnya terpengaruh oleh usia, tingkat aktivitas, dan jadwal kegiatan juga berpengaruh pada siklus ini. Studi dalam Journal of Clinical Medicine (2018) menyebutkan bahwa bayi baru lahir menghabiskan 16–17 jam per hari untuk tidur. Jumlah ini berkurang menjadi 14–15 jam saat bayi berusia 16 minggu.

“Pola tidur malam belum terbentuk hingga usia 12–16 minggu. Di sinilah tugas orang tua untuk mengenalkan pola siang dan malam dengan cara mengondisikan ruang tidur bayi,” katanya.

Pengganggu Jam Biologis

Meski manusia bisa mengatur ritme tubuh, ada banyak kondisi yang berpotensi merusaknya. Ritme tubuh bisa terganggu apabila terjadi perubahan zona waktu yang cukup drastis (jet lag), jadwal kerja (shift) yang tak menentu, gaya hidup, serta masalah pencahayaan alami berisiko menyebabkan jam biologis seseorang menjadi kacau.

Seperti halnya gangguan lain, jam biologis yang tidak wajar pun dapat menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa contoh gangguan seperti obesitas, diabetes tipe 2, insomnia, depresi, dan gangguan bipolar.

Jam biologis yang berantakan juga bisa berdampak buruk bagi daya tahan tubuh. Hal ini karena produksi protein yang dibutuhkan oleh sistem imun menjadi tidak selaras. Maka dari itu, setiap orang perlu mengusahakan menepati jadwal yang sudah diatur secara alami oleh jam biologis tubuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patwal untuk Utusan Khusus Presiden Diminta Ditinjau Ulang

News
| Rabu, 15 Januari 2025, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025

Wisata
| Selasa, 07 Januari 2025, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement