Advertisement

Promo November

Olahraga Malam Bantu Orang dengan Obesitas Turunkan Berat Badan hingga Berbagai Manfaat Ini

Mutiara Nabila
Sabtu, 01 Juni 2024 - 21:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Olahraga Malam Bantu Orang dengan Obesitas Turunkan Berat Badan hingga Berbagai Manfaat Ini Obesitas / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Olahraga ringan saat malam hari dapat membantu penderita obesitas menurunkan berat badan hingga mengurangi risiko kematian dini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menganggap obesitas sebagai epidemi global dan menyebutnya sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mencolok, tetapi paling diabaikan saat ini.

Advertisement

Secara global, satu dari delapan orang hidup dengan obesitas pada 2022. Pada tahun tersebut, 2,5 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan, dan 890 juta di antaranya hidup dengan obesitas. Selain itu, lebih dari 390 juta anak dan remaja usia 5–19 tahun mengalami kelebihan berat badan, begitu pula 37 juta anak di bawah usia 5 tahun.

WHO juga mengakui obesitas sebagai penyakit kronis yang tidak hanya mengganggu kesehatan tetapi juga menghambat kualitas hidup. Hal ini disertai dengan peningkatan risiko berbagai masalah medis, mulai dari stroke dan kanker tertentu hingga gangguan neurologis dan penyakit pernapasan kronis.

Mengutip Fortune, menurut penelitian terbaru di Australia, olahraga bukanlah satu-satunya solusi terhadap krisis obesitas. Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang yang dapat merencanakan aktivitas mereka pada waktu-waktu tertentu dalam sehari mungkin dapat mengimbangi beberapa risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada orang obesitas.

Baca Juga

Obesitas Tak Hanya Memicu Penyakit Jantung tetapi juga Penyakit Lain!

Penderita Obesitas Tak Disarankan Olahraga Lari, Ini Alasannya

Kenali Jenis-Jenis Obesitas Agar Tahu Cara Penanganannya

Menurut sebuah penelitian baru di Charles Perkins Centre di Universitas Sydney menemukan partisipan yang melakukan sebagian besar aktivitas aerobik sedang hingga kuat pada pukul 18.00–23.59 memiliki potensi menurunkan risiko kematian dini, penyakit kardiovaskular, dan penyakit mikrovaskuler.  Penelitian di Australia ini bersifat observasional, yang menganalisis data hampir 30.000 orang dari UK Biobank yang memiliki indeks massa tubuh minimal 30, yang dianggap mengalami obesitas. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.000 juga menderita diabetes tipe 2. Semuanya berusia di atas 40 tahun, dengan usia rata-rata 62 tahun. Kelompok ini terdiri dari 53% perempuan.

Loretta DiPietro, PhD, seorang profesor di Departemen Ilmu Latihan dan Nutrisi di George  Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken Universitas Washington menjelaskan, Insulin, hormon yang membantu tubuh menggunakan glukosa, atau gula, untuk energi, adalah kunci mengapa aktivitas fisik di malam hari sangat bermanfaat.  Insulin diproduksi di pankreas, organ yang biasanya membutuhkan bantuan di penghujung hari.

Seiring bertambahnya usia, sel beta pankreas menjadi tua, sekresi insulin terhambat dan sedikit tertunda. Hal ini semakin sering terjadi seiring berjalannya waktu.  Oleh karena itu, dengan olahraga malam, kontraksi otot dengan sendirinya akan membantu membersihkan glukosa dari darah. Orang-orang cenderung makan porsi terbesar mereka di malam hari, saat mereka juga paling tidak aktif, kata DiPietro.  

Artinya, mereka akan tidur dengan kadar glukosa tinggi (hiperglikemia), sehingga meningkatkan hemoglobin A1C, yaitu ukuran gula darah rata-rata selama tiga bulan terakhir. Hiperglikemia menyebabkan banyak kerusakan, pertama peradangan dan kemudian kerusakan pembuluh darah di sistem mikrovaskuler. Khususnya pada orang-orang rentan dengan obesitas dan diabetes, olahraga malam hari benar-benar dapat menurunkan risiko kematian dan penyakit mikrovaskuler.  

Meskipun DiPietro tidak terlibat dalam penelitian di Australia, dia ikut menulis penelitian Diabetes Care pada 2013 yang menunjukkan bahwa untuk orang lanjut usia yang mengalami obesitas dan berisiko mengalami gangguan toleransi glukosa, berjalan kaki 15 menit 30 menit setelah makan sama efektifnya dengan berjalan kaki 45 menit di pagi hari dalam meningkatkan kontrol glikemik. 

Terlebih lagi, temuannya menunjukkan bahwa jalan-jalan setelah makan malam adalah yang paling bermanfaat.

Namun, DiPietro menegaskan bahwa jika Anda lebih suka berolahraga berat di malam hari, usahakan untuk tidak melakukannya menjelang waktu tidur. Penelitian sebelumnya menunjukkan olahraga malam hari dapat mengganggu jam internal tubuh sehingga membuat Anda lebih sulit tertidur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kapuspen TNI Bantah Tersangka Ivan Sugianto Dibekingi Perwira TNI

News
| Sabtu, 16 November 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Yogyakarta Marriott Hotel Ajak Tamu Nikmati Keajaiban Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Wisata
| Kamis, 14 November 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement