Advertisement

Akupuntur Bisa Jadi Sarana Alternatif Turunkan Resiko Hipoglikemik pada Penderita Diabetes

Newswire
Senin, 27 Mei 2024 - 08:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Akupuntur Bisa Jadi Sarana Alternatif Turunkan Resiko Hipoglikemik pada Penderita Diabetes Ilustrasi akupuntur. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Akupuntur dapat menjadi sarana alternatif untuk menurunkan risiko hipoglikemik yang menjadi faktor utama diabetes.

Dokter spesialis akupuntur dr. Aswadi Ibrahim mengatakan jika faktor risiko lebih dini dieliminasi, maka akan semakin mudah mengobati diabetes-nya dibandingkan ketika sudah mengalami komplikasi.

BACA JUGA: Laki-laki Lebih Beresiko Terkena Komplikasi Diabetes, Ini Penjelasannya

Advertisement

Maka, akupuntur bisa dimanfaatkan mengontrol nafsu makan, menurunkan berat badan, atau menahan agar tidak cepat lapar.

“Misalnya obesitas menangani nafsu makan, lemak, lambung, yang menjadi faktor risiko hiperglikemi,” katanya dalam diskusi mengenai akupuntur sebagai terapi komplementari diabetes yang diikuti secara daring di Jakarta, Minggu (26/5/2024).

Dokter yang praktik di RS Primaya Makassar ini mengatakan hiperglikemia tidak terjadi karena gula darah yang naik, karena banyak faktor risiko yang meilbatkan kontribusi berbagai organ. Hiperglikemi bisa terjadi karena otak memerintahkan nafsu makan naik, dan aktivitas simpatis yang berhubungan dengan psikis seperti tekanan atau stres.

“Sebenarnya ini bisa di kontrol, gula darah tinggi pencetus diabetes bisa sangat dicegah tapi kebanyakan orang tidak menyadari bahwa simpatis kita sangat tinggi sedangkan dopaminnya rendah, ini yang mungkin mudah untuk cemas stres,” kata Aswadi.

Saat gula darah naik, penyerapan glukosa di lambung menjadi tinggi, lalu ada hormon inkretin yang dilepaskan ketika makan untuk memicu tubuh mengeluarkan insulin. Namun pada orang dengan hiperglikemia, hormon tersebut tidak bekerja baik sehingga produksi insulin akan berkurang untuk menurunkan gula darah.

Resistensi insulin inilah yang dapat membuat gula dalam darah tidak bisa terserap otot dan gula menjadi tinggi, glukosa membuat lemak menjadi bebas dan menyebabkan terjadinya hipolistis.

Dengan akupuntur, hal tersebut dapat dicegah, namun modalitas akupuntur tidak bisa berdiri sendiri. Akupuntur merupakan sekelompok pengobatan yang di dalamnya termasuk juga herbal, pengaturan pola makan, latihan fisik (exercise) dan pijat. Penggabungan akupuntur dan herbal juga tidak membuat gula darah penderita diabetes menjadi turun secara drastis hingga menyebabkan hipoglikemi, sehingga aman untuk di kombinasikan.

Aswadi mengatakan akupuntur hanya memberikan stimulasi ke tubuh dan tubuh akan memberikan sinyal kembali, makanan akan lambat diserap sehingga kenaikan gula darah tidak akan terlalu cepat.

“Akupuntur adalah pengobatan nonfarmakologi, di sini juga akan meregulasi emosional terapi juga psikis, sehingga ada perbaikan kondisi diabetes bisa lebih baik, ketika akupuntur dilakukan bersama herbal tidak menurunkan gula darah orang diabetes sama sekali secara tiba-tiba, jadi aman,” tambahnya.

Ia menjelaskan menambah akupuntur bagi pasien diabetes yang mendapat terapi farmakologis atau pengobatan konvensional dapat berkontribusi pada peningkatan kontrol glikemik dan optimalisasi dosis farmakologis sehingga dosis pengobatan dapat diturunkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPAI Menduga Kematian Afif Maulana Akibat Disiksa Polisi

News
| Kamis, 04 Juli 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Harga Tiket Masuk Museum Benteng Vredeburg dan Jam Buka

Wisata
| Sabtu, 29 Juni 2024, 16:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement